ART & CULTURE

2.500 Penari Berjaipong Masal di Bandung International Art Festival

BANDUNG, bisniswisata.co.id: Bandung International Art Festival (BIAF) kembali dihelat. Perhelatan yang memasuki tahun keempat, semakin lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan peserta semakin melimpah bukan hanya dari Indonesia, namun sudah mampu menarik minat peserta dari mancanegara. Selain itu, acara yang disajikan semakin menarik.

“Salah satu yang paling menarik ada 2.500 penari menari jaipong secara massal. Jadi Tanggal 29nya tari massal akan menarikan dengan iringan lagu Daun Pulus Keser Bojong. Tak hanya penari, masyarakat juga bisa ikut menari,” lontar Kepala Seksi Pengembangan Produk Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Titin kuswiatin dalam keterangan tertulis yang diterima Bisniswisata.co.id, Jumat (20/07/2018).

Dilanjutkan, ribuan penari itu akan memecahkan rekor untuk peserta tari terbanyak. Sebelumnya Pemkot Bandung juga pernah menggelar acara Bandung Ayo Menari yang menghadirkan 1.700 penari dan meraih rekor dari Original Rekor Indonesia (ORI).

Para penari ini hadir tidak hanya dari Kota Bandung. Tapi juga kota kabupaten lain di Indonesia yang juga akan berpartisipasi. Di antaranya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi. “Ada 120-150 sanggar tari yang ikut menari bersama ini,” ucapnya.

Dalam kegiatan menari bersama ini, kata dia, dikonsepkan untuk lebih menyatu dengan alam. Oleh karenanya para penari tidak melakukan pertunjukkan di atas panggung melainkan di alam bebas. Rencananya pertunjukkan tari ini akan digelar di Batu Templek atau Babakan Siliwangi.

Selain pertunjukkan tari, BIAF 2018 akan menghadirkan pentas seni budaya dari negara-negara lain. Ada 10 negara yang akan ikut terlibat dalam BIAF 2018 di antaranta Jerman, Belanda, Italia, Hungaria, India, Malaysia, dan Thailand.

Selain Kota Bandung, daerah lain di Indonesia yang bakal memeriahkan BIAF 2018 adalah Samarinda, Bogor, Kabupaten Bandung, Kota Makassar, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.

BIAF tahun ini mengusung tema “Seni Alam Doa”. Disbudpar Kota Bandung menggunakan tema tersebut karena untuk tahun 2018 semua konsep kesenian yang digelar berkaitan dengan kondisi lingkungan alam sekitar. “Jadi tahun ini tidak menggunakan panggung megah dan mewah. Hampir semua kegiatan bernuansa alam,” ucapnya mengulang.

Pada BIAF 2018 ini, beberapa tempat di Kota Bandung akan menjadi pusat kegiatan. Di antaranya, pembukaan di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung (YPK) di jalan Naripan pada 27 Juli, Cikapundung Riverspot Jalan Ir. Soekarno (28 Juli), di Car Free Day (CFD) Dago, Batu Templek Cimenyan pada 29 Juli.

Disisi festival tahunan ini menjadi salah satu wadah melestarikan seni budaya khususnya Kota Bandung. “Kita ingin menjadikan Kota Bandung sebagai pusat kebudayaan. Juga mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kota Bandung. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian kota. Kita menargetkan sekitar 3.000 wisatawan hadir pada festival ini,” sambungnya.

BIAF merupakan festival yang mempunyai spirit seni untuk semua kalangan. Kegiatan ini berusaha merangkul lebih banyak kalangan dan seniman dari berbagai latar belakang seni. Kegiatan menjadi lebih menarik bagi para seniman karena memiliki tempat yang sangat spesifik dan bersanding dengan kearifan lokal. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto