INTERNATIONAL PENDIDIKAN RISET

Kiat menjadi insan kamil yang ‘Cageur, Bageur, Pinter’

JAKARTA, bisniswisata.co.id: “Cageur, Bageur, Pinter” adalah istilah dalam bahasa Sunda yang merujuk pada tiga nilai utama dalam pendidikan karakter. Secara harfiah, istilah ini berarti sehat, berakhlak dan pintar atau cerdas.

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang memiliki karakter kuat dan mendapat pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas ? Pesantren di Bandung ada yang menjadi salah satu kawah candradimuka untuk pembentukan karakter, tepatnya di kota Jatinangor yang dikenal sebagai kota pendidikan.

Sejak tahun 1990 an Jatinangor, Subang, Jawa Barat memang menjadi kawasan pendidikan meliputi kampus Universitas Padjajaran.              ( UNPAD), Kampus Institut Pendidikan Dalam Negri (IPDN), IKOPIN, Universitas Winaya Mukti dan Institut Tekhnologi Bandung ( ITB) cabang Jarinangor

Nah, menempatkan anak di asrama dan di lingkungan yang mendukung pembelajaran
tentunya memiliki kelebihan tersendiri. Berada dalam lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang memiliki semangat belajar dan berlatar belakang akademik mendorong anak di dalam dan di luar asrama berada dalam lingkungan positif.

Ada Boarding school di Bandung ini yang mendorong santri untuk giat belajar dan berprestasi. Lingkungan seperti ini juga mengurangi gangguan dari hal-hal negatif, seperti pergaulan bebas atau budaya konsumtif sehingga keinginan untuk menanamkan Cageur, Bageur dan Pinter bisap terwujud jika dijalankan dengan konsisten.

Ketiga nilai ini merupakan prinsip pendidikan karakter yang menekankan keseimbangan antara kesehatan fisik, moral yang baik, dan kecerdasan. Prinsip ini bertujuan untuk membentuk pribadi yang sehat, berakhlak mulia, dan cerdas, yang nantinya dapat menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi positif.

Cageur berarti sehat, baik secara fisik maupun mental. Ini mencakup kesejahteraan tubuh dan pikiran, serta kemampuan menjaga kesehatan diri. Dalam konteks pendidikan karakter, cageur menggambarkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran sebagai pondasi dasar kehidupan yang produktif.

Bageur atau berarti baik atau berakhlak mulia. Bageur artinya baik hati atau memiliki akhlak yang baik. Nilai ini berhubungan dengan sikap dan perilaku yang positif, seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain. Bageur mencerminkan nilai etika dan moral yang penting dalam berinteraksi dengan sesama.

Sedangkan Pinter atau pintar adalah cerdas.
Pinter berarti cerdas atau pintar, baik dalam ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Ini mencakup kemampuan intelektual, pemahaman yang luas, serta kemampuan berpikir kritis. Pinter juga mencerminkan pentingnya terus belajar, mengembangkan diri, dan mencapai prestasi.

Tinggal di pesantren di zaman sekarang menawarkan berbagai manfaat yang relevan dengan perkembangan zaman. Malah pendidikan di pesantren Al Ma’soem misalnya, tetap formal, bukan belajar agama melulu.

Pesantren Al Ma’soem, Japtinangor, Bandung 

Siswa belajar agama hanya setelah
maghrib sampai jam 20.00 sehingga mereka memiliki sisa waktu untuk berinteraksi dengan pengurus dan penghuni pesantren lainnya, membangun persaudaraan yang kuat.

Hidup di pesantren memang memupuk siswa untuk menguatkan jaringan sosial dan persaudaraan. Pesantren menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat antara santri. Ini menciptakan jaringan sosial yang luas, yang dapat bermanfaat ketika mereka memasuki dunia kerja atau kehidupan sosial di masa depan.

Hal inilah yang diteladani oleh Rasulullah SAW dalam membangun jaringan sosial yang kuat. Beliau menjalin hubungan dengan berbagai suku dan kelompok, membangun ikatan persaudaraan di antara sahabat, dan selalu mengedepankan toleransi serta saling menghormati.

Mengikuti teladan Rasulullah berarti menanamkan nilai persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari. Pesantren Al Ma’soem nampaknya sangat menyadari hal ini apalagi secara keseluruhan Islam memandang jaringan sosial dan persaudaraan sebagai sarana memperkuat iman, menjaga keharmonisan, dan membangun masyarakat yang saling peduli serta penuh kasih sayang.

Mempersiapkan anak menghadapi hidup di era VUCA memang tidak mudah.VUCA merupakan gabungan situasi, mulai dari volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas).

Dunia yang kita hidupi sekarang, dimana perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan ini.

Nah, kemandirian dan tanggung jawab
hidup di pesantren membiasakan santri untuk mandiri karena jauh dari orang tua. Mereka belajar mengatur waktu, mengurus kebutuhan sendiri, dan bertanggung jawab atas diri mereka, yang sangat penting dalam dunia modern yang menuntut kemampuan manajemen diri.

Soal pembentukan akhlak dan karakter sudah tidak diragukan lagi karena pesantren dikenal fokus pada pembentukan akhlak, moral, dan disiplin. Dalam lingkungan pesantren, santri belajar nilai-nilai seperti kejujuran, kemandirian, dan ketekunan. Hal ini sangat penting di tengah pergeseran nilai di masyarakat yang cepat berubah.

Ingin membantu anak memiliki pemahaman agama yang kuat dan bisa menjadi pegangan hidup dan panduan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dengan motto Cageur, Bageur dan Pinter ?.

Tengoklah Yayasan Pendidikan Al ma’soem yang beralamat di Jln. Raya Cipacing No. 22 RT 01 RW 05 Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Sumedang. Dengan menggabungkan pendidikan agama dan keterampilan modern, pesantren menawarkan lingkungan belajar yang lengkap bagi santri untuk menjadi pribadi yang religius, berpengetahuan, mandiri, dan pastinya  siap menghadapi tantangan zaman.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)