Tips Mudik agar tak Mabuk Perjalanan

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menjelang Idul Fitri, Ibu Kota Jakarta semakin ditinggalkan para penghuninya pulang kampung alias mudik. Tak ayal kegiatan ini menjadi momen seru para perantau. Namun perjalanan yang menempuh jarak ratusan kilometer rasanya perlu persiapan matang agar tidak mengalami mabuk perjalanan.

Dilansir dari theguardian, Rabu (29/05/2019) ada tips untuk menghindari mabuk perjalanan. Antara lain:

#. Hindari pemicu

Jangan bepergian dengan pesawat kecil. Pesawat kecil goncangannya lebih buruk dibandingkan yang berukuran besar. Jika Anda berada di atas kapal, duduklah di tengah, di mana ada sedikit gerakan. Di dalam mobil, pilihlah didekat supir karena tempat terburuk adalah di kursi belakang. Di bagian ini lebih sulit untuk melihat keluar jendela. Sayangnya, ini adalah tempat anak-anak biasanya duduk. “Orang-orang paling rentan terhadap penyakit perjalanan dari usia 8-12 tahun. Orang dewasa yang menderita migrain juga lebih rentan” kata John Golding, seorang profesor psikologi terapan di University of Westminster.

#. Jaga mata
Penjelasan terbaik untuk mabuk perjalanan adalah teori konflik sensorik. Teori ini tentang menempatkannya pada ketidakcocokan antara apa yang dilihat mata Anda dan informasi tentang gerakan yang terdeteksi telinga bagian dalam Anda. “Jika Anda bisa mendapatkan pandangan dari luar dan referensi cakrawala, itu membantu,” kata Golding.

#. Jangan Lihat Ponsel

Jangan membaca atau melihat telepon, cobalah untuk tetap tenang. “Melakukan percakapan bisa saja tidak membantu, karena ketika kita berbicara, kita hampir selalu menggerakkan kepala kita sebagai bagian dari itu,” kata Louisa Murdin, seorang konsultan dalam bidang audio vestibular di trust NHS milik Guy dan St Thomas.

#. Jauhi Nikotin

Nikotin juga cenderung membuat mabuk perjalanan menjadi lebih buruk, sama seperti makan besar atau minum alkohol sebelum bepergian. Sementara itu menurut studi mendengarkan musik bisa menjadi cara terbaik.

#. Jelajahi langkah pengobatan

Bisa gunakan obat-obatan bebas mengandung hyoscine, seperti antihistamin. Tapi obat ini menyebabkan penglihatan kabur dan kantuk. Obat cinnarizine, ditemukan dalam obat mabuk perjalanan juga miliki lebih sedikit efek samping. Ambil sekitar 2 jam sebelum bepergian karena setelah mulai merasa sakit, obat tidak berguna. Tubuh Anda akan menghentikan isi perut bergerak lebih jauh ke dalam usus, yang berarti obat tidak akan diserap dengan benar. Memakan jahe rupanya tidak begitu kuat untuk menghilangkan mabuk, juga dengan gelang yang mengklaim untuk mencegah mabuk perjalanan melalui akupresur pun sama sekali tak membuktikan kemunjurannya.

#. Awali nafas
Pernapasan terkendali atau menarik nafas sama efektifnya dengan obat. “Jika Anda berkonsentrasi pada pernapasan, teratur dan konsisten, itu bisa menghambat muntah,” kata Golding.

#. Pembiasaan
Strategi jangka panjang yang paling efektif adalah yang digunakan militer, yakni pembiasaan.”Jika Anda terbiasa duduk di belakang mobil, jadi Anda tidak lagi mabuk mobil, itu tidak selalu melindungi Anda dari mabuk laut.” kata Golding.

#. Tidur, Obat Paling Mujarab

Pakar keselamatan berkendara sepakat pengendara harus beristirahat setiap empat jam mengemudi. Bahkan disarankan untuk tidur minimal 30 menit agar kondisi badan kembali prima. Kenyataannya memiliki kualitas tidur yang baik tidaklah mudah, apalagi dalam kondisi seperti mudik Lebaran. Meski badan dan mata sudah kantuk, bukan berarti seseorang bisa tidur pulas apalagi hanya sebentar. Tidur itu penting. bahkan menjadi obat paling mujarab saat menempuh perjalanan.Karena itu jangan lupa bekali diri dengan ear plug (penutup kuping) dan pakai penutup mata. Karena kalau siang intensitas cahaya begitu tinggi, belum lagi suara kendaraan. (NDY)

Endy Poerwanto