NEWS

Omah Kecebong, Daya Tarik Wisata Yang Tak Surut Pengunjung Di Bulan Ramadhan

JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Pemesan untuk beraktivitas dan kuliner di Omah Kecebong tidak surut selama bulan Ramadhan bahkan meningkat, kata Hasan Prayogo, pemilik Omah Kecebong, hari ini.

Berbicara di sela-sela menerima kunjungan Famtrip Bikkhu dan jurnalis dari Vietnam dan Thailand untuk dukungan Hari Waisak, Hasan mengatakan seminggu pertama Ramadhan,  masyarakat banyak berbuka puasa di rumah.

“Tapi setelah lima hari dan sekarang sudah memasuki minggu ke dua bulan puasa  maka bookingan untuk kuliner khas pedesaan mau pun aktivitas seperti memasak ( cooking class) dilanjutkan buka puasa bersama sangat padat. Bahkan hingga hari ke 10 pasca Lebaran aktivitas sudah penuh,” ungkap Hasan.

Untuk cooking class menunya a.l tumis lompong keladi, tumis tempe lombok ijo, tumis genjer dan ayam goreng bacem yang menjadi menu sehari-hari orang desa.

Menurut dia, Omah Kecebong yang dikelilingi sawah menjadi obyek wisata alternatif di kawasan Cebongan, Mlati, Sleman ini. Pihaknya memiliki  slogan Semakin dilestarikan, semakin sejahtera dan menjadi satu tempat dengan beragam aktivitas ( One stop place with many activity).

“Selama bulan puasa sekolah-sekolah non muslim banyak mengadakan aktivitas outbound. Kegiatan outbound yang diberi nama Aset dan Target. Permainan Aset memindahkan dan menjaga bebek tidak kabur di pematang sawah dan permainan Target adalah penyelamatan sapi tapi dalam hal ini bukan sapi sungguhan, hanya karton bentuk sapi,”

Kegiatan yang ditawarkan jika turis lokal mau pun mancanegara ingin beraktivitas ala desa adalah mengenakan baju kebaya untuk wanita dan pria memakai surjan dan blangkon, melihat dan praktek pembuatan batik, pembuatan wayang suket dan kuliner  dengan biaya Rp 225/orang.

Sementara untuk mereka yang ingin menginap ada 8 rumah kayu yang unik dan satu rumah barak kapasitas 30 orang sehingga bisa menampung 60 orang. Tarif akomodasi antara Rp 750.000 hingga Rp 1.750.000/malam.

Beragam aktivitas peserta Famtrip di Omah Kecebong

“Bulan Mei ini saja sudah 500 wisatawan Malaysia yang datang ke Omah Kecebong dan sampai Agustus sudah ada reservasi untuk 400 turis dari negri jiran itu. Untuk Eropa dominasi masih dari Belanda, Jerman dan Perancis. Pokoknya hingga Desember mendatang sudah ada reservasi untuk 4000 orang,”

Banyak pengunjung yang datang,  baik dari wisatawan lokal dan mancanegara adalah untuk aktivitas kuliner dan kegiatan keliling desa dengan gerobak sapi. Komunitas dari Jakarta dan kota lainnya juga menikmati   beragam perusahaan banyak diminati karena untuk sekali makan siang bersama atau makan malam tersedia 250 kursi.

Keinginan melestarikan budaya dan lebih mensejahterakan warga desa terus dilakukan dengan menata lingkungan dengan asri dan menanam tanaman langka dari berbagai belahan dunia.

Rombongan Famtrip Kemenpar dari Vietnam dan Thailand merasa puas dengan kunjungan ke Omah Kecebong itu apalagi acara diakhiri dengan naik andong dan disuguhi dengan snack dan minuman desa seperti jamu beras kencur saat datang.

Kemenpar mengajak mereka melongok obyek wisata di kawasan Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah dan Yogyakarta . Rombongan sebanyak 16 orang, terdiri dari  7 orang bikkhu dari Thailand, 2 orang bikkhu dari Vietnam serta 3 jurnalis stasiun TV Buddha Thailand.

Ada juga 2 jurnalis stasiun TV Vietnam, 1 jurnalis media cetak Vietnam,serta didampingi 1 staf KBRI Hanoi, Vietnam serta pendamping dari Kemenpar Jakarta. Kegiatan berlangsung 6 hari, dimulai pada 27 Mei hingga 1 Juni 2018.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)