JAKARTA, bisniswisata.co.id: Radio Republik Indonesia ( RRI) Program Pro I di kanal 91,2 FM membahas tema Tetap Happy di Rumah Meski Tidak Bisa Traveling dengan nara sumber Hilda Ansariah Sabri, Ketua Departemen Pariwisata Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) Pusat dipandu penyiar RRI, Riska, hari ini.
“Meski harus bekerja di rumah ( Work From Home) akibat wabah Covid-19, bukan berarti harus kehilangan kebahagian karena tidak bisa keluar dari rumah. Banyak sisi positifnya dengan mematuhi anjuran social distancing dan mengikuti prosedur menghindari wabah virus yang mendunia,” ungkap Hilda.
Bagi para pekerja kantoran dan kalangan profesional berstatus single justru memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor dari rumah dengan waktu yang fleksibel karena bisa hemat waktu, biaya transportasi, biaya makan dan lebih hemat energi sehingga sisa waktu bisa untuk melakukan hobi yang bisa dilakukan di rumah.
Memang mereka yang biasa jadi orang kantoran kerap wisata kuliner di jam makan siang bersama rekan kerja. Saat harus berada di rumah juga bisa untuk berekspresi dengan membuat masakan sendiri maupun kue dengan panduan di YouTube dan media sosial lainnya.
” Semua panduan secara digital tersedia dan mudah sekali karena buat kue juga dijamin anti gagal. Intinya kreatif dan lakukan perencanaan yang baik. Buat orangtua yang tidak biasa membimbing pelajaran ada aplikasi gratis Ruangguru, yang tidak ada panduan kegiatan bersama anak di rumah ada Klub Oase, inspirasi kegiatan belajar di rumah dengan anak-anak,” jelasnya.
Jadi bagi mereka yang sudah berumahtangga dan memiliki tanggungjawab anak, istri dan anggota keluarga besar lainnya saatnya bonding menghabiskan waktu dengan keluarga dengan membuat aktivitas bersama,” kata Hilda yang juga Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi www.bisniswisata.co.id.
Dia menilai orangtua harus memahami dulu bagaimana penularan virus Covid-19 yang tak lazim dan menjelaskan pada anak-anak secara sederhana sehingga seisi rumah timbul kesadaran dari dalam diri untuk mendukung pemerintah.
Untuk bonding dan menciptakan rumah serasa traveling, orangtua harus terlibat langsung melatih kebiasaan di rumah dengan suasana yang riang seperti membereskan kamar, membuat sarapan dan mencuci mobil bersama.
Membereskan kamar atau membersihkan mobil bisa pendekatannya dengan perang bantal di tempat tidur atau main perang-perangan siram-siraman air di garasi. Tapi kemudian anak diajarkan membereskan kamar dan cara pasang seprei. Di Garasi, mobil mengkilat karena ada keterlibatan anak ikut membersihkan.
Menanggapi pertanyaan para pendengar radio mengenai tur virtual mengatasi rasa bosan bagi penggemar traveling. Hilda menganjurkan untuk mencoba aplikasi Street View di Google, melihat channel TV tentang traveling, kuliner dan vlog-vlog perjalanan di YouTube dan media lainnya.
“Portal berita wisata ini juga memiliki program Explore yang sudah di edisi ke 11 mengajak jalan-jalan. Jadi semuanya harus balance buka medsos jangan untuk browsing soal wabah Covid 19 melulu karena sekarang sudah banyak yang ‘merasa” terpapar penyakit itu padahal sehat walafiat cuma terserang ketakutan atau psikomatik,”
Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik. ” Insya Allah untuk umat beragama terutama Islam, berwudhu lima kali sehari dan kerap cuci tangan pakai sabun sudah cukup,” kata Hilda.
Menurut dia, keinginan untuk keluar rumah apalagi tetap traveling di saat ini sama saja menjerumuskan diri sebagai pembawa ( carrier) virus. Apalagi Indonesia hari ini yang sudah positif Corona 1046 orang, 87 orang wafat dengan tingkat kematian 8,3 % padahal di dunia dibawah 3%.
Organisasi Badan Pariwisata Dunia dan Asosiasi Perusahaan Travel dan Tourism seperti WTTC, PATA sudah mengkampanyekan tagar #Stay at home. #Traveling Tomorrow. Industri pariwisata di seluruh dunia sangat terpukul dengan kerugian setara Rp 106,5 triliun dan ancaman 50 juta orang kehilangan pekerjaan.
“Patuhilah anjuran social distancing karena ancaman kehilangan pekerjaan di industri wisata sebanyak 30 juta orang diantaranya adalah di Asia termasuk Indonesia. Sulit menerapkan karena kita banyak yang pekerja harian, penghasilan hari ini untuk makan hari ini. Sekarang di Jakarta dan kota-kota lainnya banyak yang sudah tidak bisa makan 3 x sehari,” kata Hilda.
Generasi Milenial ( Gen Y) dan Gen Z yang suka traveling bisa menyusun rencana perjalanan berikutnya dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT agar wabah ini cepat berlalu. Bali, Banyuwangi, Malang, Jogjakarta yang banyak memiliki obyek wisata baru patut dijadwalkan untuk dikunjungi setelah wabah hilang.
Pihaknya berharap parenting di saat di rumah agar membangun kebiasaan berinisiatif dan mewujudkan ide-ide yang menarik. Hal ini bisa diterapkan mulai dari tingkat anak-anak hingga orang dewasa karena disinilah kelemahan pendidikan di Indonesia, tidak berani wujudkan ide.
” Latih otak kanan juga dong dengan menulis, membuat puisi, buat Folksong di dalam rumah atau Tiktok di jaman digital ini. Bisa buat kerajinan tangan, latihan line dance dan olahraga di halaman bersama. Semuanya ada tutorialnya di internet,” kata Hilda.
Dia berterima kasih Programa Satu Radio Republik Indonesia (Pro 1 RRI) konsisten dengan menyajikan Informasi mengenai pariwisata, budaya, hiburan dan religi yang dipancarkan melalui 84 stasiun Programa 1 RRI di seluruh Indonesia dan menyajikan lagu hiburan bergenre pop, klasik, country, dan nostalgia.
Ratih sebagai pengelola menjelaskan Programa 1 adalah salah satu dari 4 kanal utama Radio Republik Indonesia. Kanal ini merupakan pusat pemberdayaan masyarakat Indonesia dan kanal inspirasi yang tersebar di seluruh jaringan RRI.