DESTINASI INTERNATIONAL

Jepang Perkenalkan Sistem Tiket Gunung Fuji

KOFU,Shizuoka,bisniswisata.co.id: Pihak berwenang di wilayah Yamanashi di Jepang secara proaktif mengatasi masalah kepadatan penduduk yang disebabkan oleh lonjakan pariwisata.  Salah satu langkah efektifnya adalah dengan menerapkan sistem tiket pendakian Gunung Fuji.

 Sistem tiket Gunung Fuji, yang diterapkan tahun ini, akan memastikan pengalaman pendakian yang lebih terkendali dan menyenangkan bagi semua orang seperti dilansir dari japannews.yomiuri.co.jp

Menurut pernyataan administrasi wilayah Yamanashi, hanya 4000 pendaki per hari yang diizinkan mendaki Gunung Fuji melalui Jalur Yoshida, rute paling populer.  

Tiket Gunung Fuji untuk pendakian ini berharga sekitar dua belas euro, harga yang murah untuk petualangan yang dikelola dengan baik dan berkesan.

 Mulai 20 Mei 2024, tiket musim ini, yang berlangsung dari Juli hingga September, dapat dipesan dengan mudah secara online.  Sistem baru ini memungkinkan pengunjung untuk mengamankan tempat mereka terlebih dahulu, memastikan mereka menikmati pengalaman luar biasa ini.  

Setidaknya 1000 tiket per hari akan dipesan untuk pemesanan harian, sehingga mereka dapat merencanakan pendakian sesuai jadwal mereka.

 Puncak Gunung Fuji setinggi 3.776 meter dan tertutup salju hampir sepanjang tahun.  Di musim panas, lebih dari 220.000 pendaki mendaki lereng curam dan berbatu setiap tahunnya.  Banyak orang melakukan pendakian pada malam hari untuk menyaksikan matahari terbit dari puncak.

Kawasan sekitar Gunung Fuji juga terpengaruh oleh popularitas simbol nasional Jepang dan masuknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut untuk mengambil foto puncaknya.  

Di tempat yang trendi untuk mengambil foto, di mana Gunung Fuji tampak menjulang di belakang supermarket, pihak berwenang berencana mengambil tindakan untuk melindungi penduduknya.  

Nantinya akan dipasang layar privasi besar berwarna hitam untuk menutupi pemandangan gunung.  Penduduk mengeluh bahwa wisatawan masuk tanpa izin ke properti mereka untuk mencari kesempatan berfoto yang sempurna, tanpa berpikir panjang berlari ke jalan, dan membuang sampah sembarangan.

 

 

 

 

 

 

Hildea Syafitri