DENPASAR, bisniswisata.co.id: SAMPAI saat ini (3 Maret 2020), belum ada yang positif terjangkit COVID-19, dari 25 orang dalam pengawasan semuanya terbukti negative. Ada 2 WN Jepang (salah satunya sudah menunjukkan gejala kesembuhan), masih harus menunggu hasil lab. Demikian dipaparkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), saat memimpin rapat koordinasi kesiap-siagaan menghadapi virus Corona di ruang rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (3/3).
Pemrov Bali, juga menyiapkan skenario untuk mem-blok satu rumah sakit bilamana terjadi kejadian luar biasa kasus COVID_19. RS Universitas Udayana di Jimbaran, siap dengan kapasitas 100 pasien, lalu ada RS Bali Mandara berkapasitas 200 pasien. Rumah sakit di masing-masing kabupaten pun sudah memiliki fasilitas untuk isolasi pasien, lanjutnya.
Tempat tidur diruang isolasi yang disiapkan sampai saat ini, di RS Sanglah ada 18 tempat tidur (dengan 4 tempat tidur isolasi dilengkapi ruang bertekanan negatif standar WHO), di RS Sanjiwani Gianyar ada 3 ruang isolasi plus 9 tempat tidur dan RSUD Tabanan ada 7 tempat tidur (2 ruang isolasi).
Menurut Kadis Kesehatan dr I Ketut Suarjaya pasien dalam pengawasan (menunjukkan gejala, namun masih menunggu hasil lab,— red) di RS Sanglah ada 2 orang, di RS Tabanan 1 orang, di RS Mangusada ada 1, di RS Sanjiwani Gianyar ada 3 orang. Orang dalam pemantauan, jumlahnya 13 orang dominan karena sempat bepergian ke luar negeri namun tidak menunjukkan gejala seperti dimaksud. Jumlah kasus keseluruhan s/d tanggal 3 Maret 2020, pasien dalam pengawasan : 29 orang, 22 orang hasil lab nya negative, 7 orang menunggu hasil laboratorium.
Jumlah kasus dalam pengawasan hari ini (3 Maret 2020) di RSUP Sanglah 3 orang ( bayi 11 bulan warga jepang, seorang perempuan Indonesia seorang laki- laki dewasa warga Jepang. Di RSUD Sanjiwani Gianyar tercatat seorang perempuan warga rusia usia 34 tahun, seorang perempuan dan laki- laki warga Denmark. Di RSUD Wangaya tercatat seorang pasien laki- laki warga negara Indonesia.
“Kita tetap atensi resiko-resiko, terutama jika ada notifikasi dari negara-negara sahabat terkait warganya yang berkunjung ke Bali”, jelas dr I Ketut Suarjaya .
Demikian pula dengan kebersihan dan mekanisme alur penumbang di Bandara untuk mengantisipasi orang yang masuk ke Bali, juga sudah dilakukan dengan SOP benar dan maksimal, jadi tidak perlu kekhawatiran berlebih. Persiapan di Bandara Ngurah Rai : terpasang 3 thermo scanner, di Pelabuhan Benoa 1 thermo scanner, imbuhnya.