BEIJING, Bisniswisata.co.id: Polisi Cina wajib menggunakan kacamata yang dilengkapi dengan perangkat pengenal wajah untuk memantau para pelancong, yang mungkin berusaha menghindari penegakan hukum atau menggunakan tanda pengenal palsu.
The Wall Street Journal, Kamis (08/02/2018) melaporkan bahwa LLVision Technology Co, yang berbasis di Beijing, mengembangkan perangkat tersebut. Perangkat ini dilengkapi kamera yang digunakan untuk memindai wajah dan bisa dipakai untuk mengenali wajah para pengunjung toko yang ingin membeli barang. Namun, untuk saat ini, kacamata tersebut tidak dijual bebas.
LLVision menjelaskan, sistem yang terpasang pada kacamata tersebut dapat memilih individu dari database 10 ribu orang dalam waktu 100 milidetik (0,003 detik). Namun CEO LLVision Wu Fei mengatakan akurasi kecepatan tersebut akan menurun ketika digunakan di lapangan. “Karena kebisingan lingkungan,” ujarnya.
Berdasarkan laporan laman Engadget pada Kamis, 8 Februari 2018, sejauh ini, polisi Cina telah menangkap tujuh orang yang terhubung dengan kasus kriminal utama dan 26 orang yang menggunakan identitas palsu.
William Nee dari Amnesty International mengaku khawatir terkait dengan privasi dalam penggunaan teknologi ini karena tidak semua masyarakat percaya kepada polisi yang menggunakannya. “Potensinya adalah Cina akan memiliki pengawas di mana-mana karena telah memberikan teknologi pengenal wajah pada kepolisian,” ucapnya.
Bulan lalu, Cina telah menggunakan pengenal wajah pada penduduk di wilayah Xinjiang, yang didominasi muslim. Langkah tersebut menuai kritik dari sejumlah kelompok hak asasi manusia. Selain itu, Cina sedang membangun database pengenal wajah, yang akan berisi informasi mengenai 1,3 miliar warganya. (NDHYK)