EVENT INTERNATIONAL

SIWI Sukses Gelar Seminar Pemberdayaan Perempuan di Hari Pers Nasional 2025.

Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan PWI Pusat, Rita Sri Hastuti ( paling kiri), bersama para nara sumber.

BANJARMASIN, bisniswisata.co.id; Silaturrahmi Wartawati Indonesia atau SIWI yang dibentuk Ketum PWI Pusat sukses menggelar seminar nasional bertema “Peran Perempuan Sebagai Pondasi Generasi Emas 2045” yang dilaksanakan di ballroom Arya Barito Hotel Banjarmasin, Jumat (7/2/2025) berkaitan Hari Pers Nasional 2025.

Diisi narasumber dari Jakarta dan Banjarmasin, tampil DR dr Siti Wasilah (Dosen FK Universitas Lambung Mangkurat), Muhammad Muslim        ( Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan), Theresia Sri Endras Iswarini (Komisioner Komnas Perempuan); dan Besty Charmin Simatupang (Kepala Pemberitaan RRI Pusat).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Kalimantan Selatan, Fathul Jannah diwakili Ketua II Bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga, Ermina Hadi.

“Saya selaku Ketua TP PKK Provinsi Kalsel mengucapkan terima kasih dan rasa bangga, kepada semua pihak yang mendukung penyelenggaraan seminar ini, khususnya kepada Silaturrahmi Wartawati Indonesia atau SIWI, yang telah memprakarsai penyelenggaraan seminar,” kata Ermina Hadi.

Menurut dia, tema yang diangkat sangat menarik dan relevan untuk didiskusikan, apalagi TP PKK yang memang bergerak di lingkup pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga motor penggerak utamanya adalah perempuan.

“Kita ingin ikut menjadi bagian yang berkontribusi dalam melahirkan generasi emas,” ucapnya. Peran perempuan sebagai pondasi, rasanya tidak dilebih-lebihkan, karena perempuan, khususnya para ibu, memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun generasi yang unggul, tegasnya.

“Perempuan tidak hanya sebagai pendidik pertama dalam keluarga, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membentuk moral, karakter, dan nilai-nilai kehidupan bagi anak-anak kita,” kata Ermina Hadi.

Oleh karena itu, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kualitas perempuan, baik dalam pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun sosial budaya.

Ketika perempuan diberdayakan, maka keluarga akan semakin kuat, dan pada akhirnya, masyarakat serta bangsa akan maju.

Sementara itu, Ketua HPN 2025 Raja Parlindungan Pane dalam sambutannya mengatakan tahun 2045 Indonesia mencita-citakan lahirnya sebuah generasi emas, yang mau tidak mau harus dengan menyiapkan sumber daya yang unggul dan berkualitas.

“Tanpa peran serta perempuan sangat sulit menggapai itu semua,” terangnya. Diharapkan dengan adanya Departemen Pemberdayaan Perempuan juga dibentuk di PWI daerah sehingga ada peningkatan kualitas wartawati di daerah-daerah berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan literasi pemberitaan masalah pemberdataan perempuan serta kesejahteraan secara keseluruhan.

Ketua Panitia HPN 2025, Radja Pane ( paling kanan) bersama para nara sumber di Hotel Arya Barito, Banjarmasin

Seminar Nasional ini diikuti ratusan perempuan dari berbagai organisasi seperti Fathayat NU Kalsel, Muslimat NU Kalsel, IKWI se-Indonesia, TP PKK se Kalsel, Pengurus dan anggota Aisyiah Muhammadiyah dan lainnya.

Menurut DR dr Siti Wasilah tempat pendidikan pertama dan utama bagi keluarga dan bangsa adalah terletak pada seorang ibun “Semua perempuan harus siap mrnjadi ibu dan pola asuh menjadi kunci karena sekolah untuk menjadi ibu tidak ada,”

Kita sadar betul bahwa Indonesia memiliki visi besar untuk maju menjadi negara maju di tahun 2045, dengan seminar ini kita bisa katakan bahwa peran perempuan merupakan pondasi dari generasi-generasi perempuan nantinya, tambahnya.

Komisioner Komnas Perempuan, Theresia Sri Endras Iswarini juga mengungkapkan bahwa perempuan jugalah yang mampu menjadi sarana untuk mempercepat penyelesaian isu-isu perempuan dan anak, serta mewujudkani perempuan yang ramah terhadap perempuan dan anak sehingga dapat mewujudkan pentingnya peran perempuan dalam pondasi generasi emas.

Dia membuka mata peserta atas bentuk kekerasan yang dilakukan suami kepada istri (KTI). Pengaduan ke Komnas Perempuan 2019-2023 jumlahnya 3.079, Korban:;222

“kasus KTI terkait perebutan anak; 309 kasus KDRT berlanjut oleh mantan suami
Kekerasan yang paling sering dialami korban adalah kekerasan verbal, perselingkuhan,
ancaman, dan poligami lalu fisik yang dipukul, ditendang, ditampar, dicekik dan,didorong,” jelas wanita yang akrab disapa Rini.

Selain juga perkosaan terhadap istri sendiri padahal secara ekonomi kebanyakan istri tidak diberi narkah, bahkan dibebankan
hutang dan nafkah sehari-hari yang tidak mencukupi.

“Kami prihatin munculnya Femisida, pembunuhan terhadap perempuan karena jenis kelamin atau gendernya dan sebagai akibat eskalasi kekerasan berbasis gender sebelumnya.

Komnas Perempuan mengajak seluruh pihak untuk menamainya sebagai femisida, dan merekomendasikan pemerintah membentuk femisida watch untuk mengenali dan membangun mekanisme pencegahan, penanganan dan pemulihan terhadap keluarga korban.

Nara sumber lainnya, Besty Charmin Simatupang, Kepala Pemberitaan RRI Pusat mengatakan bahwa peran perempuan dan media berkontribusi besar pada kualiras generasi emas 2045. Media memperkuat suara perempuan dan menjadi alat efektif memperkenalkan konsep kesetaraan gender, pendidikan hak perempuan, dan pendorong kemajuan.

“Media memiliki kekuatan membentuk kesadaran kolektif, sehingga banyak perempuan terlibat di dunia politik dan kepemimpinan,” tegasnya.

Dengan memberitakan kisah-kisah inspiratif, media dapat menginspirasi perempuan lain
berani mengambil peluang yang ada dan perempuan bisa lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk hidup lebih sehat.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)