YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Badan Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas) Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan Pantai Parangtritis di Bantul bukan tipikal pantai yang bisa digunakan untuk mandi. Banyaknya korban tenggelam di Pantai Parangtritis selama ini, membuktikan bahwa pantai itu cukup berbahaya untuk mandi.
“Karakter laut selatan ini memang tidak untuk mandi bagi wisatawan tetapi sekadar untuk dinikmati saja keindahannya. Ini harus dipahami wisatawan,” lontar Kepala Kantor Basarnas Daerah Istimewa Yogyakarta Supriono di Yogyakarta, Kamis (5/7/2018).
Selain disebabkan gelombang cukup tinggi, di pantai Parangtritis terdapat palung atau jurang laut berbahaya. Karenanya, Menurut dia, dua wisatawan yang tenggelam saat bermain air di Parangtritis pada Minggu (1/7) juga akibat terseret ombak hingga ke dasar palung. “Saat itu posisi pergerakan air sedang surut, otomatis pengunjung ini lebih leluasa maju ke depan tapi langsung kena palung,” jelasnya
Mengenai titik bahaya di pantai tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah menandai dengan memasang papan peringatan. Namun demikian, akibat asyik bermain air wisatawan kerap tidak menggubris papan peringatan itu.
“Tetapi kami tidak bisa melarang secara mutlak karena wisatawan yang datang dari luar Yogyakarta ingin menikmati keindahan maupun minimal bermain airnya,” kata dia seperti dikutip laman Republika.
Ketua Komisi A DPRD Bantul, Amir Syarifudin prihatin atas masih seringnya terjadi kecelakaan wisatawan di Pantai Parangtritis. “Aspek keselamatan dan kemanan di pantai itu perlu ditingkatkan. Apalagi retribusi juga terus mengalami kenaikan,” ungkapnya.
Dikatakan perhatian terhadap aspek keselamatan dapat ditunjukan melalui adanya fasilitas yang memadai. Beberapa fasilitas yang mungkin perlu dipertimbangkan diantaranya adalah pelampung bagi wisatawan. “Selain itu, diperlukan sound system yang memadai. Sehingga petugas keamanan pantai dapat memberikan himbauan secara optinal kepada wisatawan yang berada di zona berbahaya,” kata dia.
Tak hanya itu, ia juga berharap tim Search and Rescue (SAR) di Pantai Parangtritis juga ditambahkan beberapa alat penunjang mulai dari tali hingga ambulance.
Di satu sisi, Amir pun juga menyoroti adanya tumpang tindih pengelolaan sumber daya manusia (SDM) tim SAR di Bantul. “Tim SAR berada di bawah pengelolaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), namun hal ini menjadi tidak sinkron karena yang menggunakan adalah Dinas Pariwisata,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sebelumnya juga telah mengeluarkan imbauan bagi wisatawan untuk mewaspadai tinggi gelombang di laut selatan Yogyakarta. Berdasarkan laman resmi BMKG Yogyakarta tinggi gelombang laut di pesisir selatan pada Kamis (5/7) diperkirakan masih mencapai 2,5 -3 meter. “Waspadai Gelombang tinggi 2,5 – 3,0 meter di pesisir selatan Yogyakarta,” tulis BMKG Yogyakarta melalui laman resminya, Kamis. (NDY)