BANDUNG, bisniswisata.co.id: Seluruh penerbangan domestik dengan pesawat jet dari Bandara Internasional Husein Sastranegara (Bandung) kini telah resmi berpindah ke Bandara Internasional Kertajati di Majalengka. Meski baru mulai efektif dimulai pada awal Juli, ternyata penumpang asal Bandung lebih memilih untuk menggunakan penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta dari pada Kertajati.
Hal ini terungkap dari kenaikan trafik penumpang shuttle bis yang melayani rute Bandung ke Bandara Soetta. Meski sebelumnya sempat turun saat harga tiket pesawat melambung tetapi ketika penerbangan dari Bandung beralih ke Majalengka justru terjadi kenaikan jumlah penumpang.
“Dulu shuttle Bandung-Jakarta sempat drop karena tiket pesawat baru-baru naik, tetapi sekarang naiknya sudah lebih dari 150%,” ungkap Rudi Ardijanto Arifin, pemilik biro perjalanan wisata (BPW) Jackal Holidays seperti dilansir laman Kontan, Senin (15/07/2019).
Menurutnya, kenaikan ini terjadi karena penumpang lebih milih terbang dari Jakarta dari pada Majalengka. Pasalnya tiket dari Kertajati dianggap lebih mahal dari pada tiket keberangkatan dari Bandara Soetta. Ditambah lagi masih belum banyak tenant pendukung seperti restoran yang beroperasi di Kertajati.
Secara waktu tempuh, antara Bandung-Soetta dan Bandung-Kertajati juga tidak terlalu jauh perbedaannya karena untuk menuju ke Kertajati harus memutar melewati Purwakarta terlebih dulu. Dalam hitungan normal Bandung-Soetta bisa ditempuh sekitar 3 jam-4 jam sama halnya dengan Bandung-Kertajati. “Walaupun kalau macet Bandung-Jakarta bisa sampai 8 jam, tetapi konsumen lebih memilih ke Jakarta,” imbuhnya.
Hingga saat ini meski sudah mengantongi izin Jackal Holidays masih belum berminat untuk membuka layanan shuttle Bandung-Kertajati. Menurut Rudi, ketika Damri memberikan layanan gratis selama satu tahun akan sulit baginya untuk bersaing di pasar ceruk tersebut. “Kami jual Bandung-Soetta Rp 130.000, kalau buka Kertajati harus jual berapa saat Damri gratis,” ujarnya.
Untuk saat ini ia lebih memilih untuk menahan diri tidak beroperasi di ruta Bandung-Kertajati. “Kami mempertimbangkan untuk masuk saat jumlah penumpang yang terbang dari sana sudah mulai banyak dan fasilitas pendukung di bandara semakin lengkap,” sambungnya. (NDY)