DAERAH

Keindahan Coban di Lumajang Menantang Wisatawan Petualangan

LUMAJANG, bisniswisata.co.id: Air terjun, atau nama lainnya coban, curug, waterfall memang memiliki daya tarik tersendiri. Selain menawarkan keindahan dan keunikan, wisata air terjun juga menyuguhkan enak dipandang mata, kesegaran juga pesona tersembunyi dibalik dinding-dinding tebing menjulang tinggi, serta hijau daun yang rimbun.

Objek wisata ini memang selalu dicari dan diburu wisatawan. Semakin tersembunyi semakin dicari karena yang tersembunyi memiliki panorama alam yang alami. Kealamian ini menjadi daya tarik yang diburu, oleh wisatawan terutama yang suka petualangan maupun juru foto untuk hunting.

Indonesia memang kaya air terjun. Salah satunya di wilayah Lumajang, Jawa Timur yang bukan hanya terkenal dengan wisata gunung, wisata pantai, wisata budaya dan kuliner namun juga sederat air terjun yang selama ini belum dikenal secara luas.

Merangkum berbagai sumber, berikut Air Terjun di Lumajang yang memiliki keindahan, keunikan serta daya tarik tersendiri antara lain:

#. Air Terjun Tumpak Sewu

Air terjun ini terletak di aliran Sungai Gidih diperbatasan kecamatan Ampel Gading, Malang dengan kecematan Pronojiwo, Lumajang. Karakteristis air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 120 meter dengan sumber mata air yang jatuh berjejer melebar banyak, seperti tirai sehingga termasuk dalam tipe air terjun Tiered. Warga sekitar menyebut Grojokan Sewu karena mungkin saking banyaknya. Dilihat secara seksama seperti air terjun Niagara tapi skala kecil. Dari sisi pemandangan yang dihadirkan tak kalah indah dengan air terjun Niagara di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada.

Medan menuju lokasi wisata ini bisa dikatakan cukup sulit, sehingga disarankan untuk selalu berhati-hati menapakai jalan setapak yang kadang licin, terjal dan menantang. Coban Sewu ini dapat dijangkau dengan melalui jalur Kota Malang yang memakan waktu sekitar 2 jam 30 menit. Rutenya yaitu Bululawang – Dampit – Tirtomoyo – Pronojiwo dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 200 meter sebelum lokasi.

#. Air Terjun Kedung Guwo

Air terjun ini ada di desa Kunal, kecamatan Pasrujambe. Nama Kedung Guwo berasal dari kata “Kedung” yang artinya bendungan air, sedangkan “guwo” berari gua (goa). Memang disana ada dam (seperti bendungan air) dan gua yang mirip lempengan batu. Air terjun ini termasuk salah satu air terjun di Lumajang yang kurang dikunjungi wisatawan, sebab selain tidak dibuka untuk wisata, jalan yang menuju ke lokasi masih terlihat tradisional.

Namun pemandangan khas pedesaan sangat kental disini. Walaupun cuma setinggi 8 meter saja, tapi keindahan air terjun yang di hiasi beberapa batuan sungai ini lumayan indah. Selain itu, disebelahnya ada gua berupa lempengan batu miring dengan tinggi 2 meter dan panjang 10 meter. Di dalam gua ada tempat duduk, walaupun terlihat kurang terawat karena kurang dikunjungi wisatawan. Tapi keheningan disini mempunyai nilai tersendiri buat kamu yang terbiasa dengan ramainya perkotaan.

#. Air Terjun Sobyok Manggisan
Air terjun ini memiliki ketinggian 21 meter ini berada di desa Kandangan, kecamatan Senduro, tepatnya 22 km dari kota Lumajang. Air terjun ini tidak berbahaya digunakan untuk mandi, selain itu pemandangan pun sangat indah dengan gemuruh air yang jatuh yang seolah-olah semakin menambah kenyamanan ketika menikmati alam disekitarnya.

Kenapa namanya air terjun Sobyok Manggisan? Menurut penuturan penduduk setempat, dulu di sekitar air terjun banyak di tumbuhi pohon manggis, tapi sayang sekarang sudah tidak ada lagi. Untuk mencapai air terjun ini dapat ditempuh dengan kendaraan, kurang lebih 30 menit dari kota Lumajang, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki kurang lebih 1,5 jam untuk mencapai lokasi air terjun tersebut.

#. Air Terjun Watu Lapis

Air terjun ini berada di dusun Tawonsongo, desa Pasrujambe, kecamatan Pasrujambe, tepatnya kurang lebih 30 km di sebelah barat dari kota Lumajang. Untuk mencapai lokasi air terjun bisa mengunakan kendaraan baik roda dua, maupun roda empat yang bisa memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Informasinya disini belum terdapat angkutan umum.

Air terjun ini tepat berada di tengah kebun kopi milik warga sekitar, jadi selama menuju kesana kalian akan disuguhi pemandangan kebun kopi. Tapi perjalanan menuju ke lokasi air terjun harus hati-hati, sebab jalannya yang belum begitu baik. Disekitar air terjun, banyak juga terdapat pohon-pohon rindang, selain itu warga sekitar juga membuat beberapa pondok bambu dan jembatan-jembatan kecil yang menambah kesan alam pedesaan yang asri.

#. Air Terjun Carang Kuning

Air terjun di desa Jambekumbuh, kecamatan Pasrujambe ini, tersusun dari batuan alami ini memiliki ketinggian kurang lebih 15 meter. Konon katanya, nama air terjun ini diambil dari nama seorang salah satu putri kerajaan Majapahit yang sering mengunakan air terjun ini untuk mandi. Nama putri tersebut yaitu Putri Carang Kuning. Entah ada hubungannya atau tidak, disekitar air terjun juga banyak di tumbuhi bambu kuning.

Pengertian “carang” artinya “ranting-ranting bambu”, sedangkan “kuning” bersimbolkan warna bambu kuning tersebut.
Terlepas dari legenda tersebut, air terjun ini mempunyai daya tarik yang luar biasa, medan untuk menuju kesana lumayang menantang dan seru dengan melewati kebun-kebun warga sekitar dengan jarak kurang lebih 1 jam dari rumah penduduk.

#. Air Terjun Kabut Pelangi

Air terjun ini berada di kaki Gunung Semeru yang masih masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan dikelola oleh Perum Perhutani KPH Malang. Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 100 meter. Tapi sebelum kita sampai ke lokasi air terjun Kabut Pelangi, anda akan disuguhi lebih dulu pemandangan air terjun lainnya yaitu air terjun Anak Kabut Pelangi.

Air terjun Anak Kabut Pelangi hampir sama dengan air terjun Kabut Pelangi tapi lebih pendek. Dinamakan air terjun Kabut Pelangi, karena di lokasi air terjun tersebut sering terlihat pelangi yang diakibatkan oleh pembiasan air terjun dengan sinar matahari. Fasilitas di tempat ini lumayan lengkap, sudah ada mushola, toilet umum, tempat parkir, dan gazebo yang bisa digunakan untuk sekedar beristirahat. Selain itu ada juga “camping ground” untuk mereka yang mau berkemah disekitar air terjun.

#. Air Terjun Goa Tetes

Air Terjun Goa Tetes adalah salah satu tempat wisata di Lumajang yang berupa perpaduan antara gua dengan air terjun. Gua Tetes sendiri memiliki keunikan yaitu mempunyai stalagtit dan stalagmit dengan aneka warna. Selain itu, tebing-tebing batu yang terbentuk di Gua Tetes memiliki warna kuning keemasan yang diakibatkan kandungan belerang di batuan tersebut, ditambah berpaduan warna hijau lumut dibatuan tersebut yang membuatnya terlihat lebih eksotis.

Air terjun ini terletak di desa Sidomulyo, kecamatan Pronojiwo, tepatnya 55 km dari kota Lumajang yang bisa ditempuh dengan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Keunikan air terjun Goa Tetes adalah air tidak hanya sekedar mengalir tapi memancar dari puluhan mata air yang memancar dibalik batuan. Sedangkan batuannya sendiri terbentuk dari endapan kapur, makanya batuan disini tidak terlalu licin, tapi tetap harus hati-hati ya!

#. Air Terjun Kapas Biru

Air terjun yang juga dikenal dengan sebutan Antrukan Telu ini terletak di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Untuk mencapai lokasi, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun empat karena kondisi jalannya sudah lumayan baik. Jika dari Malang membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki dari lokasi parkir selama 45 menit atau sepanjang 2 kilometer dengan medan yang cukup curam.

Meski terlihat melelahkan. tapi tak perlu khawatir karena di sepanjang jalan kamu akan ditemani dengan pepohonan rindang serta suasana yang asri. Hawa sejuk membuat tenaga tak cepat terkuras. Dan, sesampainya di Air Terjun Kapas Biru rasa lelahmu akan segera terbayar dengan keindahan alam yang tiada duanya. Jangan lupa abadikan momen seru bersama teman-temanmu disini sambil menikmati kesegaran air yang mengalir jernih.

#. Air Terjun Coban Pawon

Coban Pawon Dikenal juga dengan sebutan Antrukan Pawon, coban ini terletak di Dusun Kertowono, Desa Wangkit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang. Berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota, berada di kawasan yang dekat dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sehingga beberapa warganya merupakan suku tengger. Diberi nama ‘pawon’ yang berarti dapur dalam bahasa Indonesia karena air terjun ini mengalir ke dalam goa yang berbentuk seperti tungku perapian yang biasa dipakai memasak. Konon katanya, percikan airnya dipercaya bisa membantu dan penyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Ketinggian coban sekitar 15 meter, dengan air segar dan jernih yang jatuh cukup deras. Di bawahnya terdapat sungai yang mengalir menuju hilir. Untuk dapat mencapai air terjun yang eksotis ini pengunjung harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer. Jalurnya agak menantang dan terkadang kamu akan menemukan medan dengan kemiringan 45 derajat. So, jika ingin berkunjung kemari lebih baik saat musim kemarau saja karena saat penghujan jalan agak licin. (NDY)

Endy Poerwanto