JAKARTA, bisniswisata.co.id: BBN Airlines Indonesia berkomitmen untuk memperkuat ekosistem bisnis penerbangan Indonesia pada tahun 2025 dengan berfokus pada model bisnis ACMI (Aircraft, Crew, Maintenance, and Insurance).
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas penerbangan di Indonesia, sejalan dengan meningkatnya permintaan perjalanan udara domestik dan internasional.
Namun, pertumbuhan permintaan perjalanan udara yang signifikan belum diimbangi dengan pertumbuhan kapasitas yang sesuai.
Dilansir dari traveldailynews.asia, sebagai bagian dari penyedia ACMI terbesar di dunia, Avia Solutions Group, BBN Airlines Indonesia menyediakan solusi manajemen armada yang fleksibel.
Melalui model ini, maskapai penerbangan dapat mengakses pesawat, kru, perawatan, dan asuransi tanpa perlu mengelola elemen operasional ini secara mandiri. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Dengan pengalamannya yang luas, BBN Airlines Indonesia telah bermitra dengan beberapa maskapai penerbangan, termasuk maskapai domestik seperti Sriwijaya Air, untuk meningkatkan kapasitas penerbangan mereka, khususnya di Indonesia Timur.
Kemitraan ini merupakan operasi perdana ACMI BBN Airlines Indonesia dan menandai langkah penting dalam komitmennya untuk memperkuat ekosistem penerbangan domestik pada tahun 2025.
Di luar pasar domestik, BBN Airlines Indonesia juga telah berhasil menyediakan layanannya kepada maskapai penerbangan di Asia Selatan seperti SpiceJet, yang mendukung rute domestik dan internasional untuk memenuhi kebutuhan kapasitas mereka sepanjang tahun 2024.
Martynas Grigas, Chairman BBN Airlines Indonesia mengatakan pada tahun 2025, BBN Airlines Indonesia berfokus untuk memperkuat peran dalam mendukung ekosistem penerbangan Indonesia dengan memprioritaskan model layanan ACMI.
Model ini menawarkan cara yang hemat biaya bagi maskapai penerbangan untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan mereka.
“Tujuan kami adalah untuk memenuhi kebutuhan mendesak akan kapasitas pesawat tambahan, yang penting untuk memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat.” kata Martynas Grigas.
Model ACMI juga menawarkan penyelesaian yang cepat, dengan pesawat dan awak yang terlatih siap beroperasi dalam waktu 2-4 minggu setelah kesepakatan.
Penerapan yang cepat ini memberi maskapai penerbangan fleksibilitas untuk memperluas armada mereka tanpa harus melakukan investasi modal besar atau mengelola operasi armada yang rumit.
Lebih jauh, model bisnis ACMI membantu mengurangi beban biaya yang terkait dengan manajemen perawatan pesawat dan penjadwalan awak, sehingga maskapai penerbangan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat secara lebih efektif.
BBN Airlines Indonesia optimis bahwa fokusnya pada model bisnis ACMI akan membantu mempercepat pemulihan industri penerbangan Indonesia pascapandemi.
Dengan mengatasi tantangan meningkatnya permintaan perjalanan udara, fokus pada model bisnis ACMI bertujuan untuk memperkuat daya saing sektor penerbangan Indonesia di pasar global.