STOCKHOLM, bisniswisata.co.id: Memperkenalkan budaya asli Indonesia kepada dunia bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pementasan tari tradisional di luar negeri. Cara ini juga menjadi upaya untuk mendekatkan budaya lokal Tanah Air kepada para calon wisatawan asing agar mau berkunjung ke Indonesia. Promosi wisata inilah yang dilakukan Kedutaan Besar RI untuk Swedia.
Bertempat di Kungstrad Garden, Stockholm, Swedia, acara ini berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan mengusung tema “Kampung Indonesia”. Kemeriahan terasa saat warga ibu kota Swedia itu disuguhi beragam tarian khas Indonesia, salah satunya oleh anak-anak duta seni dan misi kebudayaan pelajar Boyolali.
Tak hanya satu, tetapi ada beberapa tarian yang mereka sajikan, yakni Kusuma Bangsa, Kolo Krido, Bedaya Temanten, Jaran Kepang, Gotong Royong, dan tari Topeng Ireng. Para penari tampak lincah seirama dengan lagu yang didendangkan.
Penampilan mereka begitu menarik perhatian karena make-up dan kostum yang dikenakan sangat mencolok dan penuh warna-warni. Alhasil momen tersebut membuat warga setempat terpesona.
Dubes Indonesia untuk Swedia Bagas Hapsoro mengatakan, pihaknya sudah lama mempersiapkan tarian Kusuma Bangsa yang dipersembahkan untuk melambangkan bakti terhadap negara. Persiapannya cukup lama karena harus menghubungi Pemprov Jawa Barat juga DI Yogyakarta
“Alhamdulillah Pemerintah Kabupaten Boyolali ikut menyemarakkan event ini. Jadi atas arahan Pak Bupati kami senang sekali,” ujar Bagas sambil menambahkan, acara kesenian seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan Swedia ke Indonesia.
Dia menilai event seperti ini merupakan kesempatan bagi industri travel, operator tur, dan maskapai penerbangan untuk bekerja sama. “Jadi ini mudah-mudahan bisa melancarkan hubungan atau lalu lintas turis tidak hanya dari Swedia, tapi juga dari Latvia,” ujar Dubes seperti dalam keterangan tertulis, Ahad (19/08/2018).
Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan, Festival Indonesia di Eropa ini merupakan event penting untuk menunjukkan budaya asli Indonesia, khususnya Boyolali. Keikutsertaan Boyolali pada festival kesenian bukan kali ini saja karena dalam enam tahun terakhir mereka selalu rutin ikut di beberapa negara.
“Kita sudah enam kali berturut-turut baik itu yang di Kanada, Amerika, Asia, Eropa. Dengan ini kita bisa memperkenalkan budaya tari ini ke seluruh penjuru dunia, dan sambutannya luar biasa. Tari tradisional Indonesia bisa diterima di mancanegara,” ujarnya.
Mengenai keikutsertaan pada penari remaja di acara promosi wisata itu, Seno mengatakan bahwa setiap tahunnya Pemkab Boyolali mengadakan audisi untuk mencari penari muda. Mereka yang lolos dilatih oleh kelompok budayawan di daerahnya.
Dengan memilih penari yang masih berusia muda, menurut dia, diharapkan saat dikirim ke luar negeri mereka akan melihat dunia luar sehingga cakrawala berpikir nya akan semakin luas.
Martin, warga Swedia yang menyaksikan gelaran tari di Kedubes RI di Swedia, mengatakan, pertunjukan yang disajikan para penari sangat baik dan berwarna. “Anak-anak kami menyukainya karena ini dapat membangun imajinasi dari para pemerannya,” katanya. (NDY)