Gaum casual warna hitam karya desainer Lia Nystafa, lambang ketidak bebasan saat pandemic Covid-19. ( Foto: Satrio Purnomo).
YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Bertajuk Masker dan Alam, pameran lintas karya dari karya para pelaku seni di Yogyakarta menjadi cara dan terobosan terbaik bangkitkan pariwisata, kata Singgih Raharjo SH MEd, Kepala Dinas Pariwisata DIY
“Pameran bertema Masker dan Alam ini adalah cara dan terobosan yang baik untuk DIY.Kita semua wajib bangkit untuk mengatasi semua kendala di tengah pandemi global saat ini,” kata Singggih.
Didukung oleh Gaia Cosmos Hotel, beberapa kreator membuat kegiatan Pameran “Masker dan Alam” yang dilihat dari sudut seni lukis, patung, interior, Foto, Fahion maupun tulisan puisi.
Menurut dia, pandemi global COVID-19 bisa saja membuat seseorang tertegun, termenung atas musibah yang menghantam pariwisata Yogyakarta ini. Namun semua itu jangan sampai larut.
“Bahwa pameran ini adalah hasil dari meditasi dari para penggiat seni selama pandemi tentunya mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta karena menyangkut ekonomi kreatif,” ujarnya.
Singgih berharap semua seniman dapat melalukan yang terbaik dalam karya seni untuk meningkatkan dan mengangkat pariwisata Yogyakarta.
Sejak penerapan tatanan hidup baru atau New Normal dimulai, beragam aktivitas dan kreativitas pun sudah mulai bergerak.
Singgih mengapresiasi cara untuk mengaitkan keberagaman dengan satu pemikiran yang sama dalam benang merah, ke prihatin an dan kepedulian dan menjalin hubungan harmonis dalam seni dan motivasi diri ini.
“Para kreator seni di Jogja mencoba menawarkan sebuah Ide dari kondisi yang sederhana dari sebuah masker yang wajib dipakai,” tegas Singgih Raharjo SH.
Bertempat di Gaia Cosmos Hotel Sabtu (29/8/2020) para kreator seni Yogyakarta menawarkan ide dari kondisi yang sederhana, dari selembar masker dan sikap tentang alam semesta, termasuk kesedihan dan kebersamaan menghadapi pandemi Covid-19.
Terlibatnya para kreator seniman ternama membuat pameran yang dimulai dari tanggal 29 Agustus dan akan berakhir di 4 September 2020 ini dapat menghidupkan pelaku seni dan pariwisata Yogyakarta yang terdampak pandemi.
Seniman yang terlibat dalam pameran ini, yaitu Karya Fashion dari Lia Mustafa, Karya Patung dari Andre Suryaman dan Timbul Raharjo, Karya Lukis dari Isro Media Legal, Karya Interior Dari Deddy Effendi, Karya Foto dari Fausan Armando dan Pradita Dian serta Karya Puisi dari Reza Rusandi dan Vika Aditya.Andre Suryaman
Lia Mustafa tampilkan 14 outfit baju-baju casual dengan warna cream, hijau dan coklat. Ketidak bebasan saat dan pandemic Covid-19 digambarkan dengan warna hitam.
Oufit itu dipadukan dengan masker-masker dari simbol pohon atau tumbuhan akar daun dan ranting serta juga CroChet, masker rajutan.
Acara fashion juga menampilkan paduan suara yang indah sehingga kegiatan ini saling berbagi dalam memberikan inspirasi, kompak, gesit dan tepat.
Closing Ceremony akan dilaksanakan tanggal 4 September 2020 ditutup dengan perayaan Fashion Show by Lin Grigo, Ang Hermana dan Fariz