GUNUNGKIDUL, bisniswisata.co.id: Bagi wisatawan pemburu keindahan matahari terbit atau sunrise, kini menjadi tren baru. Biasanya matahari terbit kerap disaksikan dan diabadikan para pendaki gunung-gunung yang tinggi. Sebenarnya tidak perlu bersusah payah mendaki gunung untuk bisa menikmati keindahan sunrise. Ada banyak tempat melihat matahari terbit yang mudah dijangkau.
Khusus di Kabupaten Gunungkidul, ada banyak spot sunrise yang bisa dikunjungi, salah satunya adalah Geoforest Watu Payung Turunan. Selain sebagai saksi matahari terbit juga bisa melihat panorama alam di pagi hari dengan embun pagi yang menakjubkan, juga keunikan ornamen merupakan perpaduan sempurna yang tersaji di Geoforest Watu Payung Turunan.
Bukan hanya untuk memotret, obyek wisata ini juga pas untuk sekadar bersantai menikmati indahnya pagi. Momen matahari terbit di sini paling pas dinikmati pada pertengahan Mei sampai pertengahan Juni. Saat itu, matahari berada di lintang utara sehingga sunrise akan terlihat di Geoforest Watu Payung Turunan.
Geoforest Watu Payung Turunan, seperti dilansir laman Kompas, Jumat (14/06/2019) yang berlokasi di tengah hamparan pegunungan Dusun Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Jarak tempuh menuju Geoforest Watu Payung Turunan dari Kota Yogyakarta hanyalah sekitar 30 kilometer. Waktu tempuhnya adalah kurang-lebih satu jam perjalanan.
Dari Kota Yogyakarta, menuju Geoforest Watu Payung Turunan paling pas ditempuh melalui Jalan Imogiri Barat. Sesampainya di Kecamatan Imogiri, perjalanan diteruskan ke arah selatan di Jalan Imogiri-Siluk, bukan jalan menuju Makam Raja.
Selanjutnya cukup ikuti jalan utama Imogiri-Siluk tersebut sampai Jalan Siluk-Panggang di area pegunungan. Setelah menyusuri jalan tersebut sejauh sekitar 10 kilometer, nantinya akan ditemukan plang penunjuk jalan menuju Geoforest Watu Payung turunan.
Perjalanan berlanjut dengan berbelok kiri (timur) meninggalkan Jalan Siluk-Panggang memasuki jalan yang lebih sempit. Meski demikian, kondisi jalan masih cukup baik dengan aspal yang mulus.
Nantinya tujuan ada di kiri jalan setelah melaju selama sekitar 2,5 kilometer. Selanjutnya perjalanan sudah sampai di kawasan Geoforest Watu Payung Turunan. Menjelang area parkir, terdapat pos retribusi di mana pengunjung harus membeli tiket.
Di pos retribusi itu, pengunjung harus membeli tiket untuk masuk ke kawasan Geofroest Watu Payung Turunan. Tiket yang harus dibeli tidaklah mahal. Jika berkunjung pada Ahad harga tiketnya hanya Rp 5.000. Untuk berfoto di spot foto yang tersebar di Geoforest ini, pengunjung tidak perlu membayar.
Namun di spot Hasta Apsari, pengunjung harus membayar Rp 5.000 untuk berfoto maksimal selama tiga menit. Spot foto Hasta Apsari bisa dibilang merupakan ikon dari obyek wisata Geoforest Watu Payung Turunan. Di sinilah biasanya para pemburu sunrise memotret saat momen matahari terbit.
Tersedia pula jasa fotografer di spot Hasta Apsari ini dengan tarif Rp 3.000 per file foto. Selain berfoto, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas lain, yakni jemparingan atau memanah di Geoforest Watu Payung Turunan ini. Tarif untuk memanah hanyalah Rp 10.000 untuk 10 anak panah. (NDY)