SEMARANG, bisniswisata.co.id: Siapakah yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat di tengah ketakutan masyarakat dunia atas merebaknya virus Corona, Covid – 19 ?. Komunitas alumni adalah salah satunya yang tetap berwisata ke obyek wisata di tanah air, ungkap Tjipta Purwita, hari ini.
Tjipta Purwita, mantan Dirut PT Inhutani II ini mengatakan, pemerintah dan industri pariwisata Indonesia jangan hanya terfokus pada menjaring kunjungan wisatawan mancanegara tapi juga wisatawan nusantara atau wisnus.
” Orang yang berwisata itu butuh transportasi, akomodasi, kuliner, oleh-oleh dan jasa-jasa lainnya sehingga saat virus Corona mendunia maka sektor pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat karena memiliki multiplier effect yang luas, ujarnya.
Bersama teman-teman alumni Fakultas Kehutanan IPB angkatan 17, ujarnya, Tjipta bersama rombongan berwisata ke sejumlah obyek wisata di kota Semarang. Kehadiran komunitas alumninya di ibukota provinsi Jawa Tengah ini berdampak ekonomi yang positif.
“Kesan saya, Kota Semarang semakin bersih dan rapi. Saya salut dengan Bapak Walikota beserta jajarannya yang kreatif membangun kota Semarang, sehingga terasa asri dan enak dinikmati.
Di masa yang sulit seperti sekarang ini karena orang takut jalan jauh akibat “ancaman” Covid-19, memang lebih baik nikmati berwisata di rumah sendiri alias di tanah air sendiri, menjadi wisnus atau kerap di sebut wisatawan domestik yang lebih hemat tetapi tetap menyenangkan. Salah-satunya berwisata di Kota Semarang ini.
Tjipta Purwita mengaku sangat menikmati keindahan Kota Tua Semarang yang tak kalah dari kota tua Jakarta, Bandung bahkan Surabaya. Saat berwisata, dia dan komunitasnya tidak lagi hanya berkutat dengan persoalan banjir, tetapi banyak sudut-sudut asri dari sebuah kota yang enak untuk dinikmati dengan energi yang tak boros.
“Ayo kita jalan-jalan berwisata di negeri sendiri. Kalau perputaran ekonomi domestik tetap jalan, tak usah takut dengan ancaman resesi ekonomi karena fundamen ekonomi domestik kita kuat,” ungkapnya.
Masalahnya, mampukah kita menolong diri kita sendiri dengan memperkuat ekonomi domestik melalui aktivitas wisata, menikmati wisata kuliner, mengkonsumsi produk sendiri, dan masih banyak aktivitas lain yang menggunakan produk buatan anak bangsa sendiri ?
” Jawabannya pasti mampu, Insya Allah. Jadi beragam komunitas alumni, komunitas profesi, komunitas asosiasi rencanakan perjalanan wisata dalam waktu dekat untuk menyelamatkan perekonomian bangsa ini,” kata Tjipta Purwita.
Semarang sendiri memiliki berbagai jenis objek wisata yang wajib di explore jika sedang berlibur atau sedang berada di Semarang. Wisata itu antara lain berupa air terjun atau curug, danau atau waduk, situs peninggalan sejarah atau museum, spot- spot tempat hunting foto kekinian yang sangat instagramable, hingga wisata kuliner yang sangat memanjakan lidah.
Berwisata ke Semarang bukan lagi hanya menikmati kota lama, Lawang Sewu, Klenteng Sam Po Kong, Mesjid Agung Semarang saja. Untuk obyek wisata semua umur terutama warga senior bisa ke Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah.
Tempat ini berawal dari Pekan Raya Semarang (PRS) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Semarang pada tahun 1970. Lokasinya di Tegal Wareng di mana sekarang menyajikan hiburan masyarakat melihat taman mini Jawa Tengah, sekaligus menjadi ajang pameran produk-produk pembangunan daerah maupun swasta.
Di PPRP beragam komunitas di ibukota provinsi itu maupun kota-kota lain disekitarnya bisa menyelenggarakan event dan acara temu kangen lainnya karena tersedia beragam fasikitas gedung, spot-spot menarik seperti Grand Maerakaca yang dikelilingi oleh perairan danau buatan “Miniatur Laut Jawa” yang ditanami tanaman mangrove dan tersusun rapi dan indah bisa jadi spot foto favorit.
Bisa juga hadir Malam Minggon Maerakaca (M2M) merupakan sarana baru untuk warga Semarang menghabiskan waktu malam minggunya. Keindahannya terutama menjelang pergantian malam sudah tersohor dan banyak di posting di berbagai media sosial sehingga Tjipta mengajak seluruh masyarakat galakkan kegiatan wisata.