TATARSTAN, bisniswisata.co.id: KTT Ekonomi Internasional ke-16, “Rusia–Dunia Islam: Forum Kazan,” sekali lagi menegaskan kembali perannya sebagai platform utama untuk interaksi ekonomi dan diplomatik antara Rusia dan negara-negara Islam.
Dilansir dari https://en.irna.ir/, acara yang diadakan di ibu kota Tatarstan ini mempertemukan perwakilan dari lebih dari 100 negara dan 82 wilayah Rusia untuk mengeksplorasi peluang investasi, pertukaran budaya, dan kemitraan strategis di berbagai sektor.
Beberapa pertemuan kerja sama diadakan antara pejabat Rusia dan perwakilan dari Iran, UEA, Qatar, Turki, Malaysia, Tajikistan, Kazakhstan, Turkmenistan, dan Afghanistan, yang menghasilkan 75 perjanjian internasional yang mencakup kemitraan perdagangan, energi, dan infrastruktur.
Topik utama lainnya termasuk digitalisasi kerja sama antara Rusia dan negara-negara dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), kolaborasi internasional, industri halal, keuangan dan investasi Islam, pariwisata, budaya, perspektif perempuan, dan bisnis.
Dalam pidato pembukaannya di Forum tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan perlunya untuk lebih memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim di berbagai sektor, termasuk teknologi.
Ruslan Minnikhanov, kepala Tatarstan, mengatakan, “Kehadiran sekitar 3.500 perusahaan IT dan puluhan ribu spesialis IT memungkinkan kami untuk mengembangkan dan menerapkan solusi teknologi canggih di banyak bidang kehidupan publik.”
Wakil Perdana Menteri Rusia untuk Konstruksi dan Pembangunan Daerah Marat Khusnullin mengumumkan usulan Pakistan untuk membuka tujuh rute transportasi antara Asia Selatan dan Rusia.
Dia menambahkan bahwa Forum Kazan semakin mendapatkan momentum setiap tahunnya. Forum tersebut selenggarakan beberapa pameran, termasuk “Russia Halal Expo” dan “International Property Market.”
Sekali lagi, Forum Kazan menunjukkan bahwa kerja sama antara Rusia dan dunia Islam didasarkan pada rasa hormat, pragmatisme, dan kepercayaan, yang menyatukan negara-negara dalam mengejar masa depan yang berkelanjutan.
“Perang tarif baru, tekanan sanksi, dan tantangan geopolitik tidak akan pernah menyesatkan kita. Mari kita bekerja sama,” kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selama forum tersebut.
.









