AIRLINES ASEAN INTERNATIONAL TRANSPORTASI

Penerbangan Thailand Bersiap Hadapi Turbulensi Saat CAAT Hadapi Tarif Penerbangan yang Tinggi

Thai Airways. (dok. Foto Mladen ANTONOV / AFP)

BANGKOK, bisniswisata.co.id: Menteri Perhubungan Suriya Juangruangreangkit mengungkapkan, Rabu,  bahwa Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT) sedang berdiskusi aktif dengan keenam maskapai penerbangan domestik di Thailand. Tujuannya adalah meningkatkan frekuensi penerbangan pada masa liburan dan menurunkan plafon harga penerbangan, sebagai respons terhadap isu tarif yang terlalu tinggi.

Dilansir dari thethaiger.com,  CAAT mengadakan pertemuan seharu sebelumnya  dengan enam maskapai penerbangan domestik yang beroperasi di Thailand. Ini termasuk Thai Airways, Bangkok Airways, Thai AirAsia, Thai Lion Air, Nok Air, dan Thai Vietjet. 

Maskapai penerbangan tersebut ditugaskan untuk menjelaskan tingginya biaya penerbangan, terutama selama musim puncak, lapor Bangkok Post. Suriya menginformasikan bahwa CAAT telah mengusulkan strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah tingginya tarif penerbangan, yang mungkin menghambat potensi kunjungan wisatawan.

Strategi jangka pendek akan mengharuskan maskapai penerbangan meningkatkan frekuensi penerbangan selama musim liburan, sehingga menurunkan harga dan memberikan lebih banyak pilihan kepada penumpang.

Keenam maskapai penerbangan tersebut perlu berkolaborasi dengan Airports of Thailand (AoT), Department of Airports (DoA), Aeronautical Radio of Thailand Ltd (Aerothai), dan otoritas pariwisata untuk menerapkan langkah ini, tambah Suriya.

Maskapai penerbangan dijadwalkan untuk pertemuan berikutnya dengan CAAT pada 28 Februari.

Kebiasaan bepergian

Adapun langkah jangka panjangnya, CAAT bertujuan untuk menurunkan batas atas harga penerbangan, sebagai respons terhadap perubahan kebiasaan perjalanan penumpang dan kebutuhan untuk meringankan beban masyarakat.

Langkah ini akan diajukan ke Komisi Penerbangan Sipil (CAC) untuk disetujui, dengan mempertimbangkan kepentingan penumpang dan maskapai penerbangan. Garis waktu penerapan perubahan ini masih belum pasti.

Perkembangan ini menyusul komentar kemarin, 21 Februari, oleh Saritpong Kiewkong, anggota parlemen Bhumjaithai untuk Krabi. Ia menyampaikan kekhawatirannya mengenai tingginya harga tiket pesawat yang tidak masuk akal untuk penerbangan menuju provinsi selatan yang berbatasan dengan Laut Andaman, seperti Krabi dan Koh Phangan.

Saritpong menyoroti, tarif selangit tersebut membuat warga enggan kembali ke rumah masing-masing dan juga menghambat wisatawan untuk berkunjung ke provinsi tersebut. Hal ini kontraproduktif terhadap kebijakan peningkatan perekonomian pemerintah.

Dia juga menekankan perlunya maskapai penerbangan untuk meningkatkan jumlah penerbangan sehingga menurunkan harga, terutama pada periode ketika sejumlah besar pengunjung asing bepergian ke Thailand.

Dalam berita terkait, maskapai penerbangan Skandinavia menyaksikan lonjakan penerbangan ke Thailand, termasuk Norwegia Airways dan Thai Airways. Penerbangan langsung dari Oslo dan Kopenhagen meningkatkan aksesibilitas perjalanan. Thai Airways juga melanjutkan penerbangan harian dari Perth.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)