PAMEKASAN, bisniswisata.co.id: Terobosan baru dilakukan Batik Pamekasan. Selain merambah pasar Indonesia, kini mulai menjelajah pasar dunia. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pamekasan Madura, Jawa Timur merangkul desainer internasional untuk membantu para perajin batik di Pamekasan mempromosikan batik tulis ke pasar Internasional.
peluang ini membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan, menumbuhkembangkan ekonomi kreatif bidang usaha batik tulis, sehingga akses pasar batik tulis Pamekasan semakin luas. “Negara yang pernah menjadi sasaran promosi batik tulis Pamekasan adalah Malaysia, dan Juli nanti ke negara Afrika” papar Kepala Bidang Pariwisata Disparibud Pamekasan Halifaturrahman, di Pamekasan, Sabtu (15/6).
Desainer batik yang bermitra dengan Pemkab Pamekasan dan para perajin batik tulis adalam Embran Nawawi, alumni Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Batik yang digunakan adalah batik tulis hasil kerajinan warga di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Saat Pemkab Pamekasan diundang oleh Kementerian Perpelancongan Malaysia 2017, batik yang dipamerkan sebagian besar merupakan batik Klampar, Pamekasan, karena di desa itu, memang merukan sentra batik paling banyak. “Jadi kalau ada pemaran batik di luar negeri, Emran, selalu menggunakan batik Klampar, baik di negara-negara tetangga ataupun di negara lainnya,” kata Mamang, dikutip Antara.
Dalam waktu dekat ini, Emran juga akan menggelar show batik tulis di Benua Afrika, yakni di Negara Tanzania, dan baik yang juga akan dipamerkan adalah batik tulis Pamekasan. Produk batik asal kabupaten berslogan Gerbang Salam itu mendapat kesempatan untuk di pasarkan pada pameran Internasional Saba-saba di Tanzania, Afrika.
Pengusaha batik asal Pamekasan, Dian Hendriani menjelaskan, pihaknya bekerjama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk memasarkan batik Pamekasan. “Kalau pamerannya dijadwalkan sebulan lagi dari tanggal 7-21 Juli 2019,” terang Dian.
Pameran tersebut nantinya akan dibuka secara langsung oleh Presiden Tanzania, Afrika. Dalam pameran ini akan ada stand khusus untuk batik asal Pamekasan. “Kalau yang saya bawa itu, batik yang berasal dari Desa Toronan Kecamatan Kota, Desa Toket dan Desa Proppo Kecamatan Proppo, dan Desa Tana Celleng Kecamatan Palengaan,” urainya.
Dian berharap, batik Pamekasan bisa terus Go Internasional dan pengrajin bisa menikmati hasil karyanya. Dengan adanya pameran Internasional tersebut, batik Pamekasan bisa terus mendunia. Lebih-lebih bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi para pengrajin batik lokal.
Keunikan batik Pamekasan terletak pada motif dan warnanya. Sebagian besar berwarna coklat, warna alam, dengan motif bunga atau daun. Warna klasik ini menjadi tren warna batik tulis yang sangat melegenda, sambungnya.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, yang sebagian warganya memang bergantung pada penghasilan usaha batik tulis. Jumlah perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada usaha kreatif ini.
Nilai ekonomi usaha batik, menurut bupati, menyumbang satu hingga dua persen dalam sektor industri. Nilainya lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen yang menempati posisi pertama. Posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 19,61 persen dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik. (NDY)