JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Indonesia negeri yang kaya warna, baik dari segi Budaya, Suku, Bangsa, Bahasa, Agama, dan Adat Istiadat. Bangkitnya semangat nasionalisme pada diri dan bangga menjadi bangsa Indonesia bagi sebagian orang lainnya bukan sekadar slogan belaka.
Ungkapan “Aku Cinta Indonesia” justru diikuti sikap dan aksi yang nyata. Inilah yang menginspirasi beberapa ibu-ibu melakukan kegiatan dan berbuat sesuatu untuk Indonesia dengan melakukan doa bersama diatap-atap tertinggi beberapa puncak gunung di Indonesia untuk kedamaian, keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Perjalanan kali ini ke puncak Syarif gunung Merbabu (3141mdpl) untuk melakukan doa keselamatan dan kedamaian bangsa Indonesia pada tanggal 1-3 februari 2019 lewat jalur berbeda melalui jalur “Timboa”, yang terletak di Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Sebenarnya ini adalah jalur lama, karena merupakan jalur ritual yang ramai di bulan-buan tertentu, seperti malam 1 Syuro. Kemudian 4 tahun terakhir jalur ini mulai diaktifkan lagi, tidak hanya untuk para pengunjung yang ingin napak tilas ataupun ziarah, tetapi juga untuk mereka yang ingin mendaki gunung Merbabu ini melalui jalur yang berbeda, jalur Timboa.
Bahkan, setiap tanggal 17 Agustus warga sekitar juga mengadakan acara pengibaran bendera Merah Putih melalui jalur ini.
Sejarah Jalur Timboa
Pada awal tahun 1985 adalah seorang dari salah satu desa di daerah Cepogo yang datang ke sebuah hutan di lereng Merbabu. Dalam perjalannya untuk membuka kampung baru yang berada di daerah ini yang masih merupakan hutan lebat, beliau kehujanan dan akhirnya dia berteduh di bawah sebuah pohon besar yang memuat beberapa orang.
Sambil berbincang bincang dengan seorang temannya dia membicarakan nama sebuah desa yang akan mereka buka saat itu. Dalam obrolannya yang diiringi hujan yang sangat deras dan hanya berteduh dibawah pohon mereka kebingungan mencari nama sebuah desa yang akan mereka tinggali nanti.
Menjelang sore dan hujan pun sudah mulai reda mereka keluar dari pohon tersebut. Mereka menyadari bahwa mereka baru saja berteduh di dalam pohon “Timboa”. Dalam perjalanan pulangnya mereka pun membicarakan tentang pohon tersebut. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memberi nama desa tersebut dengan sebutan “Timboa”.
Dalam masa pemerintahan yang berjalan selama 5 tahun kampung tersebut diubah menjadi nama Margomulyo. Namun masyarakat juga tak lupa dengan nama yang pertama kali dibuat di kampung tersebut, saat ini telah dibuka jalur pendakian menuju puncak gunung Merbabu dengan nama jalur Merbabu via Timboa dan pelestarian pohon Timboa yang sekarang mulai dibudidayakan oleh masyarakat.
Kiprah SIABI
Adalah Swara Ibu Asah Bangsa Indonesia (SIABI), perkumpulan yang komandoi oleh Arietta A. Beeby Talumewo yang rajin mengadakan ekspedisi/petualangan dengan melakukan perjalanan ke alam bebas baik di wilayah pedalaman di Indonesia maupun manca-negara.
Perkumpulan atau komunitas yang anggotanya terdiri dari perempuan berusia diatas 40 tahun dengan kedewasaan mental dan fisik yang luar biasa ini terlatih melakukan kegiatan luar ruang/outdoor adventure ke berbagai wilayah di Indonesia.
SIABI ini didukung oleh para penasehat dan pembina yang ahli dalam bidangnya masing-masing, antara lain Ibu Halida Hatta (tokoh Bangsa), Don Hasman(Senior Etno Fotografer), Lody Korua (Senior Konsultan Petualangan), Clara Sumawarti (Pendaki wanita Indonesia Pertama di Mt. Everest), Anton Bayu Samudra (Jurnalis) dan beberapa tokoh lainnya.
SIABI bukanlah organisasi politik, perkumpulan ini terbentuk atas inisiatif anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendeklarasikan di Jogjakarta pada tanggal 3 November 2018 dan mempunyai perwakilan di beberapa daerah nusantara.
Adapun VISInya adalah untuk membangun para perempuan mempersiapkan diri mereka menjadi ibu yang mandiri, tangguh serta berkepribadian baik sebagai ibu bangsa Indonesia, sedangkan MISInya untuk mengembangkan pengetahuan, meningkatkan kapasitas dan kualitas kaum perempuan dalam kehidupannya.
Anggotanya generasi yang mandiri, tangguh dan bertanggung-jawab kepada keluarga, negara dan lingkungannya. Mereka mengadakan ekspedisi/petualangan dengan melakukan perjalanan ke alam bebas baik wilayah pedalaman di Indonesia maupun manca-negara.
Menjalin kerjasama dan mengembangkan jaringan dengan berbagai pihak di tingkat lokal, nasional dan internasional dalam rangka pembangunan bangsa melalui kegiatan pengabdian masyarakat maupun kegiatan di alam bebas sesuai kearifan lokal.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan doa bersama dan pengabdian masyarakat kebeberapa daerah pedalaman Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra dan Nusa Tenggara Timur.
SIABI juga mengajak perempuan Indonesia untuk bergabung dan aktif dengan syarat usia minimal 40 tahun keatas bersama sama membangun bangsa Indonesia melalui beberapa kegiatan petualangan.
Bagi mereka yang memiliki kecintaan yang sama maka dapat bergabung dengan menghubungi pengurus.siabi@gmail.com dan ariette.at@gmail.com.