BLANGPIDIE ACEH, Bisniswisata.co.id: Ternyata Aceh juga memiliki destinasi wisata selancar atau surfing yang luar biasa. Gulungan ombak yang besar, tinggi, dan menggulung panjang menyedot perhatian peselancar dunia sekaligus wisatawan mancanegara. Obyek wisata surfing itu terdapat Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh.
“Saya sudah 55 tahun main surfing dan jet ski di seluruh dunia. Laut Simeulue bagus ombaknya,” kata Peter, salah seorang wisman asal Swedia di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, seperti dilansir laman Antara, Selasa (23/01/2018).
Peter bersama tiga rekannya yang berasal dari Belanda singgah di Aceh Barat Daya usai menempuh perjalanan darat dari Banda Aceh menuju Simeulue melalui Pelabuhan penyebrangan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Diakuinya, ombak laut di Kabupaten Simeulue sangat bagus untuk surfing dan olahraga jet ski, karena memiliki ombak besar hampir sama dengan Laut Papua, Lombok, Maluku, Sulawesi, Bali, dan Sumbawa.
Hanya saja, lanjut dia, harga sewa kamar penginapan (hotel) di Kabupaten Simeulue, masih tergolong mahal bila dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, yakni mencapai Rp400 ribu/orang/malam.
“Selama berada di sana, saya menginap di losmen yang harganya Rp100 ribu/malam. Kalau hotel mahal, karena kita jalan-jalan, main jet ski, surfing pulang lagi malam tak mau bayar Rp400 ribu satu orang. Kalau Rp100 ribu bagus,” ungkapnya dalam bahasa Indonesia.
Sebelumnya, lanjut dia, sudah satu bulan berada di Simeulue khusus untuk berselancar, dan jet ski bersama tiga rekannya. Berhubung visa habis, mereka terpaksa harus balik lagi untuk proses perpanjangan di kantor Imigrasi Banda Aceh. “Ini balik lagi ke Pulau Sinabang melalui Labuhan Haji. Rencana kami kali ini sampai ke Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil,” ungkapnya.
Wisman ini juga mengaku sudah pernah datang ke Pulau Banyak beberapa tahun lalu dengan cara menyewakan perahu pancing milik nelayan setempat. “Saya sudah empat kali datang ke Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak. Untuk menuju Pulau Tuangku dan Pulau Bengkaru, saya sewa perahu pancing nelayan, karena belum tersedianya kapal,” ungkapnya
Simeulue di Provinsi Aceh tergolong salah satu pulau yang cukup mungil. Namun, keindahan alamnya begitu menggoda para pelancong serta peselancar sehingga wisatawan mancanegara pun datang ke pulau tersebut untuk menikmati panoramanya. Hamparan pasir putih, lambaian nyiur, dan gulungan ombak di ujung sana memang menyedot segenap perhatian para pelancong.
Bagi para peselancar, Pulau Simeulue adalah surga. Ombak dengan ketinggian 5 meter, laut bersih, dan langit cerah menjadi idaman banyak peselancar. Apalagi, Simeulue belum banyak dikunjungi orang sehingga membuat peselancar leluasa menyalurkan hobinya.
Itulah yang diakui John May, pelacong asal Selandia Baru. ”Alam masih natural dan bersih. Saya lebih suka di sini daripada Bali meskipun di Bali lebih mudah mencari penginapan,” ujarnya.
Dia menilai, jika Pemerintah Kabupaten Simeulue mampu mempromosikan keindahan alamnya secara bagus, akan banyak pelancong yang tergiur datang. Keindahan alamnya tidak kalah menarik dibandingkan dengan Bali atau Lombok.
Setidaknya ada delapan lokasi yang strategis untuk berselancar, yakni pantai Nancala, Matanurung Busung, Alus-alus, Salur, La’ayon, Pulau Batu Berlayar, Pulau Mincau, dan Pulau Teupah.
Pelancong yang belum ahli berselancar bisa juga menikmati keindahan laut dengan snorkeling. Lokasinya hampir di semua pantai di Simeulue. Lokasi yang menjadi andalan antara lain Pulau Si Umat, Teupah Barat, dan Simeulue Timur.
Laut Simeulue juga menggoda pelancong untuk menyelam atau memancing. Tak sedikit pelancong yang khusus datang ke Simeulue untuk mendapatkan sensasi memancing ikan-ikan ukuran besar. ”Sering ada stasiun televisi yang mengambil gambar di Simeulue dalam acara memancing,” kata Akil Rozha, warga yang kerap menjadi pemandu pelancong.
Sepanjang tahun selalu ada pelancong yang berkunjung ke Simeulue. Leni, pengelola agen perjalanan di Simeulue, mengatakan, tahun 2012 dia mendapat order pelancong luar negeri. Mereka terdiri dari delapan rombongan. Satu rombongan biasanya berkisar lima sampai 12 orang.
Mereka datang dari Australia, Afrika, Belanda, Jerman, Kanada, Malaysia, dan Singapura serta tinggal di Simeulue selama sepekan sampai dua pekan. ”Selain keliling Simeulue, mereka juga jalan-jalan ke Sibolga, Sumatera Utara,” jelas Leni.
Meskipun termasuk pulau kecil dan terpencil, akomodasi di Pulau Simeulue cukum menjanjikan. Di hampir semua lokasi selancar terdapat penginapan atau bahkan resor. Di Matanurung Busung berdiri Baneng Island Resort dan Losmen Raimond.
Jika pelancong berselancar di Teupah Barat, mereka dapat menginap di Aura Surf Resort. Tempat ini juga cocok bagi pelancong yang berselancar di Peulau Teupah, Pulau Mincau, dan Nancala.
Kabupaten Simeulue merupakan gugusan kepulauan terdiri dari 41 pulau besar dan kecil. Kepulauan ini terletak di Samudra Indonesia, 105 mil laut (194,46 kilometer) dari Meulaboh, Aceh. Jika diukur dari Tapak Tuan, jarak Simeulue 85 mil laut (157,42 kilometer).
Pulau Simeulue merupakan pulau terbesar dari 41 pulau di kawasan itu. Pulau ini memanjang hingga 100,2 kilometer dan lebarnya 8 kilometer sampai 28 kilometer. Luas Pulau Simeulue mencapai 199.502 hektar.
Untuk mencapai Simeulue, Anda dapat menggunakan pesawat terbang dari Jakarta ke Medan sekitar 2 jam. Kemudian berlanjut terbang dari Medan ke Sinabang, ibu kota Simeulue, menggunakan pesawat jenis cessna atau foker. Waktu tempuh Medan-Simeulue saat cuaca cerah 1 jam dan 10 menit.
Bila Anda memiliki waktu luang dan ingin menikmati jalur darat dan laut, cobalah menggunakan kapal feri. Tapi harus melewati Tapak Tuan dengan jarak tempuh sekitar 12 jam dari Medan. Kemudian naik feri yang butuh waktu 8 jam menuju Simeulue. Tertarik? (NDHYK)