BERLIN, bisniswisata.co.id: Pandemi COVID-19 telah ‘membunuh’ industri penerbangan. Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa menyatakan bakal merumahkan 29.000 karyawan pada akhir tahun dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 pegawai tahun depan.
Langkah ini dilakukan agar maskapai tersebut dapat tetap bertahan di tengah pandemi, demikian dilaporkan sebuah koran lokal, seperti dinukil Reuters.
Lufthansa dan anak-anak perusahaanya – Eurowings, Swiss, Austrian, dan Brussels Airlines – telah memangkas jadwal penerbangan, mengurangi jumlah armada dan staf mereka.
Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa perjalanan udara belum akan pulih ke tingkat sebelum pandemi hingga 2025.
Menurut berita yang dilansir dari surat kabar Bild am Sonntag, seorang sumber perusahaan yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Lufthansa akan memangkas 20.000 pekerjaan di luar Jerman.
Perusahaan juga dikabarkan akan menjual unit cateringnya, LSG, yang mempekerjakan sekitar 7.500 karyawan. Dengan demikian, jumlah staf akan turun menjadi 109.000.
Tahun depan, 10.000 pekerjaan diperkirakan akan hilang di Jerman. Sementara itu pemerintah telah menghabiskan 3 miliar euro atau sekitar US$ 3,64 miliar dana talangan dari total 9 miliar euro yang dialokasikan sejak awal tahun.
Menurut CEO Lufthansa Carsten Spohr, seperti disampaikannya bulan lalu, perusahaan memiliki terlalu banyak full-time staff. Angka itu menurut dia mencapai 27.000 staff.
Perusahaan menganggapnya kelewat besar dan oleh sebab itu perlu perampingan. Sebelumnya, maskapai ini berjanji kepada serikat pekerja bahwa mereka tidak akan melakukan PHK dengan imbalan pemotongan bonus dan pembayaran lainya. Namun, keadaan memaksa perusahaan mengubah keputusan.
Keputusan Lufthansa untuk memotong biaya dan memangkas pekerjaan telah mendapat dukungan dari mayoritas anggota serikat pekerja bidang jasa Jerman, Verdi, yang bekerja untuk maskapai tersebut.
Dukungan terlihat dari hasil survei yang diterima Reuters pada Jumat (4/12/2020). Pengumuman resmi akan disampaikan pada hari ini, Senin (7/12/2020) waktu setempat.
Kesepakatan dengan Verdi dicapai setelah pembicaraan sengit selama berbulan-bulan. Selama ini serikat pekerja menuduh manajemen terus melakukan PHK meski mereka telah mengambil dana talangan demi menjaga agar pesawat tetap bisa terbang.