BRUNEI, bisniswisata.co.id: STAKE holder pariwisata ASEAN mengakui inovasi dan teknologi membawa manfaat bagi industri pariwisata. Kemajuan teknologi, memungkinkan industri dengan cepat beradaptasi dengan tren perubahan pola perjalanan dan perilaku wisatawan. Teknologi membuka peluang tanpa batas bagi bisnis untuk tumbuh ke area baru, seperti menawarkan pengalaman nyata dan virtual, aplikasi mobile yang dapat menyesuaikan dengan preferensi pribadi wisatawan, dan menyediakan akses cerdas, serta akses mudah dalam melakukan reservasi, pembelian online tujuan wisata. Digitalisasi, berkembang dalam ekosistem kolaboratif untuk menambah nilai bagi pengalaman berwisata bagi generasi wisata kekinian, jika kita tak hendak menyebutnya wisatawan milenial.
ASEAN ungkap Ketua Penyelenggara Forum Pariwisata ASEAN (ASEAN Tourism Forum /ATF) Brunei 2020, Dato Ali Apong yang juga menjabat Minister of Primary Resources and Tourism (MPRT) Brunei Darussalam, telah memperbaiki situs web pariwisata ASEAN agar lebih ramah pengguna, menggabungkan kebutuhan modern dengan kebutuhan calon wisatawan yang beragam atas keragaman produk wisata dari anggota ASEAN.
“Semakin banyak yang online dan mengandalkan digitalisasi, portal anyar ini, menjadi sumber online yang kredibel untuk mendorong dan menarik lebih banyak minat ke kawasan Asia Tenggara,” paparnya lebih lanjut.
Peluncuran portal anyar pariwisata ASEAN dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan ATFBrunei 2020.
Meningkat 7 Persen
Dalam pembukaan acara ATF Brunei 2020 di Indera Samudra Grand Hall, The Empire Brunei, Dato Ali Apong juga memaparkan bahwa industri pariwisata ASEAN telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam dekade terakhir dan menjadi kontributor penting perkembangan sosial ekonomi kawasan ASEAN. ASEAN mendapat kunjungan lebih dari 133 juta kedatangan internasional pada tahun 2019, meningkat 7 persen dari 2018, dengan perjalanan intra-ASEAN mencapai 36,7 persen dari kedatangan internasional.
Meningkatnya jumlah kunjungan ke ASEAN membuka peluang pertumbuhan perekonomian, investasi dan lapangan kerja. Meski pun industri pariwisata telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah kedatangan wisatawan, industri ini juga menghadapi tantangan antara lain, daya dukung lokasi wisata, ketersediaan fasilitas dan layanan pariwisata yang diharapkan wisatawan. Menjadikan kawasan ASEAN yang beragam menjadi satu destinasi tujuan wisata utama bukanlah upaya mudah.
Keberlanjutan ASEAN sebagai single tourism destination, menurut Dato Ali Apong ditentukan oleh komitmen anggota ASEAN melalui ATF. “Platform bagi para menteri pariwisata, pejabat pemerintah, dan pemain industri perjalanan, berkumpul dan membahas cara-cara untuk tumbuh dan meningkatkan peluang pariwisata,” tegasnya.
ATF Brunei 2020 diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada 12 s.d 16 Januari, mengambil tema besar ASEAN – Together Towards a Next Generation of Travel sebagai jawaban atas tuntutan pergeseran permintaan pasar wisata. Pararel dengan diselenggarakannya The 23 rd Meeting of ASEAN Tourism Ministers (23rd M- ATM), The 51st Meeting of ASEAN National Tourism Organizations (NTO’s), The 19th Meeting of ASEAN Plus Three (China, Japan and republic of Korea) Tourism Ministers. ATF Brunei 2020 melibatkan 263 exhibitor/seller, 160 buyer dan 109 media. *