JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism yang diterapkan industri perhotelan di Indonesia, terutama Bali perkembangannya semakin bagus. Ini menandakan sustainable tourism sudah bisa diterima wisatawan mancanegara, begitu juga sebaliknya industri perhotelan nasional mampu mengajak turis untuk berbuat hal yang positif terhadap lingkungan, masyarakat setempat, bahkan ekonomi.
“Saya yakin ke depannya Sustainable Tourism akan terus berkembang mengalami kemajuan, juga kesadaran menjaga lingkungan semakin tinggi dan kondisi seperti ini jelas sangat menggembiarakan bagi pariwisata Indonesia,” papar Founding Director of Magister Management (MM) Sustainability Universitas Trisakti Dr. Maria Nindita Radyati kepada Bisniswisata.co.id disela-sela acara Sustain Ability Fest “Padmamitra+ Awards 2019 di Jakarta, Rabu (25/09/2019).
Dijelaskan management hotel di Bali mampu menerapkan Sustainable Tourism dengan mengajak wisatawan yang menginap di hotel agar menghemat pemakaian air, penghematan penggunaan handuk, merokok di area yang telah ditetapkan serta menjaga kebersihan di lingkungan hotel.
“Nah ini yang didalam hotel. Di luar hotel, turis asing juga diajak untuk menanam pohon, mencintai satwa, menjaga lingkungan hingga melepas penyu ke lautan bebas. Ini sesuatu yang luar biasa dalam mengembangkan Sustainable Tourism. Saya mengharapan kondisi ini bisa ditiru hotel-hotel lainnya di luar Bali sehingga nama Indonesia dalam menerapkan Sustainable Tourism semakin tambah bagus,” lontarnya.
Menurutnya, membangun pariwisata berkelanjutan di Indonesia, tidak hanya melihat dari sektor ekonomi yang menjanjikan, tetapi pariwisata yang berdasarkan nilai-nilai leluhur bangsa, memperhatikan lingkungan. Juga pariwisata Indonesia bukan hanya sekedar “masyarakat untuk pariwisata”, tetapi “pariwisata untuk masyarakat”. Sehingga dalam hal ini, pariwisata berkelanjutan harus bisa berbicara tentang manfaat bagi masyarakat. Khusunya, masyarakat di desa yang memiliki ekonomi rendah, agar mereka juga bisa bisa menuai manfaat dari industri pariwisata.
“Secara konsptual kita ingin menggarisbawahi, pariwisata Indonesia jangan disamakan dengan yang lain-lain. Karena, kita memiliki pariwisata yang beradab sekaligus mewujudkan pariwisata dengan nilai-nilai yang luhur. Sehingga, pariwisata jadi berkat bagi masyarakat, dan ekonomi semakin maju,” ungkapnya.
Salah satunya adalah konsep dasar sustainable tourism yakni menempatkan lingkungan, sosial budaya, dan aspek ekonomi dalam garis yang seimbang. Manfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan pariwisata. Seperti memelihara proses ekologi, dan membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati.
Kemudian menghormati dan melestarikan warisan budaya yang telah meresap dalam nilai-nilai bangsa Indonesia. Dan yang terakhir adalah, memastikan perekonomian dan layanan sosial bagi masyarakat di Indonesia. Sehingga dapat berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan, sambungnya.
Kementrian Pariwisata kini serius menggarap pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) dengan kejasama UNWTO. Ada tiga kota di Indonesia yang akan menjadi proyek bersama yaitu Yogyakarta, Lombok, dan Wakatobi. Ketiga kota ini dipilih agar pengembangan pariwisata di Indonesia tidak hanya terfokus pada Bali dan Jakarta saja.
Penerapan ketiga kota wisata dalam Sustainable tourism ini, diharapkan adalah sebuah konsep pariwisata yang menguntungkan dari berbagai sisi, antara lain ekonomi, lingkungan dan sosial.
Kerjasama ini meliputi tiga tahap. Pertama, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan UNWTO akan bersama-sama menggarap kerangka kebijakan soal sustainable tourism. Hal ini dilakukan agar arah pengembangan pariwisata Indonesia ke depan tidak hanya terfokus pada sisi ekonomi saja. Pasalnya Pariwisata adalah industri yang menyeimbangkan aspek sosial dan ekonomi
Kedua, setelah kerangka kebijakan selesai dibuat, UNWTO akan melakukan observasi langsung di tiga destinasi wisata tersebut. Ketigar, setelah program ini selesai dikerjakan, pemerintah akan membentuk sebuah lembaga sertifikasi yang memiliki tugas khusus untuk memantau perkembangan sustainable tourism di sebuah destinasi wisata. Sebagai langkah awal, proyek bersama ini akan diawali di kota Yogyakarta.
Yogyakarta dipilih sebagai proyek pertama karena dianggap sesuai dengan nilai dari pengembangan sustainable tourism ke depan. Pengembangan kawasan Candi Borobudur, yang secara geografis letaknya berdekatan dengan Yogyakarta, juga candi-candi lain yang ada di Yogyakarta akan menjadi contoh tepat untuk membangun model pariwisata yang berkelanjutan. (end)