MATARAM, bisniswisata.co.id: Jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berwisata ke kawasan wisata Mandalika, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB) grafiknya terus naik. Sayangnya kenaikan wisatawan terganggu dengan kehadiran anjing liar yang dibiarkan bebas berkeliaran, tanpa ada perhatian khusus.
Bahkan Populasi anjing liar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, mulai dikeluhkan, dikomplain banyak wisatawan, terutama dari Timur Tengah yang dinilai mengganggu kenyamanan berwisata, juga keindahan dan kebersihan destinasi.
Kepala General Affair The Mandalika I Gusti Lanang Bratasuta di Mataram mengakui akibat banyaknya anjing liar di kawasan Mandalika, banyak mendapat komplain dari wisatawan. Dan wisatawan mengaku tak nyaman.
“Masalah anjing liar ini sudah banyak yang komplain. Tapi kita sudah berusaha, banyak anjing yang kita tangkap dan dibuang di tempat lain tapi tetap saja banyak. Makanya ini perlu ada penanganan khusus,” lontar Bratasusta seperti dilansir laman Antara, Sabtu (30/06/2018).
Dilanjutkan, manajemen PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika telah berupaya melakukan sejumlah cara untuk mengurangi populasi anjing liar di tempat itu. Salah satu upaya yang dilakukan bertemu dan berdiskusi dengan komunitas pecinta satwa untuk mencari solusi mengurangi anjing liar tanpa melukai, membunuh atau melakukan pemusnahan anjing liar.
“Kita rencanakan bangun kandang, kita rawat, setelah gemuk dan sehat kita pindahkan ke suatu tempat. Kalaupun ada yang mau adopsi kita berikan. Ini solusinya agar wisatawan bisa merasa aman, nyaman, terutama wisatawan muslim yang agak risih dengan keberadaan hewan itu,” ujarnya.
Dalam mengatasi persoalan anjing liar tersebut, ITDC juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan Pemerintah Provinsi NTB untuk juga mencarikan solusi dan masukan mengatasi populasi anjing liar tersebut.
Bahkan, mengimbau masyarakat yang memiliki binatang, seperti anjing tidak dilepas melainkan dikandangkan. “Kita harapkan dengan upaya ini, populasinya berkurang,” ujar Bratasuta. (NDY)