JENEWA, bisniswisata.co.id: WHO/Organisasi Kesehatan Dunia siaran pers nya meminta masyarakat dunia mewaspadai praktik penipuan berlabel “COVID-19 Compensation Lottery Prize (Lotere Kompensasi COVID-19)”. Lotere senilai US$1 juta untuk kerugian dan kerusakan yang diderita akibat pandemi COVID-19.
Dalam korespondensi nya, para penipu mengatakan hadiah lotere kompensasi COVID-19 diberikan WHO, bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Yayasan Bill & Melinda Gates (BMGF).
Scammer/para penipu— mengaku sebagai perusahaan pengelola keuangan di London— menyatakan bahwa mereka telah ditunjuk oleh WHO untuk memproses pencairan hadiah lotere kompensasi COVID-19. Para penipu, selain meminta pemenang lotere mentransfer sejumlah biaya proses pencairan hadiah, juga berusaha mendapatkan informasi pribadi dengan meminta pemenang segera mengirim: (1) salinan paspor atau bukti identitas, (2) kewarganegaraannya, (3) pekerjaannya, dan (4) alamat surat, alamat email, dan nomor telepon pemenang.
WHO memperingatkan masyarakat luas bahwa “Lotere Kompensasi COVID-19” adalah salah satu praktik penipuan yang dilakukan atas nama WHO melalui saluran yang berbeda (misalnya, melalui email, dari situs web Internet seperti www.capitalfinanceinc.net, dll.). Sehubungan dengan itu, WHO mengklarifikasi kepada publik bahwa:
Lotere kompensasi COVID-19 adalah penipuan; WHO tidak pernah menunjuk atau mengadakan hubungan kontrak dengan entitas mana pun atas nama Capital Finance, Inc.; WHO tidak terlibat atau terkait dengan cara apa pun dengan penipuan lotere kompensasi COVID-19; WHO tidak menawarkan atau mengadakan hadiah lotere untuk memberikan kompensasi kepada individu, yang nama atau detail kontaknya konon dipilih secara acak, atas dampak pandemi COVID-19;
WHO tidak menyelenggarakan lotere dan tidak menawarkan hadiah, dana, sertifikat, kartu bank dan/atau mesin anjungan tunai mandiri (ATM), tidak meminta individu untuk memberikan rekening bank mereka dan/atau informasi pribadi lainnya seperti salinan paspor atau kartu identitas, alamat surat, alamat email, nomor telepon, atau pekerjaan.
WHO menganjurkan penerima korespondensi seperti yang dijelaskan di atas berhati-hati. Publik harus menyadari bahwa pencurian identitas dan/atau kerugian finansial dapat terjadi akibat transfer informasi pribadi atau uang kepada mereka yang mengeluarkan korespondensi penipuan tersebut. Korban penipuan diminta melaporkan penipuan kepada otoritas penegak hukum setempat.
WHO meminta masyarakat waspada terhadap email penipuan dan merekomendasikan penggunaan sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi faktual tentang COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
Informasi lebih lanjut tentang penjahat yang berpura-pura menjadi WHO, seperti phishing, dan untuk mempelajari cara melaporkan kunjungi: https://www.who.int/about/cyber-security, baca kembali siaran pers yang dikeluarkan 23 April 2020: WHO reports fivefold increase in cyber-attacks, urges vigilance, (WHO melaporkan terjadi peningkatan lima kali lipat, serangan dunia maya, sepanjang pandemi).*