JEMBER, bisniswisata.co.id: Ketika Halal Tourism menjadi trend dunia menjadi kajian acara Halal Bi Halal Karyawan dan Management Hotel Java Lotus, Jember. Diikuti sedikitnya 60 karyawan acara serius tapi santai yang berlangsung Jumat sore ini memberikan pemahaman mengenai Muslim Friendly Tourism dan Halal Tourism.
Materi disampaikan oleh Hilda Ansariah Sabri, Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi www. bisniswisata.co.id & E-Magz Explore bersama Jeffrey Wibisono, General Manager Java Lotus Hotel Jember di Jl. Gatot Subroto No.47, Tembaan, Kepatihan, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember.
Dapat disimpulkan bahwa wisata halal adalah extended services atau pelayanan tambahan dimana negara-negara Non Muslim seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan dan lain-lainnya memberikan layanan tambahan bagi para wisatawan muslim yang berlibur ke destinasi wisata di negara mereka tanpa mengubah tatanan adat, nilai budaya, apalagi agama di negara-negara tersebut.
“Muslim Friendly Tourism dan Halal Tourism adalah dua konsep dalam industri pariwisata yang sering kali dianggap serupa, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal layanan dan fasilitas yang ditawarkan,” ungkap Hilda Ansariah Sabri yang juga Ketua Forum Dialog Pariwisata ( FDP) Halal.
Halal Tourism definisinya kegiatan wisata yang fokus pada menyediakan semua aspek perjalanan yang sepenuhnya sesuai dengan hukum Islam. Mencakup makanan, akomodasi, dan kegiatan yang semuanya harus mematuhi standar halal. Semua elemen perjalanan harus bebas dari unsur-unsur yang diharamkan menurut syariat Islam.
“Secara keseluruhan, perbedaan utama antara kedua konsep ini, Muslim Friendly Tourism dan Halal Tourism adalah tingkat kepatuhan terhadap pedoman halal. Muslim Friendly Tourism memberikan fleksibilitas lebih besar dan fokus pada kenyamanan wisatawan Muslim secara umum,” tambah Hilda.
Apalagi pertumbuhan wisata halal dunia rata-rata 27 persen per tahun, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor wisata dunia yang hanya tumbuh 6,4 persen.
Laporan Mastercard CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) ini seharusnya di Indonesia sudah ditanggapi dan dikembangkan dengan mempromosikan paket-paket wisata halal atau di dunia dikenal dengan nama Halal Tourism.
Faktanya kini di sektor Halal Tourism sebagai bagian dari Halal Industry menjadi tumpuan banyak negara Muslim maupun Non Muslim untuk menguatkan perekonomian negaranya. Muslim di dunia yang mencapai 2,2 miliar jiwa membuat negara-negara Non-Muslim berlomba memenuhi kebutuhan Muslim dunia dengan menciptakan paket-paket Muslim Friendly Tourism.
Khusus mengenai Muslim Travel, perkembangan pasar hingga 2027 diperkirakan mencapai US$ 179 juta tahun 2025, dimana data 2022 sudah mencapai US$ 133 dari data Global State of The Islamic Economic ( SGIE) Report 2023/2024. Setiap tahun Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) berkontribusi pada laporan tahunan yang dikeluarkan DinarStandar ini.
Indonesia sebagai negara anggota Organisasi Kerjasama Islam ( OKI) beranggotakan 57 negara pernah menjadi tuan rumah Konferensi Wisata Syariah Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta 2-3 Juni 2014 yang menjadi titik awal lahirnya standarisasi pariwisata halal ( halal tourism) yang kini diterapkan oleh OKI.
Jika negara saat ini bingung menetapkan penggunaan istilah Muslim Friendly Tourism atau Halal Tourism maka penelitian Nadya Mira dari Universitas Darrusalam Gontor yang melakukan penelitian dengan metode Bibliometrik, tahun 2024 maka kata kunci yang paling sering muncul di seluruh dunia adalah Halal Tourism
“Sebagai negara anggota OKI maka Indonesia harus punya sikap atas penggunaan istilah wisata halal ( halal tourism) sehingga tidak ada salah kaprah mengenai wisata halal yang kini menjadi tren dunia bahkan pemprov Bali berkelit dalam sosialisasi kegiatan yang akan mendorong pula ekosistem industri halal karena halal tourism adalah salah satu sektor dalam industri halal,” tegasnya.
Jeffrey Wibisono, General Manager Java Lotus Hotel, Bali mengungkapkan bahwa
restoran di hotelnya makan Koerestaurant KOERESTAURANT juga berkomitmen dan bertanggung jawab untuk menghasilkan produk halal secara konsisten dan berkesinambungan
“ Kebijakan ini terutama semua sudah disosialisasikan pada seluruh karyawan termasuk para mitra dengan melakukan tindakan mematuhi peraturan perundang-undangan terkait jaminan produk halal,” kata Jeffrey yang terkenal dengan eksplorasi kuliner khas Jember.
Menggunakan bahan halal dan
melaksanakan proses produk halal (PPH) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan PPH di perusahaan. Mensosialisasikan dan mengomunikasikan untuk memastikan semua personel menjaga integritas halal di perusahaan.
Acara HBH karyawan dan management di Java Lotus Hotel ini diakhiri makan bersama di meja panjang restaurant hotel yang beralaskan daun pisang membuat suasana makin akrab dan tali silaturahim yang makin kuat.