SINGAPURA, bisniswisata.co.id:Newton Food Center, pusat kuliner yang populer di Singapore dan bayak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara telah menerapkan konsep halal bukan hanya dalam hal menu masakan, tetapi juga semua perangkatnya, kata Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) hari ini.
Newton Food Center ini mengusung konsep seperti foodcourt dan ada banyak penjual makanan yang menggunakan kios-kios, sementara konsumennya bebas untuk duduk di manapun. Ada area di tempat terbuka, ada pula area yang terlindungi atap. Semua dilengkapi dengan meja dan kursi untuk kenyamanan menikmati kuliner.
“Hal yang mengagumkan adalah di foodcourt atau pujasera ini, tempat nampan masakan halal dan non halalnya pun terpisah dan disiapkan di pojok2 ruangan,” kata Sapta yang baru melakukan business trip ke kota itu.
Dengan demikian para staf kiosk maupun pengunjung dapat meletakan piring dan nampan setelah makan di tempat khusus ( rak) bertuliskan tempat nampan piring non-halal.
Mereka yang bersantap dengan menu daging babi dan produk non halal lainnya bisa menempatkan nampan dan piring sisa makanan non halalnya di rak itu.
” Fasilitas yang disediakan Newton Foodcourt itu sepintas hal sepele, namun besar artinya bagi seorang Muslim untuk bisa kulineran di foodcourt. Hal mana yang belum pernah terlihat di terapkan di Indonesia,” kata Sapta Nirwandar.
Menurut dia, peran Majelis Ugama Islam Singapura ( MUIS) sangat besar dalam penerapan standarisasi halal dalam industri restoran dan sektor lainnya termasuk dalam pengawasan pelaksanaannya.
Pemilik kiosk atau restoran yang menyajikan makanan haram bagi umat Muslim seperti babi maka harus memiliki dua dapur penyajian yang terpisah mulai dari sisi menu maupun seluruh peralatan makan, apalagi perlengkapan masakannya pula.
“Restoran yang menyajikan makanan halal dan non halal sekaligus maka investasinya jauh lebih besar. Sementara pemilik restoran halal malah konsumennya dari kalangan Muslim maupun non Muslim,” jelas Sapta.
Jakarta ssbagai ibukota negara seharusnya memiliki fasilitas yang tetap seperti Newton Singapura yang berdiri pada tahun 1971.
Tempat makan ala foodcourt ini sering direkomendasikan untuk dikunjungi wisatawan yang ingin menyicipi sajian kuliner dengan cita rasa khas Negeri Merlion tersebut ma0upun masakan Melayu yang halal.
Bangunan khas melayu yang menjadi ciri khasnya tentu akan sangat mudah untuk kita temukan. Walaupun sudah dibuka sejak lama tetapi masih terkenal sampai saat ini. Suasananya juga mendukung kondisi New Normal di era COVID-19 ini. Penduduk lokal dan tutrs asing dapat makan disini sepanjang tahun dan tidak akan pernah merasa bosan.
Di sini pengunjung bisa menemukan berbagai jenis kuliner dari mulai seafood, satay, nasi lemak, chinese food, bahkan sampai nasi Padang pun ada.
“Bagi umat muslim yang ingin mencari makanan halal tidak perlu khawatir, kita bisa memperhatikan label logo halal yang ada di kiosk. Kalau tidak ada logo Halal berarti tidak terjamin kehalalannya,” ungkap Sapta Nirwandar.