BALI, bisniswisata.co.id: MENJELANG rencana ujicoba pembukaan layanan penerbangan rute internasional ke Bali 14 Oktober esok. Ujicoba dibuka untuk pasar dari lima negara (enam destinasi) dan segera ditambah 18 negara postensi pasar warga asing ke Bali baik untuk bisnis, bekerja mau pun berwisata. Namun, sampai berita ini diturunkan, belum diperoleh kejelasan pasar dari negara tetangga yang siap mendarat di Bali.
Menanggapi rencana tersebut, manajemen pengelola bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali, bersinergi dengan stake holder terkait melaksanakan simulasi alur kedatangan kembali warga negara asing ke Bali. Dengan mensimulasikan rute penerbangan Incheon Airport- Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 871 mengangkut 90 penumpang.
Pada proses simulasi seluruh penumpang melalui tahapan di area kedatangan dan menggunakan protokol kesehatan ketat. Adapun tahapan simulasi yang dilakukan saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, sebagai berikut: Pemeriksaan suhu badan setelah turun pesawat udara. Pemeriksaan dokumen kesehatan. Pengambilan sample tes RT-PCR. Pemeriksaan dokumen imigrasi. Pengambilan bagasi. Pemeriksaan bea cukai. Menunggu hasil tes RT-PCR. Pemeriksaan terakhir untuk transportasi dan akomodasi. Penumpang menuju area penjemputan untuk melanjutkan perjalanan ke hotel karantina.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Herry A.Y. Sikado mengatakan, “Sesuai dengan rencana pemerintah untuk membuka penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, kami menyambut antusias hal tersebut, salah satunya dengan melakukan simulasi proses kedatangan penumpang yang dilaksanakan hari ini. Agar semua dapat berjalan lancar, hingga tiba saatnya kami sudah benar-benar siap melayani penumpang internasional tentunya dengan protokol kesehatan sebagai upaya mendukung pemerintah mengantisipasi penyebaran COVID-19.”
“Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali tetap berpedoman pada keputusan pemerintah untuk tetap memperhatikan tata cara pelaksanaan penanganan penumpang internasional sesuai regulasi yang ada utamanya penyediaan fasilitas RT-PCR dan holding area bagi penumpang yang menunggu hasil RT-PCR,” lanjut Herry.
Ruang Khusus
Menurut salah seorang peserta yang mewakili asosiasi tour operator, simulasi memaparkan skenario kedatangan penumpang non suspected/tanpa gejala. Penumpang mendarat turun ke lantai 1 terminal kedatangan internasional bandara Ngurah Rai menuju meja KKP- Kemenkes dan scan barcode, e-HAC dan peduli lindungi, diwawancara dengan analis menuju ke bilik PCR, lanjut menuju line antri layanan immigrasi. Setelah clear menuju baggage claim tahap selanjutnya menuju ke custom Scan barcode ECD (Elektronik Custom Declaration) lanjut ke holding area menunggu hasil PCR. Jika hasil PCR negative, penumpang menuju exit desk, bertemu dengan staff hotel dan tranportasi menuju hotel karantina.
Bagi penumpang yang telah memenuhi standar minimal kedatangan dapat langsung masuk ke hotel karantina yang dipilih. Bagaimana dengan pendatang dari 5 negara (6 destinasi asal) yang mengalami gangguan kesehatan dalam perjalanan? Misal, suhu tubuh di atas 38 derajat? Plus ada gejala “sakit”.
Menurut sumber dari tour operator peserta simulasi, tata laksana layanan bagi penumpang dengan suhu tubuh tinggi yaitu apabila suhu tubuh diatas 38 dilakukan pemerikasaan lebih lanjut diruangan KKP- Kemenkes yang terletak dibelakang counter transit. Permeriksaan meliputi pengecekan tensi dan kadar oksigen, petugas KKP akan menanyakan gejala apa saja yang dialami penumpang, dan akan dilakukan swab PCR.
Penumpang dengan kondisi tubuh tinggi menunggu di ruangan khusus dengan kapasitas 10 orang, menurut Humas AP I Ngurah Rai. Jika hasil tes PCR, positip mereka ditangani pihak KKP. Selain disediakan hotel isolasi , juga disiapkan rumah sakit rujukannya.*
