Tedjo Iskandar, penyelenggara TTC Travel Mart
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sedikitnya 200 seller dari kalangan industri pariwisata dalam dan luar negri mengikuti TTC Travel Mart yang berlangsung di Jakarta dan Surabaya pada 5 & 7 Maret 2018.
“Untuk seller international yang ikut 122 perusahaan maupun dari NGO atau badan pariwisata dan 78 seller dari Indonesia,” kata Tedjo Iskandar, pendiri independent dan B to B travel mart pertama di Indonesia, di Hotel Redtop, hari ini.
Sejak menyelenggarakan TTC Travel Mart international Tedjo mengaku minat peserta dari kalangan industri tidak surut. Untuk penyelenggaraan yang ke 29 ini ada sejumlah Tourism Board (badan pariwisata) asing dari Jeju island, Korea, Macao, Pilipina dan Serawak.
Para seller yang datang umumnya sudah bertahun-tahun menjadi peserta seperti Anucha Mahamad yang akrab dipanggil Rom dari jaringan hotel A-One, Thailand.
Dia mengatakan keunikan dari TTC Travel Mart adalah banyaknya buyer yang datang sehingga meski acaranya hanya satu hari di Jakarta dan satu hari di Surabaya namun efisien dalam menjaring mitra-mitra baru.
“Setiap kali hadir di acara ini saya bisa menambah net-work bukan hanya industri pariwisata dari Jakarta tapi dari berbagai daerah di Indonesia karena seller dari Indonesia juga banyak dari Bali, Makasar, Sumatra Barat dan daerah lainnya sehingga semuanya bisa bertemu dalam satu atap,” kata Rom.
Dia sudah datang selama 7 tahun berturut-turut atau 14 kali ikut TTC Travel Mart. Awalnya mengenalkan hotel A-One The Royal Cruise Hotel di Pantai Pattaya, hotel dengan desain kapal yang banyak diminati wisatawan muslim Indonesia yang berwisata ke Bangkok.
Kini, Rom memperkenalkan Myth Beach Hotel di Pantai Pattaya dengan 236 kamar lux dan memiliki fasilitas Meeting Incentives Conference & Exhibition ( MICE) dengan total luas ruang meeting mencapai 1600 meter persegi.
Indra Syahbirin, Presdir Pratama Tours & Travel, Bekasi yang datang sebagai buyer mengatakan sebelum ada TTC Travel Mart akan sulit bagi travel agent kecil untuk bermitra langsung dengan wholesale international sehingga hanya bisa menjadi sub-agent menjual paket wisata tour operator besar.
“Tapi kini setelah ada TTC Travel Mart maka Tedjo Iskandar sang pendiri Travel Mart independent mengundang travel agent di Indonesia terutama kelas UKM untuk bertemu langsung dengan semua industri wisata dan dapat mengemas paket-paket wisata dengan harga jual ke konsumen yang terjangkau.
“Di TTC Travel Mart kita bisa bernegoisasi langsung dengan mitra yang kita butuhkan dari hulu hingga hilir seperti accounting system GTASS, airlines, cruises, attraction, jasa transportasi darat seperti bus, bisa jumpa wakil dari Tourism Board berbagai negara serta jumpa mitra-mitra lainnya,” kata Indra Syahbirin.
Dia menilai inisiatif menyelenggarakan TTC Travel Mart ke 29 ini sekaligus mendidik para pelaku wisata untuk belajar langsung dari para senior yang sudah sukses membangun usaha tingkat dunia.
Dharma Subandi, General Manager Namin Dago Hotel dari jaringan Naya Hotels juga sudah dua kali mengikuti event TTC Travel Mart sifatnya open market sehingga sebagai seller dia dapat berjumpa dengan potensial buyer sebanyak mungkin
“ Saya senang ikut event ini karena pasar yang dibidik luas, tidak segmented sehingga banyak peluang untuk mencari mitra-mitra baru untuk hotel Namin Dago Hotel, Bandung,” kata Dharma.
Para buyer yang datang juga membuka peluang kerjasama dan biasanya setelah acara baru di follow up sehingga akhirnya saling bersinergi, tambahnya.
Agar pertemuan buyer dan seller lebih optimal dia berharap pengaturan lalu lintas kedatangan para buyer dapat diarahkan panitia dengan baik sehingga semua meja peserta bisa mendapatkan potential buyer, tambahnya.