TRANSPORTASI

Bandara Notohadinegoro Dikembangkan

JEMBER, Bisniswisata.co.id: Bandara Notohadinegoro di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur akan dikembangkan. Sehingga, bandara ini bisa melayani operasional pesawat sejenis Boeing B737- 800NG/900 ER dan Airbus A320.

“Pengembangan suatu bandara juga bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya. Namun demikian, pembangunan tetap harus memperhatikan daerah sekitarnya,” papar Dirjen Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan Agus Santoso dalam keterangan resmi yang dikutip Bisniswisata.co.id, Jumat (12/01/2018).

Agus melanjutkan wilayah Jember dan sekitarnya kini perkembangannya sangat pesat. Sehingga, pengembangan bandara di Jember perlu dilakukan. Namun demikian, pengembangan bandara juga harus memperhatikan daerah sekitar, seperti misalnya akses jalannya, sarana transportasi darat serta pembebasan lahannya harus clear. “Dengan demikian tidak timbul permasalahan di kemudian hari,” lontarnya.

Bupati Jember Faida dan UPTD Bandara Notohadinegoro meminta pedoman terkait pengembangan bandara yang saat ini pengelolaannya masih di bawah UPTD Kabupaten Jember tersebut sehingga lebih berkembang dan menjadi pemicu perkembangan ekonomi daerah sekitarnya. Juga ingin Bandara Notohadinegoro menjadi sub embarkasi untuk penerbangan Jamaah Haji dari wilayah Jember dan sekitarnya.

“Kami berkoordinasi dengan beberapa pihak agar pengembangan bandara menjadi sub embarkasi penerbangan haji bisa cepat terwujud. Kami berkoordinasi dengan Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan HAM serta Ditjen Imigrasi. Kami juga melakukan pendekatan dengan pihak PTPN XII selaku pemilik lahan di sekitar bandara untuk pelebaran akses jalan menuju dan dari bandara menjadi concern kami,” ujarnya.

Pemda Jember juga melakukan koordinasi dengan PT Angkasa Pura II terkait pengembangan dan pengelolaan bandara setelah pembangunan. “Kini Jember dan sekitarnya sudah ada 17 kloter jamaah haji tiap tahunnya. Selama ini para jamaah haji tersebut selalu menggunakan transportasi darat menuju Bandara Juanda Surabaya sebagai embarkasi utama untuk kemudian diterbangkan menuju Tanah Suci,” ucapnya

Dengan dijadikannya Bandara Notohadinegoro sebagai sub embarkasi, nantinya para jamah haji tidak lagi menggunakan transportasi darat, namun menggunakan pesawat untuk menuju dan balik dari Bandara Juanda Surabaya sehingga tidak melelahkan dan mempersingkat waktu tempuh.

Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno menyatakan bahwa pembangunan Bandara Notohadinegoro akan bersamaan dengan pembangunan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya dan Bandara Wirasaba Purbalingga.

“Teknis pembangunannya nanti akan diawasi oleh Direktorat Bandara Udara Ditjen Perhubungan Udara. Untuk itu saya minta PT Angkasa Pura II melakukan pengecekan timeschedule pengembangan bandara-bandara tersebut,” ujar Pramintohadi.

Bandara Notohadinegoro saat ini mempunyai panjang landasan 1.560 meter yang hanya bisa melayani pesawat terbesar sejenis ATR 72-600 yang dioperasikan oleh maskapai Garuda Indonesia dengan rute Jember-Surabaya PP. Panjang landasan bandara ini akan diperpanjang hingga menjadi 2.500 meter x 105 meter sehingga mampu melayani pesawat sejenis Boeing B737 800NG/ 900 ER dan Airbus A320.

Bandara tersebut saat ini mempunyai terminal penumpang seluas 618,24 m2 dengan kapasitas 70 tempat duduk. Terminal penumpang ini akan diperbesar menjadi seluas 6.732 m2 dengan kapasitas 187 tempat duduk. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto