TRANSPORTASI

Lion Air Rajai Pasar Penumpang Udara di Indonesia

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Grafik penumpang maskapai di Indonesia setiap tahun terus naik. Sepanjang 2017, setidaknya jumlah penumpang maskapai mencapai 109,385 juta orang. Angka ini meningkat 9,6 persen jika dibandingkan jumlah penumpang pada 2016 jumlah penumpangnya hanya 99,762 juta penumpang.

Data yang dihimpun Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhb mencatat jumlah penumpang domestik, pada tahun 2017 berjumlah 96.890.664 penumpang, meningkat 8,4% dibanding tahun 2016 yang berjumlah 89.385.365 penumpang. Sedangkan penumpang internasional 12.494.442 penumpang, meningkat 20,4% dibanding tahun 2016 yang berjumlah 10.377.246 penumpang.

“Market share penumpang domestik terbanyak masih dipegang oleh Lion Air dengan jumlah 33.131.053 penumpang atau 34%. Disusul Garuda Indonesia dengan 19.601.133 penumpang atau 20%,” papar Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso dalam keterangan yang diterima Bisniswisata.co.id, Jumat (16/3/2018).

Dilanjutkan market share penumpang Internasional terbanyak dipegang oleh Garuda Indonesia dengan 4.833.194 penumpang atau 39% dan disusul oleh Indonesia AirAsia dengan 3.273.758 penumpang atau 26%. Sementara itu untuk kargo udara, pada tahun 2017 tercatat sebesar 729.194 ton atau meningkat 1,8% dibanding tahun 2016 yang sebesar 715.936 ton.

Selain produksi maskapai nasional, Direktorat Angkutan Udara juga mencatat produksi maskapai internasional yang melakukan penerbangan ke Indonesia selama tahun 2017. Jumlah penumpang yang diangkut maskapai asing tersebut berjumlah 19.061.737 penumpang dengan jumlah kargo mencapai 384.936 ton.

Dijelaskan, Produksi penerbangan nasional baik penumpang maupun kargo pada tahun 2017 meningkat dibanding tahun 2016. Pada tahun 2017, jumlah total penumpang penerbangan Indonesia bahkan sudah melebihi angka 100 juta penumpang. Hal ini mengindikasikan dukungan penerbangan nasional untuk pariwisata serta pertumbuhan perekonomian nasional sangat besar dan berpengaruh.

“Kelancaran transportasi penduduk serta arus barang dan jasa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan. Dengan meningkatnya produksi sektor transportasi udara, berarti transportasi penduduk serta arus barang dan jasa juga semakin lancar. Hal tersebut mempunyai kontribusi positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional serta pariwisata karena bertambah banyaknya wisatawan asing yang datang ke Indonesia,” lontarnya.

Dengan tranportasi udara, pergerakan masyarakat serta barang dan jasa semakin bisa menjangkau ke seluruh pelosok tanah air dengan cepat mengingat saat ini sudah banyak dibangun bandara-bandara di daerah-daerah terluar, terdalam dan terpencil di seluruh Indonesia oleh Pemerintah, tambahnya.

Berikut daftar jumlah penumpang dan pangsa pasar maskapai di 2017 : Lion Air (33.131.053 atau 34 persen), Garuda Indonesia – (19.601.133 atau 20 persen), Citilink (12.229.188 atau 13 persen), Batik Air (10.079.902 atau 10 persen), Sriwijaya Air (9.745.162 atau 10 persen),

Disusul Wings Abadi (5.896.727 atau 6 persen), NAM Air (2.437.318 atau 3 persen), Indonesia AirAsia (1.087.946 afau 1 persen)Indonesia AirAsia Extra (1.033.969 afau 1 persen), Trigana Air Service (686.641 atau 1 persen), Travel Express (461.499), Kalstar Aviations (455.942), Transnusa (25.126) dan Asi Pujiastuti (19.058)

10 Penumpang dan pangsa pasar Internasional maskapai nasional tahun 2017: Garuda Indonesia (4.833.194 atau 39 persen), Indonesia AirAsia (3.273.758 atau 26 persen), Lion Air (2.234.970 atau 18 persen), Indonesia AirAsia Extra (1.256.037 atau 10 persen), Batik Air (499.012 atau 4 persen), Sriwijaya Air (283.936 atau 2 persen), Citilink (45.586), Travel Express (42.327) dan NAM Air – (25.622).

10 besar penumpang dan pangsa pasar maskapai asing tahun 2017: Airasia Berhard (2,713,612 atau 14.24 persen), Singapore Airlines – (2,085,777 atau 10.94 persen), Jetstar Airways (1,399,421 atau 7.34 persen), China Airlines (1,007,253 atau 5.28 persen), Cathay Pacific (978,178 atau 5.13 persen),

Kemudian Qatar Airways (950,120 atau 4.98 persen), Malindo Air (864,197 atau 4.53 persen), Jetstar Asia Airways (852,132 atau 4.47 persen), Saudi Arabian Airlines (660,539 atau 3.47 persen) dan Tiger Airways (648,280 atau 3.40 persen). (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto