JAKARTA, bisniswisata.co.id: Indonesia berharap segera mengoperasionalisasikan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF) yang saat ini masih dikhususkan untuk perjalanan bisnis esensial. Ke depan dapat mencakup sektor pariwisata dan dapat diperluas hingga negara ASEAN Plus Three (Jepang, Korea Selatan, dan China).
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, saat berbicara di forum “The 20th Meeting of ASEAN Plus Three (China, Japan, and Republic of Korea) Tourism Ministers” yang berlangsung secara daring, Jumat (5/2/2021).
Dia mengatakan, Indonesia merupakan negara pemrakarsa ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF) yang telah disepakati para pemimpin negara ASEAN pada forum KTT ASEAN ke-37, November 2020.
“Inisiatif tersebut kini hanya dikhususkan untuk perjalanan bisnis esensial, tetapi sektor pariwisata juga bisa memainkan peran penting untuk meningkatkan harmonisasi penerapan protokol kesehatan dan mekanisme pelacakan kontak dalam pilar ASEAN,” kata Angela Tanoesoedibjo.
Kerja sama ASEAN Plus Three (APT) adalah forum konsultasi antara ASEAN dengan negara-negara Plus Three (China, Jepang, dan Korea Selatan). APT dibentuk pada 1997 di saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi.
Selain kerja sama politik dan ekonomi, kerja sama APT juga meliputi sektor-sektor, antara lain, pendidikan melalui pertukaran pelajar, promosi sektor pariwisata, serta peningkatan kapasitas di bidang pengelolaan bencana dan kesehatan publik.
Angela mengatakan, jika perluasan ATCAF bisa berjalan dengan baik, maka kepercayaan dan wisatawan akan tumbuh dan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kawasan dapat kembali pulih.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di negara-negara ASEAN Plus Three meningkat setiap tahunnya. Pada 2019, total kunjungan wisatawan mencapai 337.944.726 meningkat 4,76 persen dari tahun 2018 sebesar 322.604.342 wisatawan. Namun di tahun 2020, pandemi membuat kunjungan wisatawan menurun drastis 81.5 persen.
“Harapan kami, China, Jepang, dan Korea juga bisa berpartisipasi dalam program ini,” kata Angela. Sementara untuk konteks kerja sama pariwisata ASEAN, Indonesia mengusulkan dua gagasan utama.
Pertama adalah penyusunan direktori ASEAN Plus Three Tourism and Training Education Network (APTTEN) dan kedua, Perluasan ASEAN MRA-TP Agreement to Plus Three Countries.”Kami yakin program-program tersebut akan bermanfaat bagi hubungan kami, maka kami mohon dukungannya dalam hal ini,” kata Angela.
Pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional merupakan salah satu prioritas yang dijalankan pemerintah Indonesia pada 2020. Kemenparekraf/Baparekraf telah meluncurkan dan mengimplementasikan protokol kesehatan berbasis CHSE termasuk program sertifikasi gratis CHSE secara nasional bagi bisnis pariwisata.
Selain itu juga dana hibah sebesar Rp3,3 triliun untuk membantu keuangan sektor hotel dan restoran untuk operasional dan penerapan protokol kesehatan.
“Tahun ini kami berkomitmen untuk memperluas kedua program tersebut, sejalan dengan program vaksinasi yang telah dimulai sejak pertengahan bulan lalu dan telah didistribusikan ke seluruh Indonesia yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah,” kata Angela.
“The 20th Meeting of ASEAN Plus Three (China, Japan and Republic of Korea) Tourism Ministers” dipimpin oleh Menteri Pariwisata Kamboja, Dr. Thong Khon serta Wakil Menteri Budaya dan Pariwisata Cina, Xu Zhang.
Dalam kesempatan tersebut disepakati rencana kerja sama pariwisata ASEAN Plus Three (APT) 2021-2025 yang fokus pada penguatan kerja sama pariwisata APT 5 tahun ke depan dan mengutamakan pemulihan pariwisata di kawasan APT.