Oleh: Bagas Hapsoro
VANCOUVER, Kanada, bisniswisata.co.id: . Dalam pertemuan bisnis antara para eksportir kopi Indonesia dan importir Kanada tanggal 19 Nopember 2020, terdapat kisah perjuangan diaspora Indonesia membuka usaha kopi. Wirausaha tersebut bernama Liza Wajong. Menetap di Vancouver sejak belasan tahun yang lalu. Saat berbicara dan berbagi pengalaman, maka yang disampaikan adalah: asal muasal kopi serta rasa dan aroma kopi Indonesia yang unik.
”Kopi yang enak menjernihkan pikiran setiap orang, dan yang lebih penting memberi pelanggan kepuasan”, kata Liza pemilik Cafe Coffee Nusa.
Setiap barista dan roastery di Kanada ingin menyajikan kopi yang beraroma enak dan bercita rasa bagus. Oleh karena itu masing-masing mempunyai langganan sendiri.
Sustainability adalah alasan lain bagi Liza untuk menjual produk kopinya. Yang dimaksud sustainability adalah hubungan yang berkelanjutan antara petani dan konsumen. Dengan konsep from farm to cup, Cafe Coffee Nusa menghubungkan titik-titik antara petani kopi dengan pembeli.
”Kami bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada kedua belah pihak tentang sumber serta preferensi khusus konsumen dalam perjalanannya dari kebon sampai dihidangkan di cangkir”, imbuh Liza.
Perdagangan langsung dengan petani kopi dengan pembeli berjalan dengan lancar saat membuka Nusa Cafe pada Januari 2017. Saat ini perusahaan kopi ini juga bekerja sama dengan Koperasi Arinagata – Aceh Gayo dan beberapa mitra lainnya.
Beberapa tips sukses yang Liza bagikan.
Merek kopi Indonesia mulai terhubung dengan masyarakat Vancouver saat mereka mengetahui keragaman kopi Indonesia. Sumatra Gayo sekarang memiliki keakraban yang lebih baik. Kopi Kerinci juga disukai. Kopi tubruk memiliki penggemar tersendiri.
Pada tahun 2018 KJRI Vancouver menyelenggarakan acara Kopi Spesial Indonesia yang didukung oleh ITPC Vancouver dan Liza Wajong bekerja sama dengan tim kopi dari Proyek TPSA Kanada.
Delta Coffee adalah roastery lokal di Vancouver yang memiliki 3 merek: Pacific Roastery (Specialty), Los Beans (Blends), dan Best Gourmet (Komersial). Nusa Coffee memiliki kemitraan jangka panjang dengan Delta Coffee Works.
Sebelum pandemi awal tahun ini, Nusa Coffee berhasil mengimpor 2 kontainer muatan Sumatera Gayo, Flores Bajawa, dan Madu Kerinci – Sumatera Barat. Ini menghasilkan sekitar 200 ribu transaksi .
Liza menambahkan bahwa pada Februari 2020, Delta Coffee dan Nusa Coffee memulai mengadakan perundingan dengan Swiss Water Decaf untuk Sumatra Gayo di pusat pemrosesan Swiss Water decaf di Burnaby, Kanada. Munculnya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 menyebabkan kesepakatan tersebut masih belum dilaksanakan segera.
Pada Maret 2020, Nusa Coffee diundang oleh ITPC Vancouver untuk menghadiri acara ”Restaurant Canada Show” di Toronto, pameran dagang layanan makanan dan minuman terbesar di Kanada.
Tujuannya adalah untuk mengadakan penjajagan awal dengan operator kafe pembeli ramah lingkungan dan produsen kopi, sehingga perusahaan Liza dapat memperluas jangkauan distribusi biji panggang di Ontario. Namun semuanya masih tertunda karena Covid-19.
Pesan dari Liza Wajong dalam diskusi adalah perlunya peningkatan pengetahuan tentang kopi dan bisnis kopi. Pendidikan dan pengetahuan tentang kopi adalah mutlak. Berikutnya adalah solusi tentang harga kopi Indonesia yang tinggi.
Hal itu memang bisa dipahami mengingat jarak yang jauh, logistik dan pemasaran. Pesaing Indonesia juga banyak, antara lain Brazil dan Kolombia. Oleh karena itu bantuan pemerintah masih terus diharapkan.
Liza menyatakan penghargaannya kepada Konsulat Jenderal RI di Vancouver. Disebutkan bahwa Perwakilan RI tersebut selalu memfasilitasi dan membuat program berkelanjutan yang dapat mendorong promosi kopi. Kopi sekarang menjadi lebih personal untuk setiap individu.
Perlunya agrowisata
Dalam hal ini Kemlu memandang perlunya kunjungan importir kopi Kanada ke kebun kopi serta koperasi petani atau agrowisata. Kopi adalah minuman yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Tidak begitu banyak orang yang tahu atau mau tahu mengenai proses penanaman dan perawatan kopi, dari biji kopi yang dibudidayakan hingga masuk ke dalam mesin penggiling.
Agrowisata mengenai kopi diperlukan untuk mengakomodasi rasa ingin tahu para wisatawan mengenai kopi yang petani produksi. Tetapi, selain untuk kepentingan wisatawan, tentu pusat agrowisata juga dikelola agar terjadi peningkatan perekonomian petani lokal.
Dengan kata lain, selama mengadakan kunjungan wisatawan juga bisa menikmati kopi yang tersedia dan kalau memungkinkan ikut membeli kopi bubuk yang dijual dari kawasan agrowisata.
Beberapa komitmen awal yang telah disepakati :
Webinar berakhir dengan catatan positif, dengan komitmen dari Dellysa Prima Indonesia untuk mengekspor 20.000 produk kapsul kopi yang diperkirakan bernilai USD $ 200.000 ke mitranya di Kanada Barat, Archipelago Inc.
Kesepakatan itu akan membuat Kopi Spesialisasi Indonesia dijual melalui raksasa e-commerce Amazon di seluruh dunia khususnya di wilayah Amerika Utara.
Webinar menyambut baik gagasan untuk memiliki “Pusat Kopi” Indonesia yang berbasis di Vancouver untuk memfasilitasi hubungan bisnis dan mempromosikan kopi spesial di Amazon dan gerai lainnya.
Penulis adalah: Mantan dubes Swedia dan Latvia, Kementerian Luar Negeri. Email: bagas.hapsoro11@gmail.com