Penyelenggara dan para nara sumber Cruise World Indonesia.
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Event cruise world indonesia di akhir Juli lalu bertema Cruise Towards Succsess menghasilkan optimisme yang tinggi bahwa dunia pelayaran kapal pesiar di Indonesia tengah berjalan menuju ke suksesan.
Konferensi pelayaran kapal pesiar yang diikuti praktisi travel agent dari berbagai wilayah di Indonesia, Rabu, 31 Juli 2024, di Dua Mutiara Ballroom, JW Marriott Hotel Jakarta, full house.
Lebih dari 200 peserta sejak awal hingga akhir acara tetap setia mengikuti panel-panel diskusi apalagi banjir hadiah untuk mengikuti cruise ke berbagai rute di luar negri untuk dua orang per satu voucher sangat menggiurkan.
Pauline Suharno, Presiden ASTINDO, Asosiasi Travel Agent Indonesia berbagi wawasan tentang tren perjalanan wisatawan Indonesia dan mengapa minatnya masih rendah untuk naik kapal pesiar.
“ Ini termasuk masalah edukasi juga sih, wisatawan Indonesia umumnya belum menyadari naik kapal pesiar seharga Rp 8 juta/ orang untuk lima hari 4 malam itu tergolong murah,” kata Pauline Suharno, kemarin.
Hal ini mengingat harga paket cruise sudah mencakup akomodasi, makan maupun minum gratis, beragam aktivitas sepanjang hari dan hiburan malam yang semuanya gratis dan aktivitas di kapal banyak sekali buat bonding bersama keluarga.
“Pilihan wisatawan Indonesia masih traveling outbound (ke luar negri) karena tiket pesawat sangat mahal, orang Indonesia lebih suka bepergian ke luar negeri daripada ke daerah. Permintaan untuk internasional adalah 14,7%, sedangkan permintaan untuk domestik hanya 4,6%.” kata Pauline.
Kalau mau diurut memang penyebab tidak populernya wisata cruise bagi orang Indonesia mulai dari edukasi klien dan travel agent, asas cobotase dan belum siapnya infrastruktur. Baru Juni 2024 lalu Resort World Cruise pte.ltd sukses menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi Homeport didukung masifnya travel agent ikut menjual sehingga liburan sekolah lalu okupansinya sukses.
Sebelum COVID-19 perusahaan cruise lainnya sudah menjajaki rute Singaoura, Jakarta, Surabaya, Bali dan kembali ke Singapura namun pelayadan bersama berbagai media internasional itu gagal total karena berbagai permasalahan terutama belum siapnya pemerintah Indonesia baik dalam hal infrastruktur, hingga menyiapkan transportasi darat.
“Dari konfrensi ini juga terungkap bahwa pengetahuan para staff travel agent mengenai cruise juga masih terbatas sehingga perlu banyak training untuk pengenalan istilah-istilah, pengetahuan mengenai produk untuk disampaikan pada klien,” kata Pauline.
Ketika audiens CruiseWorld Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 orang ditanya apakah mereka menginginkan lebih banyak pelatihan pelayaran, mereka menjawab “Ya!” dan bersorak antusias.
Rupanya memang pelayaran kapal pesiar di Indonesia tengah berjalan menuju ke suksesan. Saat langsung dilakukan jajak pendapat mengungkapkan bahwa 38,3% peserta meyakini ada permintaan tinggi dan pelayaran mudah dijual. Apalagi semakin banyak agen perjalanan yang beraksi untuk menjual pelayaran kapal pesiar.
Polin Setiawati, Direktur Penjualan di Anugerah Wisata Bahari yang berpengalaman 24 tahun menjual paket cruise mancanegara mencatat adanya pergeseran ke arah pelayaran mewah bagi wisatawan Indonesia.
“Skala menengah dan mewah kembali sangat kuat. Karena setelah pandemi, orang ingin bepergian ke mana pun mereka ingin pergi. Skala menengah bergerak ke arah kemewahan karena masalah kesehatan dan keselamatan.
Para nara sumber di CruiseWorld Indonesia 2024 yang membahas potensi pelayaran yang belum dimanfaatkan di negara ini, dengan menyebut populasi yang besar dan kelas menengah yang berkembang sebagai pendorong utama pertumbuhan industri kapal pesiar di Indonesia di masa mendatang.
Irene Chua, wakil presiden dan penerbit grup, Asia, Northstar Travel Group sebagai penyelenggara konfrensi ini menggambarkan Indonesia sebagai “raksasa yang sedang tidur” dalam pidato pembukaannya. “Minat yang meningkat pada pelayaran menghadirkan “peluang besar” untuk ekspansi dan inovasi di pasar”.
Diane Chiang, Direktur Penjualan dan Komersial untuk Asia Pasifik di Royal Caribbean International menegaskan pula bahwa peluang besar itu ada.
“Kami benar-benar percaya bahwa pasar Indonesia, seperti yang dikatakan Irene, adalah raksasa yang sedang tidur. Kami percaya pertumbuhan yang luar biasa dari sektor ini mungkin terjadi.”
Resorts World Cruises telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan pasar pelayaran Indonesia. Michael Goh, Presiden Resorts World Cruises, mengumumkan: “Pada tahun 2024, kami bangga menjadi pelopor jalur pelayaran internasional pertama ke pelabuhan asal di Jakarta pada liburan sekolah lalu.
Goh mencatat umpan balik positif dari para penumpang dan tingkat hunian penuh, yang menunjukkan permintaan yang kuat. Keberhasilan inisiatif ini telah membuka jalan bagi pengembangan di masa mendatang.
“Dengan keberhasilan penerapannya, kami berharap dapat kembali ke Indonesia pada tahun 2025. Ini sangat penting untuk mendorong lebih banyak konsumen ke kapal pesuar,” tambah Goh.
Hafez Marican, Direktur Area untuk Indonesia di Singapore Tourism Board, memperkirakan: “Liburan pelayaran di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial selama 5-10 tahun ke depan. Jika kita berkolaborasi satu sama lain, kita akan dapat memanfaatkannya.”
Michael Goh, Presiden Resorts World Cruises mengatakan masih ada tantangan dalam mengedukasi pasar tentang pelayaran. Michael Goh mengakui: “Awalnya sulit di Indonesia karena mereka tidak mengerti apa itu pelayaran. Namun setelah kami pertama kali berlayar, pelayaran berikutnya semuanya sudah dipesan penuh.”
Johnny Judianto, Presiden Direktur Best Tour and Cruise Centre, menekankan peran agen perjalanan dalam mengedukasi pasar: “Di Indonesia, orang-orang masih belum tahu apa yang ditawarkan pelayaran. Tugas agen perjalanan adalah mengedukasi klien mereka tentang pilihan perjalanan ini.”
Seiring dengan terus berkembangnya pasar cruise Indonesia, kolaborasi antara perusahaan pelayaran, agen perjalanan, dan badan pemerintah akan sangat dibutuhkan dalam mewujudkan potensi penuhnya.
Vinsensius Jemadu, Deputi Menteri Bidang Produk Pariwisata dan Kegiatan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mengatakan untuk mengakomodasi kebutuhan infrastruktur terutama kawasan pelabuhan dibutuhkan banyak investasi swasta.
“ Informasi terkini tentang pengembangan pelabuhan di Komodo, Labuan Bajo memang masih dalam proses pengembangan dan mungkin akhir tahun depan sudah bisa dirampungkan, dan kita bisa menerima lebih banyak penumpang pelayaran cruise.”
Dengan investasi berkelanjutan dalam infrastruktur, edukasi pasar, dan pengembangan produk, Indonesia dapat segera bangkit sebagai raksasa pelayaran sejati di kawasan ini.