BANGKA BELITUNG, bisniswisata.co.id: Pariwisata Belitung kian diperhitungkan. Sejak film Laskar Pelangi booming, banyak wisatawan penasaran menyaksikan keindahan alam maupun wisata baharinya yang sangat menakjubkan. Bukan cuma Pantai Tanjung Kelayang sebagai lokasi shooting Laskar Pelangi, Belitung menyimpan banyak destinasi wisata lainnya. Salah satunya Desa Wisata Terong, Kecamatan Sijuk, Belitung.
Di desa wisata yang dulunya bekas tambang timah dan tak terawat, kini menjadi desa wisata yang dilengkapi taman di tepi genangan air bekas tambang menjadi oase sebuah danau yang indah, ditambah suasana hijau pepohon yang rindang serta akses jalan menuju lokasi semakin bagus. Bahkan dibangun guest house dengan 48 kamar untuk para wisatawan.
Bagusmya kondisi itu berdamak pada kunjungan wisatawan. Tercatat sudah dikunjungi sebanyak 7.000 orang wisatawan hingga saat ini. Tak hanya lokal, wisatawan ini juga berasal dari Korea, Singapura, Malaysia bahkan Jepang.
Aktifitas di Desa wisata Terong menawarkan kawasan wisata yang tak kalah menarik. Pengunjung dapat menikmati paket wisata berupa tanam dan panen sayur sawi, makan bedulang, outbond, dan camping. Makan bedulang merupakan tradisi makan khas Belitung. Satu dulang terdiri atas nasi, satu ekor ikan bakar, satu potong ikan sayur, cuki goreng, sambal serai, daun singkong, dan sayur genjer. Satu dulang cukup untuk dimakan bersama empat orang melingkar. Lebih dari itu, pengunjung juga dapat menikmati pengalaman menganyam dan melukis caping.
Kini desa wisata Terong semakin maju. Kemajuan ini juga berkat program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung (Babel), yang turun tangan membenahi Desa wisata ini. Dengan sebuah harapan dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian desa. Tak mengherankan jika tangan dingin PLN diganjar dengan penghargaan emas dari Indonesia Sustainable Development Award (ISDA) 2019
Penghargaan dalam kategori social development goals (SDGs) diterima General Manager PLN Babel Abdul Mukhlis di Hotel Bidakara, Jakarta. “Kami berterima kasih atas pengakuan dari ISDA terhadap program CSR kami. Hal ini mendorong kami terus berkomitmen mendorong program-program kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan,” kata Abdul Mulhlis, Senin (9/9).
Ia menyebutkan. ISDA Award merupakan penghargaan CSR bergengsi kepada pelaku usaha atas komitmen melaksanakan program pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. “Desa Wisata Terong yang dirintis sejak 2016 itu kini semakin mandiri. Desa itu bergerak melalui swadaya masyarakat dan didukung program bina desa wisata PLN Peduli dengan berkolaborasi bersama stakeholder pariwisata di Babel,” lontarnya.
Dijelaskan, desa wisata ini dapat menyediakan paket agrowisata aik rusa berehun, paket kuliner tradisional, paket tubing, paket melukis caping, agrowisata, hingga fasilitas homestay. Desa wisata ini dikelola dengan mengintegrasikan enam komunitas desa, terdiri atas empat komunitas pengelola destinasi dan dua komunitas pemberdayaan pengrajin. Untuk komunitas ibu-ibu banyak terlibat dalam kegiatan kerajinan dan kuliner.
“Dulunya Desa Terong merupakan tambang timah yang tak tergarap. Melihat potensinya yang besar, masyarakat menyambut baik dan ikut terlibat untuk kegiatan perekonomian di desa ini. Dengan pengembangan desa tersebut masyarakat bisa lebih diberdayakan dan ikut andil menambah pendapatan mereka dari sebelumnya yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Pada akhirnya bisa menambah pendapatan masyarakat. Terutama para pemuda maupun ibu rumah tangga,” tambahnya.
Desa wisata Terong sebenarnya mempunyai empat destinasi wisata. Selain bekas tambang atau Aik Rusa Berehun, masih ada lagi Bukit Tebalu, kawasan hutan serta mangrove. Biasanya, wisatawan akan ditawari empat paket wisata ini sekaligus. “Kalau mengembangkan empat destinasi wisata ini kita sudah habiskan Rp 2 miliar,” katanya.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi desa wisata ini, pertama kali diajak ke Aik Rusa Berehun. Di sini, wisatawan bisa sekaligus berkebun atau agrowisata. Kemudian, wisatawan akan disuguhi makanan tradisional di saung yang telah disediakan. Selainjutnya, wisatawan diajak ke Bukit Tebalu dan kawasan hutan seluas 62 hektar. Disediakan jalur hicking dan tracking bagi wisatawan. Di hutan juga wisatawan akan dimanjakan dengan tanaman herbal untuk obat-obatan.
Selain itu, wisatawan kemudian diajak ke hutan mangrove atau bakau untuk melihat budi daya kepiting atau ekowisata. Desa wisata ini terbukti menambah masa inap wisatawan di Babel. Biasanya 3 hari 2 malam kini sampai 4 atau 5 hari. (redaksibisniswisata@gmail.com)