JAKARTA, bisniswisata.co.id: Di tengah gempita sepakbola Piala Dunia di Rusia dan Pilkada serentak di tanah air, diam-diam Teater Tanah Air meraih gelar sebagai teater anak terbaik di “15th World Festival of Children’s Theatre”, berlangsung pekan lalu di Lingen (Ems) Jerman. Teater Tanah Air menampilkan cerita yang sesuai tema festival: Children Move The World.
Teater Tanah Air yang membawakan lakon berjudul “Help”, mampu memukau semua dewan juri dan penonton. Bahkan koran setempat menuliskan berita seperti ini terjemahannya “Cerita ttg org baik dan org jahat. Pertunjukannya colorful, penuh dgn tawa, bulan melambangkan kedamaian, well-practiced, yang baik happy dan yang jahat sebaliknya.
Anak –anak menang dari orang jahat berkat bantuan penonton yg melempar pesawat kertas. Mereka membawa bendera Jerman dan menyanyikan lagu nasional Jerman. Orang-orang mengerti cerita mereka tentang perdamaian dan kebahagiaan dengan color Spectacle HELP! A Visual Theatre Performance,”
Pimpinan Teater tanah Air, Jose Riza Manua menjelaskan raihan gelar yang terbaik dalam festival ini menunjukkan bahwa teater jika ditekuni dengan serius talenta-talenta berbakat ternyata bisa mendunia.
“Bagi teater tanah air, menjadi yang terbaik bukanlah menjadi tujuan utama. Tapi menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki bakat-bakat besar dalam bidang teater itu yang paling penting. Selain menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak-anak yang jadi pemain. Kita mungkin kalah dalam olah tehnologi tapi unggul dalam olah rasa” kata Jose seperti dilansir laman Industry, Senin (02/07/2018).
Menjadi yang terbaik dalam festival teater tingkat dunia, bukanlah yang pertama bagi Teater Tanah Air. Beberapa Festival Teater yang pernah diikuti antaranya, “10Th World Festival of Children’s Theatre di Moscow- Russia, yang berlangsung tanggal 17 – 25 Juli 2008. Lalu “9Th World Festival of Children’s Theatre” di Lingen (Ems)- Germany, tahun 2006.
Juga pernah mengikuti Festival Teater Anak-anak se- Asia-Pacific (“The Asia Pacific Of Children Theatre”, Tayamaken takaoka Bunka Hall – Tayama Japan, 5 August 2004) di Jepang.
Dari berbagai festival teater anak-anak se- dunia yang diikuti, Teater Tanah Air melalui repertoar-repertoarnya dianggap telah membuka cakrawala baru dalam perkembangan teater anak-anak. Masyarakat Teater Anak-anak di Dunia menganggap bahwa Teater Anak-anak di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa baiknya, dengan segala inovasi-inovasinya yang segar.
Kenyataannya, kata Jose, tidak seperti yang mereka bayangkan. “Jumlah teater anak-anak di Indonesia masih bisa dihitung dengan jari. Dan kiprahnya hampir tidak ada yang mencuat kepermukaan. Keberadaan teater anak-anak di Indonesia, khususnya di Jakarta masih dianggap sebagai media hiburan semata.
Bukan sebagai media pendidikan untuk menempa kepribadian dan aktualitas diri. Itu sebabnya banyak orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya ke grup-grup (sanggar-sanggar) teater agar anaknya menjadi bintang sinetron atau bintang iklan,” kata Jose prihatin. (IND)