KENDARI, bisniswisata.co.id: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang ikut membangun kemajuan pariwisata Indonesia boleh diacungi jempol. Bekas tambang berha dan tesil disulap menjadi kawasan ekowisata Kebun Raya Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dengan fasilitas cukup mumpuni, Kebun Raya ini berfungsi konservasi tumbuhan, penelitian, tujuan wisata edukasi juga ekowisata.
Bahkan, peran Kementerian PUPR dalam membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH), bukan hanya memberikan dampak positif dari sisi keindahan/beautifikasi, namun juga memberikan kontribusi terhadap konservasi air, tanah, dan perbaikan kualitas udara.
“UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan perlunya pemenuhan RTH di kawasan perkotaan sebesar 30 persen dari luas kawasan perkotaan. Pengembangan kebun raya di bawah koordinasi LIPI, sementara Kementerian PUPR memberikan dukungan infrastruktur,” kata Menteri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan resmi yang diterima Bisniswisata.co.id, Senin (24/06/2019).
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tenggara Mustaba mengatakan penataan Kebun Raya Kendari dilakukan bertahap yakni periode 2015-2018. Progres pengerjaan fisik telah selesai 100 persen dengan total anggaran sebesar Rp 39,9 miliar.
“Untuk penataan kedepan dilanjutkan fasilitas gedung konservasi, kantor penelitian, laboratorium, ruang eksibisi, gedung Pusat edukasi, perpustakaan, museum, wisma pengelola, shelter, dan wisma pengelola,” kata Mustaba.
Selama empat tahun, penataan pada tahun pertama 2015 dimulai penyusunan Detail Engineering Design(DED), pekerjaan struktur gedung pengelola, gerbang utama, visitor center, taman tematik, camping ground, parkir bus, pagar keliling, dan green house.
Tahun 2016 diselesaikan pembangunan fisik gedung pengelola, gerbang utama, visitor center, camping ground serta pematangan jalan dan penurapan. Biaya pengerjaan fisik bangunan sebesar Rp 7,2 miliar oleh kontraktor PT Bachtiar Marpa Prima dan pekerjaan lansekap sebesar Rp 4,9 miliar oleh PT Wira Sakti Sembilan Tujuh.
Tahun 2017 penataan dilanjutkan pembangunan gedung arboretum, hardscape arboretum, lansdcape visitor center, lansekap kantor pengelola dengan biaya Rp 10,7 miliar.
Tahun 2018 dilakukan pembangunan area parkir, drainase, pagar pengaman, talud sisi tebing, Taman ultra basic, tangga, camping ground, gardu pandang, gazebo, pedestarian, dan softcape kawasan. Biaya pembangunan sebesar Rp 14,1 miliar dengan kontraktor PT Amon Sultra Mandiri.
Kebun Raya Kendari memiliki luas 113 Ha terletak pada kawasan hutan Nanga-Nanga Papalia dan terletak pada hutan lindung 22 Ha dan hutan produksi biasa 96 Ha. Jarak Kebun Raya dari Kota Kendari sejauh 14,4 km dengan jarak tempuh sekitar 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda empat.
Salah satu pengunjung dari Kabupaten Konawe Selatan, Putri Arini mengatakan Kebun Raya Kendari bisa menjadi alternatif destinasi wisata di Provinsi Sultra selain laut. “Saya tahu dari Instagram, kemudian kesini waktu libur Lebaran kemarin. Hari ini kesini lagi, selain masih gratis, bisa liburan sambil belajar mengenai semua jenis tanaman yang ada, biar enggak bosan ke laut terus,” kata Putri.
Penataan Kebun Raya Kendari menjadi program kerjasama Kementerian PUPR dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Keberadaannya di bekas lahan penambangan pasir dan batu serta penebangan kayu menjadikan Kebun Raya Kendari memiliki fungsi konservasi dan jasa lingkungan yang tinggi.
Semenjak berdirinya Kebun Raya Kendari, penambangan serta penebangan secara ilegal menjadi berkurang. Dengan kehadiran Kebun Raya Kendari, kondisi lahan yang berupa batuan Ultra Basic dan rusak akibat kegiatan penambangan dan penebangan ilegal perlahan bisa dipulihkan. (redaksibisniswisata@gmail.com)