SAMARINDA, bisniswisata.co.id: Kabut asap disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sebagian wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim), berdampak terhadap penerbangan di Bandara APT Pranoto Sungai Siring, Samarinda. Laporan manajemen bandara, ada 16 rute penerbangan mengalami penundaan (delay) selama lima jam atau sejak pagi pukul 07.00-11.00 WITA, Jumat (13/9/2019).
Dari 16 jadwal penerbangan yang mengalami delay, satu penerbangan dialihkan (divert) ke Bandara Sepinggan Balikpapan yakni Batik Air 7281 dari Jakarta (HLP). “Penyebab kejadian itu karena jarak pandang hanya berkisar 3.000 meter sampai dengan 4.000 meter,” papar Bidang Pelayanan dan Operasioal Bandara APT Pranoto, Rora Ardian seperti dilansir laman Kompas, Jumat (13/09/2019).
Dilanjutkan, hal itu dipantau melalui Notice to Airmen (Notam) dari Air Nav Indonesia. Rute penerbangan dari Bandara APT Pranoto yang mengalami penundaan penerbangan di antaranya tujuan Jakarta, Jogyakarta, Surabaya, Berau, Denpasar dan lain-lain.
Begitu pun beberapa rute dari Surabaya, Jakarta, Berau mengalami penundaan ke Bandara APT Pranoto. “Saat ini normal operasi, jarak pandang sudah di atas 5 kilometer. Batik Air dari Halim Perdana Kusuma dan dua penerbangan Lion Air dari Juanda Surabaya telah mendarat. Maskapai yang lain masih delay, menunggu cuaca di bandara asal,” ungkap Rora.
Sementara, Batik Air ID 7281 yang sejak pagi sempat mengalihkan pendaratan ke Bandara Sepinggan Balikpapan, sudah tiba di Bandara APT Pranoto.
Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Kaltim Shahar Al Haqq mengatakan, hingga kini titik api hampir tersebar merata di semua kabupaten dan kota. Titik api terbanyak ada di Kabupaten Berau. Sementara total luasan lahan yang terbakar di Kaltim diperkirakan lebih dari 300.000 hektar lahan.
“Petugas kami sedang memadamkan di Berau. Kami belum tahu besaran luas pasti karena titik api susah diprediksi. Setelah dipadamkan kadang terbakar lagi karena cuaca panas,” jelasnya.
Pantuan titik api (hotspot) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kaltim menggunakan sensor modis pada Satelit Terra dan Aqua, memberi gambaran lokasi wilayah mengalami kebakaran. Satelit ini mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilo meter persegi.
Pada Kamis (12/9/2019) terdapat 62 titik panas yang berpotensi terbakar berkisar 81-100 persen. Sementara ada 39 titik panas yang potensi terbakar berkisar antara 71 – 80 persen yang tersebar di 10 kabupaten kota di Kaltim. (ndy)