JAKARTA, bisniswisafa.co.id: Indonesia berpartisipasi dalam pameran dagang halal terbesar dunia, OIC Halal Expo yang memasuki tahun ke-9 dalam mendukung ekosistem perdagangan halal yang berkelanjutan.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh negara-negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), demikian keterangan KBRI Ankara yang diterima, Minggu.
Dilansir dari kantor berita Antara, kegiatan Halal Expo ke-9 diselenggarakan bersamaan dengan World Halal Summit ke-8. Tahun ini, kegiatan tersebut mengambil tema “For a Sustainable Trade: Explore All the Aspects of the Growing Global Halal Industry”.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan Turki, Nureddin Nebati dan dihadiri oleh Sekjen OKI, para menteri dan pejabat terkait. Upacara pembukaan dihadiri oleh sekitar 3.000 tamu VIP di Istanbul Expo Center, dengan sejumlah acara seremonial.
Menko Perekonomian RI hadir secara virtual. Perwakilan Indonesia yang hadir dalam pembukaan antara lain Duta Besar RI untuk Turkiye, Kepala Badan Standardisasi Nasional, Kukuh S. Achmad dan Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono.
Hadir pula Perwakilan Badan Pengatur Halal Indonesia, LPPM MUI dan BP Tanjung Pinang sebagai kawasan industri yang mendukung industri halal juga hadir.
“Indonesia mendukung penuh perdagangan berkelanjutan dalam memajukan industri halal dan kami ingin menciptakan ekosistem untuk mendukung Indonesia menjadi Global Halal Hub,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat pembukaan.
Selain itu, Menko juga mengajak negara-negara OKI untuk saling berkolaborasi memajukan industri halal.
Motor penggerak industri halal dunia adalah pertumbuhan demografis dan peningkatan pendapatan per kapita umat Islam.
Namun, situasi krisis energi dan krisis pangan saat ini menuntut industri halal tetap bertahan di tengah rantai pasok global yang terganggu. Indonesia sebagai produsen bahan baku dapat menjadi penopang ekosistem perdagangan halal dunia yang berkelanjutan” ujar Duta Besar RI untuk Turkiye Dr. Lalu Muhammad Iqbal.
Usai pembukaan, Menteri Keuangan Turki bersama para tamu VIP meresmikan kegiatan Halal Expo dan berkeliling area pameran.
Paviliun Indonesia diikuti oleh 38 peserta pameran yang tergabung dalam 12 stand besar dari Kementerian/Lembaga dan Dinas Perdagangan Provinsi/Daerah. Di paviliun seluas 323 m2 tersebut, produk halal Indonesia yang diperkenalkan meliputi tekstil, makanan halal, kosmetik halal dan obat-obatan halal dunia.
Selain berbagai produk halal, paviliun Indonesia juga menampilkan LPPM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal di Indonesia dan BP Tanjung Pinang sebagai kawasan industri yang mendukung industri halal.
Sementara itu, Bidang Ekonomi KBRI Ankara, Rahmawati Alih mengatakan bahwa tahun ini merupakan kali kedua KBRI Ankara mengikuti kegiatan tersebut. Antusiasme pelaku bisnis dan daerah tampak meningkat.
“Sejalan dengan membaiknya kondisi pascapandemi COVID-19 dan optimisme terhadap perkembangan industri halal global, paviliun Indonesia dapat menampilkan lebih banyak peserta pameran dengan kualitas dan produk yang lebih beragam tahun ini,” ujarnya.
Pameran tahunan OKI Halal Expo diselenggarakan oleh Islamic Center for Development of Trade (ICDT) dan Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC), sebuah badan di bawah OKI.
Pada acara 2022, sekitar 500 pembeli profesional dari 96 negara di seluruh dunia, khususnya Timur Tengah, Eropa Barat, Eropa Tengah, dan Kawasan Balkan, berpartisipasi dalam pameran tersebut.
Pameran ini diharapkan mampu menampung sekitar 5.280 business to business meeting dan menarik perhatian lebih dari 50.000 pengunjung.
Sementara itu, The 8th World Halal Summit menghadirkan 48 pembicara dari 16 negara dalam 11 sesi selama tiga hari hingga 26 November 2022.
Konferensi tersebut menghadirkan pembicara dari pejabat pemerintah, regulator halal, akademisi dan industri dari berbagai belahan dunia, serta mengangkat isu standarisasi infrastruktur kualitas halal.
Pembicada juga membahas, peluang ekonomi baru di industri halal, pembiayaan halal, rantai pasokan halal, makanan halal, halal obat-obatan, teknologi penjaminan mutu halal, industri pengemasan halal, dan keberlanjutan industri pariwisata halal.