INTERNATIONAL NEWS

Kreativitas dan Kecepatan Inovasi Pencapaian SDGs di Indonesia

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kreativitas dan kecepatan harus menjadi pendekatan utama dalam pembangungan berkelanjutan. Tantangan pembangunan yang semakin kompleks saat ini membutuhkan peluang baru untuk menghasilkan lebih banyak kreativitas. UNDP meminta semua pemangku kepentingan, mempercepat tindakan dan mengadopsi inovasi- inovasi yang tumbuh.

“Seiring berjalannya waktu menuju 2030, kita tidak punya pilihan selain mempercepat pencapaian SDGs dengan ide dan tindakan baru. Accelerator Lab dapat menambahkan lebih banyak solusi dan ide mengatasi tantangan hari ini untuk meraih peluang di masa depan,” tegas Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura.

Perwakilan UNDP berbicara dalam peluncuran Accelerator Lab secara virtual berjudul ‘Menuju Masa Depan yang Lebih Inovatif dan Inklusif untuk Indonesia’. Acara ini diharapkan menginspirasi masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam mengatasi tantangan pembangunan saat ini.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengatakan teknologi inovatif dan inovasi sosial memegang kunci untuk mengatasi berbagai tantangan utama di dunia.

“Pandemi COVID-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya tindakan cepat dan kreativitas untuk mengatasi tantangan pembangunan saat ini. Kita memerlukan ide dan kreativitas baru untuk menghadirkan teknologi baru yang dapat mendisrupsi paradigma lama yang menghambat solusi, mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan ketimpangan,” kata Brodjonegoro.

Accelerator Lab UNDP Indonesia —bagian jaringan solusi terbesar di dunia untuk mengatasi tantangan pembangunan— diluncurkan pada Rabu 24 Maret. Accelerator Lab Indonesia menjadi salah satu dari 91 Accelerator Lab di 115 negara yang mencari, menguji, dan meningkatkan solusi percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

“Dengan adanya pusat jaringan pembelajaran di Indonesia akan membantu ide dan kreativitas mengalir lebih mudah, menciptakan solusi yang cepat dan mendorong lebih banyak praktisi, mempercepat proses pencapaian agenda SDGs. Pendirian Accelerator Lab di Indonesia,  diharapkan dapat menjadi solusi katalisator pembelajaran SDGs,” papar Peter Schoof, Duta Besar Jerman untuk Indonesia.

Hal kreativitas dan kecepatan inovasi juga diakui Duta Besar Qatar untuk Indonesia, Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti. Menurutnya inovasi adalah inti pembangunan pesat Qatar dalam beberapa dekade terakhir. Masyarakat Qatar mengalami perubahan besar dengan skala nasional yang dimulai dari komunitas kecil. Berharap Accelerator Lab Indonesia menjadi jaringan pembelajaran yang berkembang pesat, jelasnya.

“Menghadirkan inovasi dinamis ke dalam birokrasi publik, tidak pernah mudah, akan selalu ada banyak penentang dan sinisme. Ini juga tampak berisiko menyiapkan begitu banyak lab sekaligus tanpa infrastruktur pendukung yang kuat. Tetapi tanpa inovasi yang dipercepat, kecil peluang pencapaian SDGs. Accelerator Lab telah membuat awal baik, dengan masukan dari orang-orang cerdas dan berkomitmen, yang berfokus pada tindakan praktis.” kata Geoff Mulgan, Professor of Collective Intelligence, Public Policy and Social Innovation, University College London dan penasihat Global Accelerator Labs.

Dengan pendanaan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Qatar Fund for Development, Accelerator Lab Indonesia telah melakukan studi perkotaan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan air seperti banjir sebagai bagian dari upaya awalnya. Accelerator juga melakukan studi etnografi di lima komunitas terkena bencana dan mensurvei 520 orang di 125 kota di Indonesia.

Accelerator Lab Indonesia, bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah Indonesia, akademisi, CSOs, masyarakat setempat, komunitas inovator nasional dan internasional, serta start-up. Bagian dari kegiatan awal Accelerator Lab Indonesia adalah survei warga tentang masalah perkotaan di lima komunitas yang terkena bencana.

Acara ini juga menampilkan diskusi panel oleh Prof. Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Meirina Triharini, dosen & peneliti dari Lab Desain Etnografi Institut Teknologi Bandung, Bambang Irianto, inovator akar rumput dari Komunitas Kampung Tematik, dan Arief Mustain, Director dan Chief Strategy & Innovation Officer Indosat Ooredo yang menekankan perlunya aksi kolektif dalam ekosistem inovasi di Indonesia.*

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*