JAKARTA, bisniswisata.co.id: Acara Grand Final Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023, sukses diselenggarakan di Gedung RRI, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Kompetisi ini berhasil dimenangkan oleh Freitsna Sopaheluwakan asal Ambon, Maluku, dengan lagu Baku Kele.
Sedangkan Juara dua diperoleh Eutimirius Lodha asal NTT, dengan lagu Papa Modhe dan posisi ketiga didapat Stephen Irianto Wally asal Papua dengan lagu Mahi Mahi Nebei Be M’Bai. Masing-masing pemenang berhasil mendapatkan, Juara 1 (Rp 20 juta), Juara 2 (Rp 15 juta), dan Juara 3 (Rp 10 juta).
Penggagas LCLDN Sapta Nirwandar menilai, musik menjadi identitas kolektif yang menjadi sarana ekspresi budaya bangsa. Atas dasar itulah, LCLDN selalu konsisten menghadirkan lomba lagu daerah.
“Ini bagian dari semangat menjadikan musik berbahasa daerah nusantara sebagai media untuk memperkuat semangat kebangsaan generasi bangsa,” kata Sapta saat ditemui di acara Grand Final LCLDN, di Gedung RRI, Jakarta, Kamis (21/12/2023) malam.
“Di samping itu, terkait dengan ekonomi kreatif, hal ini menjadi lokomotif bagi industri musik Indonesia. Untuk bersaing pentas dunia.” tambah Sapta. Dia mengharapkan, kegiatan lomba cipta lagu daerah oleh LCLDN mampu mewujudkan cita-cita luhur seluruh anak bangsa bahwa kearifan lokal nusantara, kekayaan bangsa dan keberagaman musikalitas lebih mendapat perhatian serius.
“Sangat takjub dan senang animo pencipta lagi berbagai daerah Indonesia ini sangat antusias. Terbukti dengan jumlah peserta (lomba LCLDN) yang meningkat tajam,” ucap Sapta.
Direktur Program dan Produksi LPP RRI Mistam mengatakan, lembaganya miliki peranan penting dalam menyampaikan informasi. Termasuk dalam penyelenggaraan Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023.
Mistam mengungkapkan, RRI harus mampu menjadi penyambung aspirasi masyarakat. Serta sebagai sabuk pengaman ketahanan budaya bangsa.
“RRI sangat mendukung penyelenggaraan LCLDN ini. Karena memiliki visi yang sama terutama dalam mengangkat kebhinekaan Indonesia melalui musik,” kata Mistam di tempat yang sama.
Berikut daftar para pemenang LCLDN 2023:
1. Freitsna Sopaheluwakan dengan lagu ciptaannya ‘Baku Kele’,
2. Eutimirius Lodha dengan ciptaan lagu ‘Papa Modhe’
3. Stephen Irianto Wally dengan ciptaan ‘Mahi Mahi Nebei Be M’Bai’
4. Daniel Yohansen Martin dengan ciptaan lagu ‘Arta Ta’
5. Ferdinand Soputan dengan ciptaan lagu ‘Si Tou Timou Tumou Tou’
6. I Gde Sudipta Chandanatha dengan ciptaan lagu ‘Pakeling’
7. Rizki Abdullah dengan ciptaan lagu ‘Sakentang Sakentung’
Sapta Nirwandar mengungkapkan bahwa Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara 2023 adalah bentuk Kebangkitan nasionalisme musik dari kebhinekaan Indonesia, berkarya dengan tradisi, bahasa dan karakteristik kebangsaan.
Sapta Nirwandar ( kedua dari kiri) saat jumpa pers sebelum malam final.
Musik tidak hanya memiliki fungsi hiburan dan fungsi ekonomi saja, musik juga memiliki keterkaitan erat untuk menjaga persatuan nasional dan gerakan kebangsaan.
Di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang begitu kaya kebangkitan nasionalisme musik ditandai dengan tumbuhnya semangat berkarya membuat komposisi musik dan lagu yang sesuai dengan tradisi, bahasa dan karakteristik kebangsaan mereka. Dapat dikatakan musik menjadi identitas kolektif yang menjadi sarana ekspresi budaya bangsa. tegas Sapta.
Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023 yang tahun ini diselenggarakan yang ke 7 (tujuh) kalinya, dengan semangat menjadikan musik berbahasa daerah nusantara sebagai media untuk memperkuat semangat kebangsaan generasi bangsa dan tidak ketinggalan dengan negara-negara industri musik dunia seperti Korea Selatan, Amerika dan Inggris Raya.
Musisi Dwiki Dharmawan, Produser & Direktur Musik dari LCLDN 2023 yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral PAPPRI menjelaskan bahwa dari 184 peserta yang merupakan pencipta lagu dari berbagai penjuru nusantara, panitia pelaksana sebelumnya telah mengumumkan dan merilis 12 nama Grand Finalis berdasarkan seleksi dan penilaian para dewan juri”.
Dwiki juga menyampaikan rasa syukurnya dengan adanya kerjasama dengan LPP RRI, yang memiliki kekuatan jaringan RRI yang menjangkau seluruh pelosok nusantara.
“Karya dari 12 Finalis LCLDN ini mewakili kearifan lokal Nusantara, baik kekayaan bahasa daerahnya, maupun kekayaan musiknya”.papar Trie Utami, sebagai salah seorang juri.
Sementara Ivan Nestorman salah satu anggota dewan juri lainnya menyatakan salut atas dukungan kegigihan panitia dan dukungan para sponsor yang selalu tanpa henti memberikan ruang untuk berkembangnya musik-musik berbahasa daerah nusantara.
Sapta Nirwandar menyampaikan bahwa setelah terhenti karena pandemic LCLDN dapat terlaksana kembali tahun ini. “Inisiasi penyelenggaraan LCLDN ini pada awalnya didukung oleh kebersamaan alumni SMA NamChe Yogyakarta, acara ini dari tahun ke tahun pernah melibatkan nama-nama dewan juri diantaranya alm Remy Sylado, alm. Sys NS dan alm. Ben’s Leo.
Namun untuk tahun 2023 ini, Dewan Jurinya adalah penyanyi dan penulis lagu Trie Utami, Dr. Helvy Tiana Rosa (Sastrawati, Produser dan Akademisi), Musisi Viky Sianipar, penulis lagu dan penyanyi Ivan Nestorman, ikon musik keroncong Sundari Sukotjo, dan Ivan Edbert dengan Produser dan Direktur Musik Dwiki Dharmawan”.
“Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara ini, bertujuan untuk melestarikan bahasa bahasa Nusantara melalui Musik dan Lagu. Dengan harapan, generasi muda kembali bangga dan memberikan apresiasinya terhadap Bahasa Daerah. Dan paling penting, mereka tetap mau menggunakannya sebagai bahasa sehari hari,” simpul Dr Helvy Tiana Rosa salah satu dewan juri LCLDN 2023 dalam testimoninya.
Dari kurasi dewan juri telah diputuskan 12 Nama Pencipta Lagu dengan 12 Bahasa Daerah, yang berhasil masuk sebagai Grand Finalis LCLDN 2023, yaitu;
(1) Daniel Yohansen Martin, – ‘Arta Ta’ – Batak, Sumatera Utara
(2) Ellysa Ramayanti – ‘Kalimantan Tengahku’ – Barito Utara, Kalimantan Tengah.
(3) Eutimirius Lodha – ‘Papa Modhe’ – Ngada, NTT.
(4) Ferdinand Soputan – ‘Si Tou Timou Tumou Tou’ – Minahasa, Sulawesi Utara.
(5) Freitsna Sopaheluwakan – ‘Baku Kele’ – Ambon, Maluku.
(6) I Gde Sudipta Chandanatha – ‘Pakeling’, Bali.
(7) Ibrahim Larengi – ‘Ngata Sanjobu Vatumbaso’ – Palu, Sulawesi Tengah.
(8) Irwansyah Noor J. Albari – ‘Jukung Tiung’, Banjar, Kalimantan Selatan.
(9) Nahwand Sona Alhamd – ‘Belitong Timur Negeri Puake’ – Melayu, Bangka Belitung.
(10) Rizki Abdullah – ‘Sakentang Sakentung’ – Tegal, Jawa Tengah.
(11) Sri Rahayu – ‘Kayoh’ – Nanggroe Aceh Darussalam.
(12) Stephen Irianto Wally – ‘Mahi Mahi Nebei Be M’Bai’ – Sentani, Papua.
“Kedepan kita semua berharap acara yang luar biasa ini, yang menjadi cita-cita luhur seluruh anak bangsa, bahwa kearifan lokal nusantara, kekayaan bahasa dan keragaman musikalitasnya, lebih mendapat perhatian serius dari semua pihak”, tandas Sapta Nirwandar.
Sementara Viky Sianipar menyatakan “Sangat takjub dan senang animo pencipta lagu berbagai daerah Indonesia ini sangat antusias terbukti dengan jumlah peserta yang meningkat tajam”. “Bravo Musik indonesi”! ujarnya.
“Pada malam Grand Final ini bintang tamu Timu Tiwa Choir, Fryda Lucyana, Lucky Octavian dan Ita Purnamasari. Acara ini disiarkan secara Live Streaming melalui RRI.Net.
.