JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) periode 2000-2004 pada Kabinet Gotong Royong I Gede Ardika meninggal dunia pada hari ini, Sabtu, 20 Februari 2021.
Berita duka datang dari Dwi Yani, wartawan senior yang juga Kepala Perwakilan bisniswisata.co.id untuk Bali dan Indonesia Timur yang banyak mendampingi I Gede Ardika dalam penyelenggaraan Tri Hita Karana Accreditation and Awards dari Yayasan Tri Hita Karana dengan official media Bali Travel Newspaper yang mendapat pengakuan khusus dari Badan Pariwisata Dunia (UNWTO). Perlu dipahami bahwa nilai- nilai kearifan lokal dalam Tri Hita Karana tersebut menjadi dasar disusunnya Kode Etik Pariwisata Global oleh Komite Etik UNWTO.
Ardika berpulang pada Sabtu, 20 Februari 2021, sekitar pukul 07.46 WIB di Rumah Sakit Boromeus karena sakit dan meninggalkan dua putri yaitu Luh Ariati dan Made Andriani. Sementara istrinya Indriati sudah lebih dulu wafat beberapa tahun yang lalu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Berpulangnya I Gede Ardika adalah kehilangan besar bangsa ini.
” Saya atas nama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Parekraf menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian I Gede Ardika ,” kata Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno.
I Gede Ardika menjadi salah seorang pelopor pengembangan wisata desa di Indonesia dan telah menetapkan dasar kuat dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang lekat dengan khazanah budaya dan kekayaan alam, kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Bagi insan pariwisata di Indonesia dan juga dunia, I Gede Ardika yang aktif diberbagai organisasi pariwisata dunia seperti ATF, PATA, UNWTO, bukan hanya sebagai mantan Menbudpar tetapi juga mahaguru sustainable tourism.
Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, SMAN I di Singaraja, ia melanjutkan pendidikan ke Jurusan Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung ( ITB), kemudian menempuh pendidikan Manajemen Perhotelan di Bandung, Jepang, dan Swiss.
Guna melengkapi pengetahuannya, ia mengikuti pendidikan administrasi negara di Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan perencanaan kepariwisataan di Inggris .
Kariernya dimulai di bidang perhotelan dan kepariwisataan yang pada saat itu belum populer di Indonesia. Memulai karier sebagai pengajar hingga menjadi Direktur National Hotel Institute ( NHI), sebuah lembaga pendidikan perhotelan dan kepariwisataan milik pemerintah di Bandung, yang dibantu oleh Pemerintah Swiss. Kini NHI dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ( STPB).
Kemudian ia menjabat berbagai jabatan di Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi . Dalam periode tersebut, ia mengikuti berbagai kursus, workshop, seminar di dalam negeri maupun di luar negeri, baik sebagai peserta maupun sebagai pembicara.
Ia juga menyelesaikan pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional dengan predikat “Wibawa Seroja Nugraha”. Pada saat kepariwisataan nasional sedang menghadapi tantangan yang amat berat, Ardika ditunjuk menjadi Direktur Jenderal Pariwisata.
Sebelum tantangan krisis berakhir, ia ditunjuk sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata sebanyak dua kali, pada pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, dan pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Ardika bekerja keras untuk mewujudkan bangkitnya kembali dunia pariwisata di tanah air sehingga bisa semakin berkembang. Pada waktu bersamaan ia menyusun berbagai kebijakan untuk menjaga terpeliharanya budaya bangsa ini.
Meski pun bukanlah seorang sarjana seni, tetapi ia dinilai telah begitu banyak berbuat bagi kemajuan dunia seni bukan saja bagi Bali namun untuk seluruh bangsa ini.
Tak heran Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya I Gede Ardika yang lahir di Singaraja, Bali, 15 Februari 1945 itu.
“Selamat jalan Bapak I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000 – 2004, dumogi polih genah sane becik, dumogi amor ing acintya (Semoga mendapatkan tempat terbaik, menyatu dengan Tuhan),” ucap Giri Adnyani yang dipostingnya di Facebooknya.
Sebelum wafat, I Gede Ardhika mengisi masa pensiun dengan kegiatan pendampingan beberapa kelompok masyarakat peduli pariwisata dan menjalankan tugas selaku anggota Komite Kode Etik, Organisasi Kepariwisataan Dunia (UNWTO).