KUPANG, bisniswisata.co.id: Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT), prihatin keberadaan kapal wisata yang melayani wisatawan menuju kawasan wisata Komodo Pulau Flores, tanpa dilengkapi fasilitas keamanan berupa baju pelampung. Padahal, persyaratan utama kapal wisata wajib dilengkapi pelampung demi menjaga keselamatan wisatawan.
“Kami selalu menemukan kapal wisata yang membawa wisatawan ke Pulau Komodo, tanpa dilengkapi fasilitas baju pelampung. Ini kan memprihatinkan karena tidak mengindahkan keselamatan penumpang, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” lontar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Nusa Tenggara Timur (Asita NTT), Abed Frans, di Kupang.
Baju pelampung, samgung Frans, merupakan standar keselamatan dalam transportasi laut. Apalagi saat ini Taman Nasional Komodo sudah menjadi destinasi wisata yang mendunia dan dikunjungi wisatawan mancanegara. Umumnya, wisatawan asing itu sangat concern terhadap keselamatan.
Jika masalah ini tidak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak yang berkompeten, dikhawatirkan bisa mengganggu kunjungan turis asing hanya gara-gara faktor keselamatan tidak mendapat perhatian serius. Juga bila terjadi hal yang tidak diinginkan, turis asing bisa komplain. Dan kondisi ini sangat merugikan bagi pariwisata Komodo di kemudian hari.
Terkait kondisi itu, Ketua Asita NTT mendesak agar otoritas di Labuan Bajo, Kabupetan Manggarai Barat, untuk melakukan sidak ke ratusan kapal wisata yang beroperasi di sana. “Catatan kami, kapal wisata yang beroperasi mencapai 300 unit, semuanya harus dipastikan aman, harus ada pelampungnya dan keselamatan lainnya,” paparnya.
Seperti dilansir laman Antara, Sabtu (03/03/2018), Taman Nasional Komodo terus giat membenahi kawasannya, terutama setelah kawasan ini terpilih menjadi destinasi wisata tambahan bagi delegasi Pertemuan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
Selain membuat zona kunjungan demi kelestarian kawanan komodo dan alam sekitarnya, pemerintah di sana juga mulai menyiapkan segala fasilitas dan layanan untuk memudahkan tamu.
Diperkirakan, ribuan orang yang ikut pertemuan dunia itu akan berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Jumlah tersebut belum ditambah dengan ribuan turis domestik dan mancanegara yang datang menghabiskan momen liburan akhir tahun. “Mereka merupakan tamu-tamu kelas VVIP, sehingga kita harus pastikan siap memberi fasilitas dan layanan terbaik, terutama aspek keselamatannya,” sambungnya.
Selain Bali dan NTT, pemerintah dan Bank Indonesia menyiapkan empat destinasi wisata lain, yakni; Nusa Tenggara Barat, Danau Toba, Candi Borobudur dan Banyuwangi. Destinasi wisata di luar Bali memang dioptimalkan untuk menambah ragam wisata bagi belasan ribu anggota delegasi dari 189 negara.
Slot penerbangan, akses transportasi darat dan laut juga akan ditambah untuk menambah konektivitas saat rangkaian pertemuan berlangsung. “Penambahan destinasi membuat manfaat sektor pariwisata tak hanya dirasakan Bali, tapi juga daerah lainnya,” ujar Peter sambil menambahkan jumlah destinasi bisa saja ditambah, mengingat rangkaian acara pertemuan tahunan berlangsung sepanjang tahun ini.
(NDHYQ)