ART & CULTURE DESTINASI INTERNATIONAL

Mengikuti Upacara Pengantin Berbedak di Bandar Seri Begawan, Brunei

BANDAR SERI BEGAWAN, bisniswisata.co.id: Lepas maghrib, satu persatu keluarga besar dari Hajah Salamah dan Haji Moddin berdatangan ke rumah tinggal di kawasan Berakas, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Malam itu, orang tua dari Zaahiyah binti Moddin, calon pengantin wanita yang akan dinikahkan dengan Hafizan esok lusa dengan pelaksanaan akad nikah dan resepsi di Aman Hills Hotel, Bandar Seri Begawan mengundang keluarga besarnya untuk menjalani adat Brunei “Bebedak”.

Halaman rumah sejak jam empat sore sudah ŕapih di tata dengan kursi-kursi layaknya acara makan malam dengan meja-meja bulat dan disediakan juga area untuk pondok makanan khas Brunei yaitu Ambuyat, pepeda khas Brunei Darussalam selain meja untuk prasmanan. 

Di sudut dekat pintu masuk rumah dijadikan area untuk organ tunggal plus sebuah TV untuk penyanyi dadakan melihat teks syair lagu yang dinyanyikannya. Pokoknya sore itu rumah mendadak ramai, padahal pagi harinya 11 mobil pemilik rumah masih berderet rapi terparkir di halaman rumah itu.

Baru paham keluarga Awang Haji Moddin Bin Ibrahim & Dayang Hajah Salamah Binti Haji Awang Tengah, teman yang sama-sama mengembangkan produk kesehatan ini seluruh keluarganyap hidup dalam satu atap, meski sudah ada yang menikah

Tak heran halaman rumahnya luas dan bisa menampung banyak kendaraan berhubung setiap anak memiliki kendaraan roda empat masing-masing di tambah kendaraan dua mantu dan kendaraan milik orangtua, jadilah tiap rumah di kawasan Muara Brunei Ini mirip showroom  mobil dan saat ada hajatan, cukup pakai halaman rumah untuk ruang pertemuan.

Calon pengantin bersama keluarga intinya

Bersama mbak Wiwiek Wydiawati, Partnership Director EXPLORE! by bisniswisata.co.id, saya tiba semalam di Brunei Darussalam dan menginap di rumah besar ini sehingga langsung menikmati keakraban seluruh anggota keluarga dalam satu atap menyambut tamunya.

Jurusan biomedical atau Biomedical science menjadi bidang science dan teknologi yang dipelajari oleh Zaahiyah dan Hafizan. Cinta di masa kuliah yang berlanjut ke pelaminan ini membuat pengantin disatukan untuk memecahkan masalah kesehatan global mulai dari wabah penyakit hingga penyakit berat seperti kanker. 

Tujuan hadirnya jurusan ini tentunya memajukan kesejahteraan umat manusia. Kehadiran jurusan biomedical adalah untuk menampung siswa yang berminat mempelajari biologi, farmasi dan segala inovasinya untuk membuat terobosan di dunia medis.

Dikir Syarafil Anam

Seiring dengan berdatangannya sanak keluarga maka setelah shalat Isya, mulailah majelis dikir yang dipimpin oleh dua orang tante dari pengantin. Ruang tamu yang luas membuat banyak keluarga yang mengikuti Dikir Syarafil Anam,  salah satu khazanah yang berharga dan diwarisi oleh orang-orang Melayu Brunei.

Dikir ini merupakan salah satu aktivitas keagamaan yang sering diamalkan dalam kehidupan masyarakat tempatan. Dikir Syarafil Anam mengandung selawat dan salam serta kisah kehidupan serta keperibadian agung yang dimiliki oleh Junjungan Besar Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah dianugerahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dengan berbagai keistimewaan.

Sudah tentu siapa yang membaca kitab ini akan beroleh pahala, berkat dan rahmat dari Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Kekompakan berdikir ini membuat Malam Berbedak atau Malam Bedak ini menjadi sakral dan penuh doa untuk kelangsungan hidup pasangan Zaahiyah yang akrab disapa Zee dan Hafizan.

Semakin menikmati dikir ini maka makin terasa ikatan keluarga besar atau bonding yang tercipta diantara kami yang hadir. Merinding rasanya melihat nenek, om, tante, anak, cucu, adik-beradik, mantu, sepupu, cucu hingga cicit berkumpul dalam suatu ‘majelis’ dikir dan berbedak ini.

Di tengah kegiatan itulah setelah semua berkumpul barulah Zaahiyah atau Zee diiringi oleh teman-temannya menuju pelaminan yang sudah disiapkan untuknya. Bersama seorang pengiring pengantin, wanita tua berbalut kain tenun hingga di dada ini memimpin upacara. 

Acara ini khusus untuk keluarga pengantin perempuan yang akan melepas anak gadisnya menikah dengan kekasih pilihannya. Oleh karena itu kehadiran keluarga besar  untuk ‘memberkati’ pengantin dengan memerciki  pengantin dengan tepung beras 7 warna dan minyak wangi di tangan pengantin putri serta menaburkan irisan pandan dan bunga ke tubuhnya menjadi penuh makna.

Pengantin perempuan tampak cantik dan membuat ‘pangling’ dengan senyum kebahagiannya. Zee memakai penutup kepala seluruhnya bersalut emas murni yang mempunyai simbol/patung ayam (dipanggil Ayam-ayam) atau naga (Naga) dan dikelilingi hiasan bulat maupun kembang goyang lainnya. 

Pengantin Zee bersama tamu dari Jakarta Hilda dan Wiwiek.

Simbolisme dan makna mendalam

Menyaksikan upacara adat di negeri serumpun ini membuat saya lupa jika sedang berada di luar negeri. Berbagai tradisi dan adat istiadat yang kaya menjadi ciri unik dalam pernikahan di Brunei. Salah satu aspek yang penting dalam pernikahan ini ialah “berbedak pengantin ” ini,  suatu upacara yang memuatkan simbolisme dan makna mendalam. 

Upacara ini melibatkan penggunaan bedak kunyit yang dicampur dengan air mawar untuk menghias  pengantin dalam perayaan pernikahannya. Berbedak pengantin mencerminkan keanggunan, kecantikan, dan keberuntungan bagi sang pengantin. 

Hajah Salamah mengatakan pelaksanaannya memiliki peranan sosial dan silaturahim yang tinggi dan budaya berbedak pengantin dalam masyarakat Brunei menjadi cerminan nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Brunei hingga saat ini.

“Upacara ini masih relevan dan memegang peranan penting dalam konteks masyarakat modern. Berbedak pengantin turut memainkan peranan penting dalam mempertahankan identiti budaya Brunei dan memperkukuhkan jati diri masyarakat tempatan,” ujarnya.

Pihaknya tetap mengikuti adat istiadat  Brunei  begitu pula calon besan sehingga mulai dari prosesi  melamar atau merisik, bertunang, hantaran berian,  bedak-bedak mandi, upacara berbedak, istiadat akad nikah diakhiri dengan istiadat bersanding dapat dijalani dengan lancar. 

Dia juga ingin keluarga besarnya lebih memahami yang lebih mendalam tentang simbolisme dan kepentingan berbedak pengantin, terutama pentingnya bersilaturahim dan tetap bonding. 

Diharapkan generasi penerus menggali warisan budaya yang kaya dan unik di Brunei sehinggai berbedak pengantin juga menjadi  daya tarik pelancongan budaya, sebagai saluran untuk memperkenalkan budaya Brunei di peringkat antarabangsa, tegas Hajah Salamah. 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)