PROBOLINGGO, bisniswisata.co.id: Fenomena Embun beku atau embun Upas mulai malanda di jalur pendakian Gunung Semeru di Ranupani, Lumajang, dan Pananjakan, Gunung Bromo, Probolinggo Jawa Timur. Juga menyelimuti wilayah Gunung Semeru serta Dataran Tinggi Dieng di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.
Fenomena alam yang juga menyebabkan udara dingin itu ternyata tidak memengaruhi kunjungan wisatawan. Justru suhu ektrem dibanding hari biasanya itu merupakan pengalaman pertama saat berwisata di Bromo.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kota Malang, Jawa Timur menyatakan cuaca dingin ekstrem nol derajat celsius yang memunculkan fenomena embun upas belum berdampak menurunkan kunjungan wisata. “Pengunjung ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru masih cukup antusias,” tegas Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Syarif Hidayat.
Sejauh ini, temuan fenomena embun pagi yang membeku sejak 16 Juni 2019 itu juga belum ada laporan berdampak negatif terhadap kesehatan pengunjung (wisatawan). Pantauan terkini, suhu udara saat pagi sampai sore hari ialah 2 sampai 12 derajat celsius, sedangkan malam hari bisa 0 derajat celsius.
Dampak cuaca dingin ekstrem tersebut membekukan dedaunan dan rumput di kawasan Pananjakan, Gunung Bromo dan Ranupani, serta Gunung Semeru. “Suhu untuk beberapa tempat pintu masuk dilaporkan bervariasi dari 2 derajat sampai 12 derajat celsius. Indikasinya memang sudah memasuki musim kemarau dengan cuaca dingin dan berbeda dari hari-hari biasanya,” tuturnya.
Kendati demikian, kunjungan wisata dinilai tetap bergairah. Data jumlah kunjungan pada Mei di Gunung Semeru dan Gunung Bromo mencapai 53.868 orang dengan rincian 52.120 pengunjung nusantara dan 1.748 pengunjung mancanegara. Jumlah wisatawan itu menurun bila dibandingkan dengan bulan April pada 2018 tercatat 56.358 orang terdiri atas 56.084 wisnus dan 2.274 wisman.
Untuk itu, Syarif mengimbau pengunjung (wisatawan) agar mengantisipasi kedinginan akibat cuaca ekstrem dengan mengenakan baju hangat yang memadai. Juga disarankan membawa jaket, minuman, makanan, dan obat-obatan pribadi yang dibutuhkan, termasuk fisik prima selama berwisata di Gunung Bromo dan pendakian di Gunung Semeru.
Dieng
Fenomena embun beku juga tengah melanda Dataran Tinggi Dieng. Menurut Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Jawa Tengah, suhu di wilayah Banjarnegara dan sekitarnya mulai dingin. Di Dataran Tinggi Dieng suhu terdingin mencapai 19 derajat celsius. Bahkan, pada puncak kemarau ada potensi munculnya fenomena embun beku yang biasa disebut bun upas.
Bun upas terjadi karena suhu 0 derajat celsius atau bahkan lebih rendah sehingga membekukan embun. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoadji Prayoedhie mengatakan memasuki musim kemarau, suhu cenderung mulai dingin.
“Di Dataran Tinggi Dieng, misalnya, pada saat musim penghujan suhu rata-rata mencapai 24 derajat celsius. Tetapi saat sekarang, memasuki musim kemarau suhu turun menjadi 19 derajat celsius. Kalau rata-rata antara 19-25 derajat celsius,” jelas Setyoadjie seperti dilansir laman MediaIndonesia, Sabtu (22/06).
Menurutnya, suhu yang turun belakangan ini terjadi karena kandungan uap air di atmosfer cukup sedikit. “Hal itu terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan. Secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas. Inilah mengapa suhu sekarang relatif dingin dibandingkan dengan pada masa musim penghujan atau peralihan,” jelasnya. (NDY)