JAKARTA, bisniswisata.co.id: Gapura replika burung Garuda Pancasila setinggi 17 meter yang terbuat dari rangkaian kacang tanah yang bertengger di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), membuat kagum wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata yang ada ada Jakarta Timur ini. Replika Garuda Pancasila ini hadir pada momen HUT ke-74 Republik Indonesia.
Beberapa wisatawan lokal yang menghabiskan liburan pada Hari Kemerdekaan Indonesia ini, sempat mengabadikan dan memvideokan melalui handphone miliknya. Bahkan tak jarang berselfia ria dengan latar Garuda yang berdiri kokoh. Malah ada wisatawan yang memegang bulu burung Garuda karena dianggap unik terbuat dari Kacang.
Pembuatan gapura replika Garuda Pancasila itu menghabiskan bahan baku kacang tanah seberat 1.5 ton dengan proses pengerjaan selama delapan hari yang melibatkan 45 seniman. “Kenapa kacang, karena ada filosofi kacang jangan lupa kulit. Sehingga harapannya terutama bagi generasi muda filosofi ini jangan dilupakan,” kata Sigit Gunarjo selaku Plh Direktur Penelitian, Pengembangan & Budaya TMII di Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
Pembuatan rekor dunia gapura replika burung Garuda Pancasila ini mendapat rekor MURI dan dunia. Pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) yang diwakili oleh Awan Raharjo mengesahkan bahwa pembuatan gapura raksasa itu tidak hanya tercatat sebagai rekor Indonesia, melainkan menjadi rekor dunia baru.
“Pembuatan gapura ini tidak hanya diklaim sebagai rekor nasional saja. Akan tetapi MURI dengan bangga mengukuhkan rekor hari ini sebagai rekor dunia,” ujar dia.
Direktur Utama TMII Tanribali Lamo yang menerima piagam penghargaan rekor dunia pembuatan gapura replika burung Garuda Pancasila dari MURI. “Mudah-mudahan pemecahan rekor ini bisa membawa berkah bagi Taman Mini dengan banyak kunjungan wisatawan, terutama pengesahannya dilakukan pada 17 Agustus,” lontarnya.
Pengelola TMII berharap agar kehadiran gapura raksasa berbentuk replika burung Garuda Pancasila itu bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara sekaligus mengenalkan keragaman budaya Indonesia.
“Gapura raksasa ini tahan dalam kondisi cuaca hujan karena dibuat dengan material bahan yang telah dipikirkan. Hujan enggak masalah karena bahan rangkanya scafolding. Kemudian bahan untuk gapura menggunakan multipleks 12 mm. Bahan dasar kacang direkatkan dengan lem yang tahan panas dan hujan,” tambah PLH Direktur Penelitian, Pengembangan & Budaya TMII, Sigit Gunarjo.
Dia menambahkan, pengunjung TMII dapat menyaksikan kemegahan gapura raksasa tersebut sampai tanggal 31 Agustus 2019. “Ini adalah karya-karya budaya monumental yang dicatatkan sebagai rekor dunia sehingga Indonesia bisa lebih dikenal di dunia internasional,” sambungnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)