SELAYAR SULSEL, bisniswisata.co.id: Dua destinasi wisata di Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel) masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019. Kedua destinasi itu, Diving Takabonerate (kategori wisata air terpopuler) dan Bunging Karang (Destinasi Unik Terpopuler). Bagi Selayar ini merupakan nominasi pertama sejak API berdiri.
“Karenanya kami meminta dukungan vote bagi masyarakat Selayar maupun wisatawan yang pernah berwisata ke Selayar agar kami bisa menjadi juara. Jika kemenangan diraih maka destinasi wisata Selayar semakin maju, semakin terkenal dan semakin ngetop,” papar pemerhati pariwisata Sharben Soekatandja alias Sarbini yang dihubungi Bisniswisata.co.id, Sabtu (01/06/2019).
Sarbini warga Selayar mengaku tidak dapat menyembunyikan rasa bangga atas informasi masuk nominasi. Dan ini menunjukkan tidak sia-sia perjuangan panjang seluruh Pemkab Selayar untuk membenahi destinasi wisata bahari yang sangat luar biasa ini.
“Mari semua kita berperan aktif membantu menyebarluaskan ke seluruh stakeholder pariwisata maupun masyarakat Selayar agar melakukan vote terhadap dua destinasi Selayar ini, sehingga membuahkan kemenangan dan dapat membangkitkan pariwisata Selayar lebih maju dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara,” pesannya.
Dilanjutkan, agar tidak lupa vote yang dibuka 1 Juni 2019 pukul 00.00 WIB. untuk Kategori Destinasi Unik Terpopuler “BUNGING KARANG” dengan mengetik : API(spasi)16A dan kirim sebanyak-banyaknya ke 99386. Juga Kategori Wisata Air Terpopuler “DIVING TAKABONERATE” dengan mengetik: API(spasi)8G dan kirim sebanyak-banyaknya ke 99386.
Sementara pelaku pariwisata di Selayar, Gede Eka Putra sangat apresiasi terhadap dua destinasi wisata di Kabupaten Selayar Sulsel masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019. Kedua destinasi itu, Diving Takabonerate (kategori wisata air terpopuler) dan Bunging Karang (Destinasi Unik Terpopuler).
“Kami sangat mendukung API ini juga mendukung agar kedua wisata di Selayar bisa lolos menjadi pemenang. Untuk itu dukungan semua pihak termasuk pengusaha parwisiata maupun masyarakat Selayar dimanapun berada agar melakukan voting. Banyaknya voting akan membuahkan kemenangan bagi dua destinasi yang masuk nominasi,” ungkap lelaki asal Denpasar Bali.
Gede mengakui, Takabonerate merupakan obyek wisata penyelaman atau diving yang kerap dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara
Di taman nasional ini, wisatawan dapat menyelam di 26 titik penyelaman yang tersebar. “Di Takabonerate titik penyelamannya tersebar. Di Pulau Tinabo ada Ibel Orange, Acropora Point, dan Corina Corner. Di Latondu ada beberapa spot yang karakternya seperti wall. Cuma penyelam yang punya sertifikasi jenis Advance yang bisa nyelam di sana,” jelas Gede.
Dilanjutkan, untuk titik-titik penyelaman lain di Taka Bonerate, terdapat di sekitar resort-resort taman nasional seperti Resort Tarupa, Jinato, Rajuni Kecil, Passitalu Timur, Passitalu Tengah, dan Latondu. Dari presentasi yang ia tunjukan, titik-titik penyelaman bernama Spot Bulu Ayam, Pinky Fish, Haemulidae, Kaldera, Uka, Hantu Ceria, Tebing Gantarang, Tabulate, Kolam Gantarang, Lembaran Daun, Jinato Wall Paradise, Taka Malori, Fujiyama.
“Keunggulan Taman Nasional Takabonerate adalah memiliki kawasan terumbu karang (athol) ketiga di dunia setelah Maladewa dan Kepulauan Marshall. Berbagai fasilitas untuk para wisatawan juga telah disiapkan. Juga ada fasilitas pendukung yang tersedia untuk wisatawan seperti dive center, penginapan, konsumsi, dan transportasi,” tandasnya.
Taman Nasional Taka Bonerate merupakan kawasan kepulauan karang yang berbentuk athol atau cincin. Pada awalnya, kawasan ini dikenal dengan nama Kepulauan Macan. Sebelum menuju titik-titik penyelaman, wisatawan terlebih dahulu harus menuju Pulau Selayar dan melanjutkan menggunakan perahu.
Juga ada karang putih Baholuang yang merupakan gugusan terumbu karang mati yang terkumpul oleh arus air laut. Bentuknya busa berubah-rubah mengikuti arus air laut. “Terumbu karan sekitar gugusan karangnya sangat bagus, sehingga wisatawan mancanegara banyak yang menyukainya,” sambung Gede.
Beberapa potensi pariwisata yang dimiliki Taman Nasional Takabonerate, antara lain:
#.1. Surga Spot Diving
Sebagai kawasan yang terdiri dari 17 pulau, Taman Nasional Takabonerate memiliki potensi alam bawah laut yang sangat kaya. Memiliki luas sekitar 500 hektare dan atol seluas 220 hektare, membuat Taman Nasional Takabonerate menjadi taman nasional dengan atol terbesar ketiga di dunia, setelah Kepulauan Marshall dan Maldives.
Untuk itu, tidak mengherankan jika Taman Nasional Takabonerate menjadi surga bagi para pecinta diving. Terdapat beberapa spot diving yang bisa dikunjungi di sana, seperti spot Mercusuar yang memiliki karakteristik lokasi berupa reef edge (karang tepi) dengan suhu 27 derajat dan pola arus berupa arus susur pantai. Spot ini memiliki kecepatan arys 0,25 meter per detik, kedalaman rata-rata 5-8 meter, kecerahan perairan mencapai 10 meter, serta kondisi karang hidup mencapai 30-70 persen.
Ada pula The Rivers Spot yang terletak di Pulau Jinato. Spot diving ini memiliki karakteristik lokasi berupa slope/wall/drop off (dinding), suhu 28 derajat dengan pola arus berupa arus susur pantai. Kecepatan arus di spot ini sekitar 0,15 meter per detik, kedalaman rata-rata 5-10 meter, kecerahan mencapai 20 meter, dengan kondisi karang hidup mencapai 20-78 persen.
Selanjutnya, ada Jinato Wall Paradise yang berada di perairan Jinato. Spot ini merupakan salah satu spot diving paling bagus dengan kedalaman 5-15 meter dan kecerahan mencapai 15-20 meter. Kondisi terumbu karang di Jinato Wall Paradise juga sangat bagus, dengan tutupan karang berkisar 57-83 persen, yang didominasi oleh hardcoral dan softcoral. Berbagai jenis biota laut juga bisa kamu temui di spot ini seperti butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, surgeon fish, damselfish, trigger fish, lobster, eagle rays, moray, dan kima.
#. Kearifan Lokal yang Kuat
Taman Nasional Takabonerate nyatanya tak hanya terkenal dengan keindahan bawah lautnya, tetapi juga kearifan lokal yang ada di seluruh masyarakat yang ada di pulau sekitar kawasan taman nasional. Hal ini jugalah yang kumparanTRAVEL rasakan ketika berkunjung ke salah satu pulau, yaitu Pulau Jinato.
Ketika sampai di dermaga Pulau Jinato, seluruh peserta yang mengikuti Festival Takabonerate langsung disambut hangat oleh kepala desa. Sambutan kembali dilakukan ketika kami memasuki pulau. Gendang yang berbunyi dengan merdunya, tarian yang unik dan ikonik, hingga drama musikal yang menarik menghibur kami selama dua malam berada di sana.
Tak hanya itu, para peserta festival juga diajak untuk melihat kegiatan sehari-hari masyarakat di Pulau Jinato. Misalnya saja melihat proses pembuatan permen gula merah, pembuatan abon ikan, hingga pembuatan jaring untuk menangkap ikan. Selain itu, masyarakat Pulau Jinato juga memiliki tradisi unik bernama sorong lopi. Ini merupakan tradisi mendorong perahu yang baru selesai dibuat oleh seluruh masyarakat sekitar.
Setelah selesai mendorong perahu ke laut, masyarakat lantas menyantap bubur baladekdek bersama-sama. Bubur yang terbuat dari tepung beras dan gula merah itu dipercaya masyarakat sekitar bisa membukakan pintu rezeki.
#. Nikmati wisata Bayi Hiu
Jika ke Taman Nasional Takabonerate, salah satu pulau yang wajib dikunjungi adalah Pulau Tinabo. Pulau tak berpenghuni dan masuk dalam zona inti taman nasional ini memiliki satu wisata yang tidak akan kamu temukan di tempat lain di dunia ini. Ya, di bibir pantai Pulau Tinabo terdapat bayi hiu berjenis black tip yang ramah manusia. Kamu bisa berenang dan bermain dengan bayi hiu tersebut tanpa perlu khawatir digigit. Meski begitu, harus tetap waspada ya.
Atraksi andalan taman nasional ini adalah bermain atau berenang dengan bayi hiu. Di dunia ini hanya ada satu tempat manusia bisa berenang dan bermain dengan bayi hiu, yaitu di Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate. Selain bermain bersama hiu, di Pulau Tinabo wisatawan juga bisa snorkeling, dive discovery, hingga diving. Tak ketinggalan kamu juga bisa menikmati sunset dan sunrise, hingga stargazing pada malam hari untuk melihat deretan bintang yang indah.
#. Island Hopping
Tak hanya diving dan snorkeling, wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Takabonerate juga bisa melakukan island hopping di beberapa pulau yang ada di kawasan tersebut. Beberapa pulau yang dapat dikunjungi antara lain Pulau Lantigiang dan Pulau Rajuni. Pulau tak berpenghuni itu hanya berjarak 30 menit perjalanan menggunakan perahu dari Pulau Jinato.
Pasir putih, laut biru kehijauan, hingga deretan pepohonan menyambut kami saat datang ke sana. Pulau Lantigiang sendiri adalah salah satu pulau dengan spot terbaik untuk menikmati sunset. Meskipun demikian, harus hati-hati saat berkunjung ke sana. Sebab, sepanjang bibir pantai cukup banyak terdapat ikan pari yang bisa berbahaya bagi manusia.
Tak hanya Pulau Lantigiang, kumparanTRAVEL juga berkesempatan mengunjungi Pulau Rajuni. Pulau yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Pulau Tinabo itu memiliki beberapa festival yang juga menjadi daya tarik wisatawan.
Misalnya saja Festival Bajo yang termasuk dalam rangkaian Festival Takabonerate. Festival ini diawali dengan prosesi pemasangan Bendera Ula-ula, yang merupakan salah satu simbol dari kebudayaan yang dimiliki oleh Suku Bajo. Lalu, dilanjutkan dengan pertunjukkan seni bela diri yang sukses menghibur wisatawan yang datang ke sana. (ENDY)