Wisatawan turun dari kapal Ferry untuk berwisata di Pulau. Presiden Jokowi optimistis usai Covid -19, wisata akan boom. ( foto : Kemenparekraf).
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kemenparekraf siapkan industri pariwisata hadapi proyeksi lonjakan kinerja pada 2021 dan realokasikan Rp 500 miliar untuk program perlindungan sosial bagi para pelaku wisata” kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio, hari ini.
Usai Rapat Terbatas (melalui Video Conference) dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Istana Merdeka Jakarta, Whisnutama mengatakan Kementriannya telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19 agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif termitigasi selama pandemi.
“Presiden mengarahkan bahwa kita akan melakukan program perlindungan sosial bagi para pelaku wisata dan Kemenparekraf merealokasi anggaran Rp 500 miliar, ini potensinya akan dikembangkan terus,” kata Wishnutama.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara intensif sebagai salah satu upaya untuk dapat memberikan berbagai bantuan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Realokasi kita juga akan melakukan berbagai macam program yang sifatnya padat karya didahului pengkajian lebih lanjut dengan kementerian-kementerian terkait, termasuk stimulus ekonomi untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif ini agar bisa bertahan melalui situasi yang saat ini terjadi,” katanya.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selama masa darurat COVID-19. telah menyediakan akomodasi dan transportasi untuk tenaga kesehatan dengan SOP kesehatan dari Kemenkes dan WHO yang tetap harus dipenuhi.
Hingga saat ini terdapat 1.725 tenaga kesehatan yang telah terfasilitasi. Kemudian ada gerakan masker kain yang memberdayakan para pelaku UKM dengan target mencapai 1 juta masker kain.
“Kami juga menyiapkan program lauk siap saji. Seperti lauk dendeng kering, abon, dan sebagainya. Di sisi lain program ini akan melibatkan dan membantu pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif secara langsung,” katanya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meyakini bahwa kelesuan sektor pariwisata akibat pandemi virus corona hanya akan berlangsung hingga akhir tahun. Untuk itu, sikap optimisme harus terus dibangun agar sektor pariwisata bisa memanfaatkan momentum bangkit segera setelah kelesuan berakhir.
“Saya meyakini ini hanya sampai pada akhir tahun. Tahun depan akan terjadi booming di bidang pariwisata. Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di wilayah-wilayah yang ada pariwisatanya sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat ” kata Presiden jokowi.
Presiden minta jangan sampai terjebak pada pesimisme karena masalah COVID-19 ini sehingga saat wisata booming lagi yang akan muncul setelah COVID-19 ini selesai, justrutidak bisa memanfaatkannya secara baik.
Untuk itu saat ini Kemenparekraf berupaya menyiapkan destinasi yang sesuai dengan kondisi “new normal” pasca-COVID-19 sesuai prinsip hygiene dan sanitisasi yang prima, menawarkan pengalaman lokal yang unik, hingga manajemen pengunjung yang baik sehingga tidak terjadi penumpukan (over crowded).
Di samping itu, destinasi pariwisata juga didorong untuk terus berbenah dan semakin agresif dalam menerapkan prinsip pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (resilience, sustainable, dan responsible).